TEMPO.CO, Jakarta - Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz al-Saud menegaskan kembali sikapnya bahwa Kerajaan komit mengakui Negara Palestina dengan ibu kota Yerusalem Timur.
Menurut Raja Salman, Palestina memiliki hak atas Kota Yerusalem Timur yang dicaplok Israel.
Baca: Oposisi Turki: Kota Yerusalem Ibu Kota Palestina
PM Israel Netanyahu dan Raja Salman. REUTERS
Laporan Al Jazeera, Kamis, 14 Desember 2017, menyebutkan penegasan Raja Salman itu untuk menanggapi keputusan Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada Rabu pekan lalu, yang mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel, dan akan memindahkan kantor kedutaannya dari Tel Aviv.
Sikap tegas Raja Salman tersebut disampaikan di depan anggota Dewan Syura Kerajaan di Riyadh pada Rabu, 13 Desember 2017, yang disiarkan televisi secara nasional, menyusul KTT Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) di Istanbul, Turki, Rabu.
Sedangkan dalam pidato pembukaan pertemuan KTT OKI di Istanbul, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan meminta kepada dunia agar mengakui Yerusalem Timur sebagai ibu kota Palestina.
Pada pertemuan kemarin, Arab Saudi selaku tuan rumah kantor Sekretariat Jenderal OKI hanya mengirimkan seorang pejabat senior di Kementerian Luar Negeri.
Warga berbuka puasa bersama di depan Masjid Al Aqsa di Kota Lama Yerusalem (Yerusalem Timur), Palestina, 20 Juni 2017. Lebih dari Rp2 milyar "hadiah Ramadan" yang dikirim kaum muslim Indonesia telah disalurkan kepada warga Palestina. ANTARA FOTO
"Kami meminta persoalan Palestina diselesaikan melalui solusi politik. Yang paling penting adalah rakyat Palestina mendapatkan haknya dan Yerusalem Timur diakui sebagai ibu kota Palestina," kata Raja Salman.
Baca: Turki: Dunia Harus Mengakui Yerusalem Timur Ibu Kota Palestina
Raja Salman menegaskan, keputusan Presiden Trump sangat bias dan melawan hak rakyat Palestina di Yerusalem yang dijamin oleh resolusi internasional.
"Saya ulangi, Kerajaan mengutuk keras dan sangat menyesalkan keputusan
Amerika Serikat mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Keputusan tersebut telah menghapus hak sejarah rakyat Palestina di Yerusalem," ujar Raja Salman.