Rezim Kim Jong Un Bakal Balas Trump jika Gelar Latihan Perang?

Editor

Budi Riza

Minggu, 4 Maret 2018 11:49 WIB

Sebuah kereta karnaval terlihat menghadirkan patung bergambarkan Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Pemimpin Korea Utara, Kim Jong saat diikutsertakan dalam pawai di Torres Vedras, Portugal, 11 Februari 2018. REUTERS/Pedro Nunes

TEMPO.CO, Pyongyang – Rezim Korea Utara pimpinan Kim Jong Un mengancam akan membalas tindakan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, jika negara itu menggelar kembali latihan perang gabungan dengan Korea Selatan.

Pemimpin negara itu, lewat media resmis KCNA, mengatakan latihan perang itu hanya merusak upaya rekonsiliasi di kawasan Semenanjung Korea.

Korea Utara juga menyatakan tidak akan mengemis Amerika agar mau berunding soal program nuklir dan rudal misil negara itu.

Advertising
Advertising

Baca: 4 Persamaan Kim Jong Un dan Bashar al Assad yang Jarang Diketahui

“Jika Amerika akhirnya menggelar latihan militer gabungan sambil mengenakan berbagai sanksi terhadap DPRK, maka DPRK bakal membalas Amerika dengan caranya sendiri. AS juga akan diminta bertanggung jawab atas semua konsekuensi lanjutan yang terjadi,” begitu pernyataan yang dilansir kantor berita resmi Korea Utara, KCNA, seperti dilansir Reuters, Sabtu, 3 Maret 2018.

DPRK merupakan singkatan dari Democratic People’s Republic of Korea.

Tiga kapal induk Amerika Serikat, USS Nimitz, USS Ronald Reagan, dan USS Theodore Roosevelt, bersama gugus tempurnya mengikuti latihan bersama antara Amerika dan Korea Selatan di perairan Jepang, pada 12 November 2017. Latihan ini disebut sebagai peringatan terhadap Korea Utara. South Korea Defense Ministry via AP

Baca: Kim Jong Un Undang Presiden Korea Selatan Ke Korea Utara

Pada 23 Februari 2018, pemerintah Amerika mengenakan sanksi sepihak terbesar terhadap Korea Utara. Sanksi itu berupa pengumuman daftar hitam atas 27 perusahaan dan 28 kapal serta satu individu asal Taiwan, yang diduga melakukan transaksi ekonomi dengan Korea Utara. Dua perusahaan asal Cina juga terkena daftar hitam ini, yang membuat Beijing meradang.

Trump mengatakan akan masuk ke Fase Kedua jika Korea Utara tidak bisa 'dilumpuhkan' dengan sanksi ekonomi agar mau menanggalkan semua program senjata pemusnah massal buatannya.

Rudal Hwasong-15 Korea Utara yang diklaim menjangkau daratan Amerika. Kredit: Daily Mail

Rezim Korea Utara mengulangi pernyataannya untuk bersedia berunding dengan Amerika tapi tanpa terikat dengan persyaratan penduluan. Sebaliknya, Gedung Putih menyatakan setiap upaya perundingan dengan Korea Utara harus berujung pada perlucutan semua senjata nuklir dan rudal balistik negara komunis itu.

Seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri Korea Utara mengatakan kepada media KCNA bahwa,”Kami tidak akan mengemis untuk dialog atau menghindari opsi militer yang diklaim akan dilakukan AS.”

Jubir ini menyalahkan AS atas semua masalah termasuk jika terjadi konfrontasi militer di Semenanjung Korea. Kim Jong Un berulang kali menyatakan siap menekan tombol rudal nuklir jika merasa negaranya diserang.

Berita terkait

Ini Agenda Masa Jabatan Kedua Trump, termasuk Deportasi Massal

2 hari lalu

Ini Agenda Masa Jabatan Kedua Trump, termasuk Deportasi Massal

Donald Trump meluncurkan agenda untuk masa jabatan keduanya jika terpilih, di antaranya mendeportasi jutaan migran dan perang dagang dengan Cina.

Baca Selengkapnya

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

5 hari lalu

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

Hakim yang mengawasi persidangan pidana uang tutup mulut Donald Trump mendenda mantan presiden Amerika Serikat itu sebesar US$9.000 atau karena Rp146

Baca Selengkapnya

Adik Kim Jong Un Umumkan Korea Utara sedang Bangun Militer Besar-besaran

12 hari lalu

Adik Kim Jong Un Umumkan Korea Utara sedang Bangun Militer Besar-besaran

Adik Kim Jong Un memastikan negaranya akan terus membangun kekuatan militer besar-besaran dan terkuat untuk melindungi kedaulatan dan perdamaian

Baca Selengkapnya

Seorang Pria Bakar Diri di Luar Gedung Pengadilan Saat Trump Disidang

16 hari lalu

Seorang Pria Bakar Diri di Luar Gedung Pengadilan Saat Trump Disidang

Seorang pria membakar dirinya di luar gedung pengadilan New York tempat persidangan uang tutup mulut bersejarah Donald Trump.

Baca Selengkapnya

Kim Jong Un Rilis Lagu Baru, Puji Dirinya Ayah yang Ramah

17 hari lalu

Kim Jong Un Rilis Lagu Baru, Puji Dirinya Ayah yang Ramah

Pemimpin otoriter Korea Utara, Kim Jong Un, merilis lagu baru yang menyatakan ia adalah ayah yang ramah.

Baca Selengkapnya

Pembunuhan di Bandara Kuala Lumpur, Masih Ingat Kematian Kim Jong Nam Adik Kim Jong Un di Sini?

20 hari lalu

Pembunuhan di Bandara Kuala Lumpur, Masih Ingat Kematian Kim Jong Nam Adik Kim Jong Un di Sini?

Terjadi penembakan di Bandara Kuala Lumpur. Di tempat ini pula pada 2017 terjadi kasus pembunuhan Kim Jong Nam, saudara tiri Kim Jong Un.

Baca Selengkapnya

Kim Jong Un: Sekarang Waktunya Bersiap untuk Perang

24 hari lalu

Kim Jong Un: Sekarang Waktunya Bersiap untuk Perang

Kim Jong Un mengatakan Korea Utara siap untuk perang.

Baca Selengkapnya

Trump Tolak Undangan Zelensky, Menilai Tak Pantas Kunjungi Ukraina

24 hari lalu

Trump Tolak Undangan Zelensky, Menilai Tak Pantas Kunjungi Ukraina

Bekas Presiden AS Donald Trump menolak undangan Presiden Volodymyr Zelensky untuk menyambangi Ukraina.

Baca Selengkapnya

Trump: Kehormatan bagi Saya Masuk Penjara karena Melanggar Perintah Pembungkaman

27 hari lalu

Trump: Kehormatan bagi Saya Masuk Penjara karena Melanggar Perintah Pembungkaman

Trump telah mengaku tidak bersalah atas 34 dakwaan pemalsuan catatan bisnis dan menyangkal pernah bertemu dengan Stormy Daniels.

Baca Selengkapnya

Berusia 75 Tahun, NATO Hadapi Sejumlah Ancaman, Termasuk Trump

31 hari lalu

Berusia 75 Tahun, NATO Hadapi Sejumlah Ancaman, Termasuk Trump

Sekjen NATO mendesak Amerika Serikat tetap bersatu dengan Eropa, meski seandainya Donald Trump kembali berkuasa di Gedung Putih

Baca Selengkapnya