Presiden Duterte Yakin Tidak Akan Dihukum ICC

Reporter

Suci Sekarwati

Editor

Budi Riza

Kamis, 8 Maret 2018 07:01 WIB

Ekspresi Presiden Filipina, Rodrigo Duterte saat mendeklarasikan pembebasan kota Marawi, Filipina, 17 Oktober 2017. Militer Filipina berhasil membebaskan Marawi setelah hampir 5 bulan dikuasai kelompok militan Maute. AP Photo/Bullit Marquez

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Filipina Rodrigo Duterte menolak yurisdiksi Pengadilan Kriminal Internasional atau ICC untuk mengadilinya dalam kasus penembakan (extra judicial killing) atas ribuan para pengguna dan pegedar narkoba di negara itu.

“Anda tidak memiliki yuridiksi atas diri saya, tidak dalam jutaan tahun. Percayalah, mereka (ICC) tidak akan pernah bisa berharap memiliki yuridiksi atas diri saya,” kata Duterte dalam pidatonya Selasa malam, 6 Maret 2018, seperti dikutip dari Reuters.

Baca: Bunuh Ribuan Orang dalam Perang Narkoba, Duterte Tetap Populer

Advertising
Advertising

Puluhan mantan pengguna napza yang tergabung dalam Persaudaraan Korban NAPZA Indonesia melakukan aksi unjuk rasa, di depan Kedutaan Besar Filipina, Jakarta, 11 Oktober 2016. Menurut merka, tindakan Duterte pada pengguna narkoba dianggap melanggar Hak Asasi Manusia. TEMPO/Imam Sukamto

Pernyataan Duterte itu terkait terkait sikap ICC, yang pada Februari lalu menyatakan telah memulai evaluasi atas laporan mengenai kebijakan pembunuhan ekstra judisial itu dan apakah kejahatan-kejahatan yang dilakukan Duterte selama ini termasuk dala kategori kejahatan atas kemanusiaan.

Juru bicara kepresidenan Filipina, Harry Roque, memprediksikan ICC tidak akan menemukan adanya yurisdiksi di Filipina dan tidak ada kejahatan untuk diselidiki lembaga itu.

Duterte dikenal sebagai pemimpin yang temperamental dan telah diadukan oleh sejumlah pengacara-pengacara Filipina ke ICC dengan tuduhan melakukan ‘praktik’ pembunuhan dalam 19 bulan kampanye perang melawan narkoba.

Duterte sebelumnya menyebut ICC sebagai lembaga yang tidak berguna dan hipokrit. Komentar-komentar kasar Duterte seperti ini, telah menimbulkan keresahan di kalangan masyarakat Filipina hingga memunculkan upaya melawan Duterte.

Baca: ICC Memeriksa Pengaduan Atas Duterte Soal Extrajudicial Killing

Meski mengecam tindakan ICC, namun Duterte menyatakan akan membuka pintu bagi segala bentuk penyidikan oleh ICC dan PBB. ICC adalah sebuah lembaga peradilan pada tingkat akhir dan satu-satunya tingkat ketika sebuah pemerintahan tidak memiliki itikad atau memiliki ketidakmampuan menyelidiki dan mengadili sebuah tindak kejahatan yang menimbulkan keresahan luas di masyarakat.

Berita terkait

Partai Komunis Vietnam Tunjuk Kepala Kepolisian sebagai Presiden yang Baru

3 jam lalu

Partai Komunis Vietnam Tunjuk Kepala Kepolisian sebagai Presiden yang Baru

Partai Komunis Vietnam menunjuk Kepala kepolisian To Lam sebagai presiden Vietnam yang baru lewat sebuah perombakan kepemimpinan secara besar-besaran.

