Senat Florida Amerika Naikkan Batas Umur Pembeli Senjata Api
Reporter
Non Koresponden
Editor
Budi Riza
Selasa, 6 Maret 2018 16:49 WIB
TEMPO.CO, Florida- Senat negara bagian Florida, Amerika Serikat, menyetujui amandemen undang-undang mengenai senjata api pada Senin, 5 Maret 2018, pasca penembakan massal yang menewaskan 17 orang di sekolah menengah Marjory Stoneman Douglas, Parkland, Florida, pada 14 Februari 2018.
Saat itu, pelaku bernama Nikolas Cruz, 19 tahun, menembak mati 14 orang siswa dan tiga orang staf sekolah menggunakan senapan serbu semiotomatis AR-15, yang banyak di jual untuk publik di Amerika.
Baca: Penembakan Massal di Amerika, 17 Siswa Sekolah Tewas
Peraturan baru hasil amandemen UU ini menaikkan batas umur minimum pembeli senjata dan ada waktu tenggang tiga hari untuk pembelian.
"Para senator menyetujui amandemen undang-undang ini setelah ketentuan untuk mempersenjatai semua guru dihapus," begitu dilansir Reuters, 6 Maret 2018. Penghapusan ketentuan soal mempersenjatai semua guru itu dilakukan agar UU ini mendapat dukungan lebih luas dari para orang tua, para penegak hukum, legislator dari kedua partai, dan Gubernur Florida, Rick Scott, yang menolak ide itu.
Baca: Jelang Penembakan Massal Amerika, Nikolas Cruz Bilang Ini
UU ini mengatur batas minimum umur pembeli senjata adalah 21 tahun. Saat ini, batas umur minimum nasional untuk pembeli senjata adalah 21 tahun. Namun, seorang bisa membeli senapan meski baru berumur 18 tahun di Florida dan tanpa dikenai batas waktu tiga hari. Menurut petugas, Nikolas Cruz masih berusia 18 tahun saat membeli senapan AR-15.
Saat ini, UU ini akan dibahas di DPR Florida, yang juga dikontrol Partai Republik. Pengesahan UU ini di Senat Florida menunjukkan kegagalan lobi kelompok Asosiasi Senapan Nasional (NRA), yang menolak penambahan batas umur minimum untuk pembeli senjata dan pengenaan waktu tunggu tiga hari.
Juru bicara gubernur Florida, Amerika, mengatakan gubernur akan mengevaluasi versi final dari amandemen ini. Gubernur Rick Scott merupakan kandidat yang mendapat dukungan kuat dari NRA saat pilkada setempat. "Gubernur menolak mempersenjatai para guru," kata Lauren Schenone, yang menjadi juru bicara.