Inggris, Amerika, Jerman, dan Prancis Bersatu Salahkan Rusia

Reporter

Tempo.co

Editor

Budi Riza

Jumat, 16 Maret 2018 13:16 WIB

Asisten Komisaris Kepolisian Metropolitan, Mark Rowley bersama dengan Chief Medical Officer Sally Davies, memberi pernyataan pers mengenai Sergei Skripal dan putrinya Yulia yang diracuni di pusat Salisbury, Inggris, 7 Maret 2018. REUTERS/Henry Nicholls

TEMPO.CO, Jakarta - Para pemimpin Inggris, Amerika Serikat, Jerman, dan Prancis mengeluarkan pernyataan bersama mengutuk penyerangan terhadap eks intel Sergei Skripal di Salisbury menggunakan racun saraf Novichok sebagai serangan terhadap kedaulatan Inggris.

Mereka menyatakan Rusia diduga kuat berada di balik penyerangan terhadap bekas intelnya yang tinggal di Inggris itu. Pernyataan bersama ini dikeluarkan Perdana Menteri Inggris Theresa May, Presiden Amerika Serikat Donald Trump, Kanselir Jerman Angela Merkel, dan Presiden Prancis Emmanuel Macron.

Baca: Rusia: Tudingan PM Inggris Soal Racun Saraf Perbuatan Gila

Rilis pernyataan ini, menurut media Guardian, disampaikan kantor PM Inggris, Downing Street, kepada media sebagai bagian dari upaya Inggris menggalang dukungan internasional. PM Inggris juga mengunjungi Salisbury untuk mengecek langsung kondisi di lapangan.

Baca: Lagi, Warga Rusia Musuh Putin Ditemukan Tewas di Inggris

Advertising
Advertising

Mantan intelijen Rusia dan Inggris, Sergei Skripal, sekarat akibat terkena zat tak dikenal di Inggris [Independent.co.uk/AP]

Seperti dilansir Reuters, Prancis awalnya agak ragu untuk mendukung posisi Inggris bahwa Rusia adalah pihak yang disalahkan untuk penyerangan ini. Saat itu, Prancis mengatakan ingin mendapat bukti yang jelas lebih dulu.

"Semuanya menunjukkan tanggung jawab soal ini berada di Rusia dan penyelidikan soal ini oleh intelijen Inggris dibagi kepada intelijen Prancis, yang mengkonfirmasi hasilnya," kata Macron kepada pers, Kamis, 15 Maret 2018.

Macron melanjutkan, "Prancis mengecam serangan ini di wilayah negara sekutu dan saya ingin menunjukkan solidaritas saya kepada Theresa May."

Sergei Skripal dan putrinya ditemukan dalam keadaan sekarat di sebuah pusat perbelanjaan di Salisbury karena terkena racun Novichok, yang merupakan buatan militer Rusia. Inggris lalu mengusir 23 orang diplomat Rusia, yang disebut sebagai mata-mata.

Pemerintah Rusia membantah terlibat dalam serangan ini dan meminta akses kepada Inggris untuk memeriksa langsung peristiwa ini, termasuk sampel racun yang digunakan. Rusia menyatakan menyiapkan balasan atas pengusiran diplomatnya itu.

Berita terkait

5 Fakta menarik Hot Dog, Dibawa ke Luar Angkasa hingga Harga Mencapai Puluhan Juta

3 jam lalu

5 Fakta menarik Hot Dog, Dibawa ke Luar Angkasa hingga Harga Mencapai Puluhan Juta

Sebagai makanan cepat saji yang populer, hot dog memiliki bulan perayaan nasional. Untuk merayakannya sebuah restoran di New York menjual hot dog seharga 37 juta rupiah

Baca Selengkapnya

Inggris akan Bangun Tugu Peringatan bagi Tentara Muslim Pahlawan Perang Dunia

5 jam lalu

Inggris akan Bangun Tugu Peringatan bagi Tentara Muslim Pahlawan Perang Dunia

Inggris membangun tugu peringatan perang untuk jutaan tentara Muslim yang bertugas bersama pasukan Inggris dan Persemakmuran selama dua perang dunia

Baca Selengkapnya

Mengenal Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS

6 jam lalu

Mengenal Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS

Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS merupakan pesawat luar angkasa raksasa yang mengorbit mengelilingi bumi demi tujuan-tujuan ilmiah.

Baca Selengkapnya

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

19 jam lalu

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

Kementerian Luar Negeri Rusia mengancam negara-negara Barat akan mendapat balasan tegas jika aset-aset Rusia yang dibekukan, disita

Baca Selengkapnya

Panglima Militer Ukraina Akui Terseok-seok Hadapi Serangan Rusia

20 jam lalu

Panglima Militer Ukraina Akui Terseok-seok Hadapi Serangan Rusia

Panglima Militer Ukraina mengakui pihaknya menghadapi kesulitan dalam memerangi Rusia.

Baca Selengkapnya

Irlandia Kewalahan Hadapi Naiknya Jumlah Imigran

1 hari lalu

Irlandia Kewalahan Hadapi Naiknya Jumlah Imigran

Dampak dari diloloskannya RUU Safety of Rwanda telah membuat Irlandia kebanjiran imigran yang ingin meminta suaka.

Baca Selengkapnya

Eks Diplomat Inggris: AS Panik Drone Rusia Hancurkan Tank Abrams Ukraina

1 hari lalu

Eks Diplomat Inggris: AS Panik Drone Rusia Hancurkan Tank Abrams Ukraina

Percepatan bantuan militer senilai US$6 miliar ke Ukraina mencerminkan kepanikan yang dirasakan oleh pemerintahan Joe Biden dan Kongres AS

Baca Selengkapnya

WSJ: Putin Mungkin Tak Perintahkan Pembunuhan Navalny

1 hari lalu

WSJ: Putin Mungkin Tak Perintahkan Pembunuhan Navalny

Badan-badan intelijen AS sepakat bahwa presiden Rusia mungkin tidak memerintahkan pembunuhan Navalny "pada saat itu," menurut laporan.

Baca Selengkapnya

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

2 hari lalu

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

Raja Charles III sudah mendapat izin dari tim dokter untuk kembali bertugas setelah menjalani pengobatan kanker.

Baca Selengkapnya

ByteDance Pilih Tutup TikTok di AS jika Opsi Hukum Gagal

2 hari lalu

ByteDance Pilih Tutup TikTok di AS jika Opsi Hukum Gagal

TikTok berharap memenangkan gugatan hukum untuk memblokir undang-undang yang ditandatangani oleh Presiden Joe Biden.

Baca Selengkapnya