Putra Mahkota Saudi Dukung Hak Palestina di Yerusalem Timur

Reporter

Yon Yoseph

Editor

Budi Riza

Minggu, 4 Maret 2018 20:49 WIB

Mohammad bin Salman bin Abdulaziz Al Saud. independent.co.uk

TEMPO.CO, Jakarta - Situs berita Palestina, Wafa, melaporkan Putera Mahkota Arab Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman (MBS) menulis surat kepada Presiden Otoritas Palestina, Mahmoud Abbas. Isi surat itu berupa dukungan pemerintah Arab Saudi untuk hak sah Palestina memiliki ibu kota di Yerusalem Timur.

"Putera mahkota Arab Saudi ini menegaskan dalam suratnya bahwa masalah Palestina adalah kepentingan khusus dan sangat penting dan prioritas bagi Kustodian Dua Masjid Suci, Raja Salman bin Abdel Aziz," demikian diberitakan media Wafa seperti dilansir media Israel, Jerusalem Post, pada Ahad, 4 Maret 2018.

Baca: Arab Saudi: Harus Diakui, Yerusalem Timur Ibu Kota Palestina

Advertising
Advertising

Wafa melaporkan MBS juga menekankan tekad Kerajaan Arab Saudi untuk mendukung isu Palestina dan rakyat Palestina mendapatkan hak-hak mereka yang sah, termasuk di Yerusalem timur.

Laporan surat kabar Wafa sangat kontras dengan laporan lain dalam beberapa bulan terakhir, yang memberitakan MBS telah mengadopsi sebuah posisi dalam proses perdamaian Israel-Palestina yang bias dengan mendukung sikap Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu.

Baca: Kunjungan Putra Mahkota Arab Saudi ke Israel, Bicara Apa

Sebelumnya, seperti diberitakan New York Times dan media lainnya, Mohammed menginformasikan kepada Abbas tentang rincian rencana perdamaian Amerika yang akan datang. Sebagian besar isi rencana itu tidak menguntungkan orang Palestina dan dia dikabarkan memberi tekanan kepada Abbas untuk mau menerimanya.

Pejabat Saudi, Palestina dan Amerika, bagaimanapun, telah membantah laporan ini.

Dalam suratnya, Mohammed juga mengatakan perubahan baru-baru ini terhadap kebijakan AS di Yerusalem tidak akan mengubah atau melanggar hak orang-orang Palestina.

Pada 6 Desember 2017, Presiden AS Donald Trump secara mengejutkan mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel dan memulai relokasi Kedutaan Besar Amerika di Tel Aviv ke kota suci tiga agama Abraham itu. Keputusan yang melanggar kebijakan Amerika selama puluhan tahun mengundang protes dari sluruh dunia, khususnya umat Islam.

Sejak Trump mengumumkan keputusannya, Abbas menyatakan orang-orang Palestina tidak akan lagi bekerja sama dengan proses perdamaian yang dipimpin Amerika dan meminta proses perdamaian dimediasi secara multilateral sebagai pengganti peran AS.

Arab Saudi, seperti banyak negara Arab lainnya, mengkritik keputusan Trump namun belum melakukan tindakan balasan terhadap.

Berita terkait

Pengakuan Palestina sebagai Negara Berdaulat akan Jadi Pukulan Telak bagi Israel

4 jam lalu

Pengakuan Palestina sebagai Negara Berdaulat akan Jadi Pukulan Telak bagi Israel

Menteri Luar Negeri Turkiye sangat yakin pengakuan banyak negara terhadap Palestina sebagai sebuah negara akan menjadi pukulan telak bagi Israel

Baca Selengkapnya

Retno Marsudi Singgung Isu Palestina di KTT OKI

7 jam lalu

Retno Marsudi Singgung Isu Palestina di KTT OKI

Retno Marsudi mengingatkan seluruh negara anggota OKI berutang kemerdekaan kepada rakyat Palestina.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

11 jam lalu

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

Mahasiswa Irlandia mendirikan perkemahan di Trinity College Dublin untuk memprotes serangan Israel di Gaza.

Baca Selengkapnya

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

23 jam lalu

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

Israel belum menyampaikan kepada pemerintahan Presiden Amerika Serikat Joe Biden ihwal "rencana komprehensif" untuk melakukan invasi terhadap Rafah.

Baca Selengkapnya

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

1 hari lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Israel Berencana Usir Warga Palestina dari Rafah ke Pantai Gaza

1 hari lalu

Israel Berencana Usir Warga Palestina dari Rafah ke Pantai Gaza

Israel berencana mengusir warga Palestina keluar dari Kota Rafah di selatan Gaza ke sebidang tanah kecil di sepanjang pantai Gaza

Baca Selengkapnya

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

1 hari lalu

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

Sejauh ini, 30 anak telah meninggal karena kelaparan dan kehausan di Gaza akibat blokade total bantuan kemanusiaan oleh Israel

Baca Selengkapnya

Belgia Kecam Intimidasi Israel dan AS terhadap ICC

1 hari lalu

Belgia Kecam Intimidasi Israel dan AS terhadap ICC

Kementerian Luar Negeri Belgia mengatakan pihaknya "mengutuk segala ancaman dan tindakan intimidasi" terhadap Pengadilan Kriminal Internasional (ICC)

Baca Selengkapnya

Ratusan Mahasiswa Universitas Indonesia Gelar Aksi Simbolik UI Palestine Solidarity Camp

1 hari lalu

Ratusan Mahasiswa Universitas Indonesia Gelar Aksi Simbolik UI Palestine Solidarity Camp

Ratusan mahasiswa Universitas Indonesia menggelar aksi solidaritas bagi warga Palestina dan mahasiswa di Amerika yang diberangus aparat.

Baca Selengkapnya

Hamas dan CIA Bahas Gencatan Senjata Gaza di Kairo

1 hari lalu

Hamas dan CIA Bahas Gencatan Senjata Gaza di Kairo

Para pejabat Hamas dan CIA dijadwalkan bertemu dengan mediator Mesir di Kairo untuk merundingkan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya