Perang Dagang, Uni Eropa Mengancam Bakal Balas Trump

Editor

Budi Riza

Minggu, 4 Maret 2018 10:18 WIB

Dalam foto yang diberikan oleh pemerintah Jerman, Presiden A.S Donald Trump (tengah), berbicara dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Komisi Eropa Jean-Claude Juncker (kiri), sebelum sesi pertama KTT G-20 di Hamburg, Jerman utara, 7 Juli 2017. AP

TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah negara besar mengungkapkan kekhawatirannya atas rencana Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengenakan tarif bea impor atas produk aluminium dan baja ke negara itu. Trump bakal mengenakan tarif 25 persen untuk impor baja dan 10 persen untuk impor aluminium, yang bakal diumumkan pada pekan depan.

“Uni Eropa mengisyaratkan bakal mengambil langkah balasan. Prancis mengatakan bea impor itu tidak bisa diterima, dan Cina mendesak Trump mengendalikan diri,” begitu dilansir media Reuters, Jumat, 2 Maret 2018.

Baca: Presiden Meksiko Batal ke Amerika Serikat, Trump Bikin Panas

Reuters menambahkan, Kanada, negara tetangga Amerika, merupakan penyuplai produk baja dan aluminium terbesar ke Amerika. “Kanada bakal membalas jika terkena tarif Amerika.”

Presiden Komisi Uni Eropa Jean-Claude Juncker mengatakan, “Kami akan mengenakan tarif untuk produk Amerika, seperti sepeda motor Harley-Davidson, minuman alkohol bourbon, dan produk blue jeans.”

Advertising
Advertising

Baca: Lagi, Trump Beri Sanksi Besar untuk Rezim Kim Jong Un

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina, Hua Chunying, mengatakan, “Cina mendesak Amerika mengendalikan diri dalam menggunakan tindakan perdagangan protektif, menghormati aturan dagang internasional, dan membuat kontribusi positif untuk perdagangan internasional.”

Ancaman perang dagang Trump ini menimbulkan guncangan di pasar saham. Bursa S&P 500 terguncang pada Jumat waktu setempat. Ini diikuti dengan menurunnya indeks perdagangan saham di sejumlah bursa utama dunia, yang terjadi setelah Trump mengumumkan bakal mengenakan tarif pada produk baja dan aluminium.

“Dolar jatuh terhadap mayoritas mata uang, turun hingga ke tingkat terendah dalam dua tahun terhadap mata uang yen Jepang, karena proposal tarif Trump mengarah terjadinya perang dagang yang merugikan,” demikian dilansir Reuters.

Trump juga menyebut perang dagang mudah dimenangkan lewat akun Twitter-nya pada 2 Maret 2018. Saat itu dia berargumentasi bahwa Amerika kehilangan miliaran dolar dengan semua negara yang menjadi rekan bisnisnya.

“Perang dagang itu bagus dan mudah dimenangkan. Contohnya, ketika kita defisit US$ 100 (sekitar Rp 1.370 triliun) dengan negara tertentu dan mereka menjadi manja, jangan dagang lagi dengan mereka, kita menang besar. Mudah saja!”

Lewat akun Twitter-nya, @realdonaldtrump, Trump mengulangi slogan melindungi pekerjaan rakyat Amerika lewat ucapan “Amerika Pertama”, yang merupakan slogan masa kampanye 2016 yang digunakannya.

“Kita harus melindungi negara kita dan pekerja kita. Kondisi industri baja kita buruk. JIKA ANDA TIDAK PUNYA BAJA, ANDA TIDAK PUNYA NEGARA,” cuit Trump.

Perusahaan Hyundai asal Korea Selatan mengatakan mempertimbangkan untuk mengurangi jumlah produk yang dibuat pabrik di Amerika jika Trump menaikkan bea impor bahan baku aluminium.

Berita terkait

Ini Agenda Masa Jabatan Kedua Trump, termasuk Deportasi Massal

2 hari lalu

Ini Agenda Masa Jabatan Kedua Trump, termasuk Deportasi Massal

Donald Trump meluncurkan agenda untuk masa jabatan keduanya jika terpilih, di antaranya mendeportasi jutaan migran dan perang dagang dengan Cina.

Baca Selengkapnya

Terkini: Jokowi Dorong Penghiliran Industri Jagung, Uni Eropa Jajaki Peluang Investasi IKN

3 hari lalu

Terkini: Jokowi Dorong Penghiliran Industri Jagung, Uni Eropa Jajaki Peluang Investasi IKN

Terkini: Presiden Jokowi dorong penghiliran industri jagung, Uni Eropa jajaki peluang investasi di IKN.

Baca Selengkapnya

Delegasi Uni Eropa Kunjungi IKN untuk Jajaki Peluang Investasi

3 hari lalu

Delegasi Uni Eropa Kunjungi IKN untuk Jajaki Peluang Investasi

Delegasi Uni Eropa mengunjungi Ibu Kota Nusantara (IKN) untuk penjajakan peluang investasi.

Baca Selengkapnya

Uni Eropa Cemas TikTok Lakukan Pelanggaran

4 hari lalu

Uni Eropa Cemas TikTok Lakukan Pelanggaran

Ursula von der Leyen mengakui TikTok telah menimbulkan ancaman, namun dia tidak menjelaskan lebih detail.

Baca Selengkapnya

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

5 hari lalu

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

Hakim yang mengawasi persidangan pidana uang tutup mulut Donald Trump mendenda mantan presiden Amerika Serikat itu sebesar US$9.000 atau karena Rp146

Baca Selengkapnya

Invasi Rusia di Ukraina Dorong Kemungkinan Ekspansi Uni Eropa

6 hari lalu

Invasi Rusia di Ukraina Dorong Kemungkinan Ekspansi Uni Eropa

Presiden Dewan Eropa mengatakan invasi Rusia ke Ukraina akan memberi dorongan bagi upaya Uni Eropa untuk menerima lebih banyak anggota.

Baca Selengkapnya

Airlangga Klaim Amerika Dukung Penundaan UU Anti Deforestasi Uni Eropa

9 hari lalu

Airlangga Klaim Amerika Dukung Penundaan UU Anti Deforestasi Uni Eropa

Amerika Serikat diklaim mendukung penundaan kebijakan UU Anti Deforestasi Uni Eropa yang dianggap merugikan sawit Indonesia.

Baca Selengkapnya

Eks Ketua HRW: Israel Halangi Penyelidikan Internasional terhadap Kuburan Massal di Gaza

9 hari lalu

Eks Ketua HRW: Israel Halangi Penyelidikan Internasional terhadap Kuburan Massal di Gaza

Pemblokiran Israel terhadap penyelidik internasional memasuki Jalur Gaza menghambat penyelidikan independen atas kuburan massal yang baru ditemukan

Baca Selengkapnya

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

9 hari lalu

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

Menteri Pertanian Ukraina Mykola Solsky ditahan setelah ditetapkan sebagai tersangka resmi dalam penyelidikan korupsi bernilai jutaan dolar

Baca Selengkapnya

BNPT Apresiasi Kerja Sama Penanggulangan Terorisme dengan Uni Eropa

10 hari lalu

BNPT Apresiasi Kerja Sama Penanggulangan Terorisme dengan Uni Eropa

Indonesia menjadi role model upaya penanggulangan terorisme. Uni Eropa sangat ingin belajar dari Indonesia.

Baca Selengkapnya