Baca Selengkapnya

Prabowo akan Anggarkan Rp 16 Triliun per Tahun untuk IKN, Kementerian PUPR: Sisanya dari Investor

1 hari lalu

Prabowo akan Anggarkan Rp 16 Triliun per Tahun untuk IKN, Kementerian PUPR: Sisanya dari Investor

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) tanggapi rencana Prabowo Subianto alokasikan Rp 16 triliun per tahun untuk IKN.

Baca Selengkapnya

Pemprov Kaltim Siapkan 16 Sapi Kurban Bantuan Presiden Jokowi

1 hari lalu

Pemprov Kaltim Siapkan 16 Sapi Kurban Bantuan Presiden Jokowi

Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur menyiapkan 16 sapi kurban bantuan Presiden Jokowi.

Baca Selengkapnya

Tidak Cukup Sri Mulyani, Jokowi akan Turun Tangan Selesaikan Persoalan Bea Cukai

4 hari lalu

Tidak Cukup Sri Mulyani, Jokowi akan Turun Tangan Selesaikan Persoalan Bea Cukai

Bea Cukai terus menuai kecaman publik karena dianggap berkinerja buruk. Sri Mulyani belum berhasil menangani. Kini Jokowi turun tangan.

Baca Selengkapnya

Jaksa Interogasi Pendeta Pemberi Hadiah Tas Mewah Ibu Negara Korea Selatan

5 hari lalu

Jaksa Interogasi Pendeta Pemberi Hadiah Tas Mewah Ibu Negara Korea Selatan

Kejaksaan Korea Selatan menginterogasi pendeta yang diam-diam merekam dirinya menyerahkan tas tangan mewah merk Dior kepada Ibu Negara Kim Keon Hee

Baca Selengkapnya

Tahan Bantuan Senjata ke Israel, Biden Terancam Dimakzulkan Anggota DPR AS

7 hari lalu

Tahan Bantuan Senjata ke Israel, Biden Terancam Dimakzulkan Anggota DPR AS

Anggota DPR AS dari Partai Republik, Cory Mills, pada Jumat mengatakan telah mengajukan pasal pemakzulan terhadap Presiden Joe Biden.

Baca Selengkapnya

Bapanas Siapkan Revisi Aturan Cadangan Pangan untuk Atasi Kemiskinan Ekstrem

7 hari lalu

Bapanas Siapkan Revisi Aturan Cadangan Pangan untuk Atasi Kemiskinan Ekstrem

Bapanas siapkan revisi Perpres mengenai Penyelenggaraan Cadangan Pangan Pemerintah untuk atasi kemiskinan ekstrem.

Baca Selengkapnya

Pembentukan Pansel Pimpinan dan Dewas KPK, Novel Baswedan Sebut Ujian Terakhir Bagi Jokowi Berantas Korupsi

8 hari lalu

Pembentukan Pansel Pimpinan dan Dewas KPK, Novel Baswedan Sebut Ujian Terakhir Bagi Jokowi Berantas Korupsi

Mantan penyidik senior KPK Novel Baswedan mengatakan pembentukan panitia seleksi ini merupakan ujian terakhir bagi pemerintahan Presiden Jokowi.

Baca Selengkapnya

Apindo Berharap Kabinet Prabowo-Gibran Bisa Kerja Sama dengan Pengusaha

8 hari lalu

Apindo Berharap Kabinet Prabowo-Gibran Bisa Kerja Sama dengan Pengusaha

Apindo berharap para menteri Kabinet Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka nanti profesional dan bisa kerja sama dengan pengusaha.

Baca Selengkapnya

Menjelang Pelantikan Presiden, Kapal Perang Amerika Serikat Berlayar Melintasi Selat Taiwan

9 hari lalu

Menjelang Pelantikan Presiden, Kapal Perang Amerika Serikat Berlayar Melintasi Selat Taiwan

Kapal perang Amerika Serikat berlayar melintasi Selat Taiwan pada Rabu, 8 Mei 2024, atau kurang dari dua pekan sebelum presiden Taiwan yang baru

Baca Selengkapnya