Hun Sen, 33 Tahun Menancapkan Kukunya di Kamboja

Senin, 26 Februari 2018 18:45 WIB

Perdana Menteri Kamboja Hun Sen. ANTARA FOTO/AACC2015

TEMPO.CO, Jakarta - Pemilu legislatif Kamboja pada Minggu 25 Februari 2018 mengukuhkan kembali kekuasaan Perdana Menteri Hun Sen di Kamboja. Dengan begitu, Hun Sen sudah 33 tahun menjadi penguasa di negara yang dikenal pemberontakan Khmer Merah yang menewaskan 1,7 juta penduduk dalam hitungan bulan.

Hasil pemilu legislatif pada akhir pekan lalu, mengundang banyak kecaman dan kritikan kepada Hun Sen yang berambisi tetap menancapkan kukunya pada kekuasaan di tengah-tengah pertumpahan darah masyarakat Kamboja yang ingin keluar dari rezim tersebut dan masalah kemiskinan parah.

Baca: Hun Sen Berangus Oposisi, Jerman Hentikan Visa Khusus

Seu, bocah 13 tahun, mencari barang-barang bekas yang masih dapat digunakan di kawasan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Siem Reap, Kamboja, 19 Maret 2015. Seu bekerja di kawasan kotor tersebut dibayar sebesar 25 sen dollar Amerika perharinya. REUTERS

Hun Sen menjadi orang nomor satu di Kamboja saat usia 33 tahun. Ketika itu, dia tercatat sebagai perdana menteri termuda di dunia.

Sayang, sejak memangku jabatan pula, Hun Sen telah mengkonsolidasikan kekuasaan dengan kekerasan dan mengintimidasi oposisi hingga menuai kritikan. Namun saat yang sama, dia pun menuai pujian karena telah menciptakan pertumbuhan ekonomi Kamboja dan stabilitas di negara yang pernah remuk di bawah rezim komunis Khmer Merah pada 1970-an.

Advertising
Advertising

Saat itu, sekitar 1,7 juta penduduk Kamboja meninggal karena kelaparan, terkena penyakit dan eksekusi mati oleh rezim Khmer Merah di bawah pimpinan Pol Pot. Di tengah segala penderitaan ini, Hun Sen berdiri bagai seorang pahlawan. Pernah dalam sebuah pidatonya, Hun Sen membanggakan prestasi yang dibuatnya.

“Jika seorang Hun Sen tidak punya keinginan untuk masuk ke gua harimau, bagaimana mungkin kita bisa menangkap harimau?,” katanya seperti dikutip dari The Guardian.

Baca: Partai Hun Sen Sapu Bersih Pemilu, Ini Seruan Oposisi Kamboja

Semakin bertambahnya waktu, keburukan lebih terdengar ketimbang prestasi pemerintah Hun Sen. Lembaga penggiat HAM, Human Rights Watch atau HRW, menuding Hun Sen telah melakukan pembunuhan, penyiksaan, penahanan, membuat kesimpulan persidangan, sensor, menerbitkan larangan di parlemen dan beberapa hal lainnya.

Terkait kampanye pemilu legislatif 25 Februari 2018, Hun Sen menutup surat kabar berbahasa Inggris, Cambodia Daily, pada September 2017 karena dalam editorial menyebut Hun Sen sebagai pemimpin diktator. Bukan hanya itu, sehari-hari Cambodia Daily juga acap kali mewartakan topik-topik sensitif seperti korupsi, masalah limbah, lingkungan hidup dan hak-hak penduduk atas lahan.

Sebuah lembaga transparansi menuding keluarga Hun Sen telah menguasai perekonomian Kamboja. Keluarganya memiliki sepenuhnya atau sebagian kendali pada perusahaan-perusahaan dengan modal lebih dari US$.200 juta, di antaranya Apple, Nokia, Visa, Unilever, Nestlé, Durex dan Honda .

Berita terkait

Cuaca Panas di Kamboja Sebabkan Gudang Amunisi Meledak, 20 Tentara Tewas

1 hari lalu

Cuaca Panas di Kamboja Sebabkan Gudang Amunisi Meledak, 20 Tentara Tewas

Cuaca panas menerjang sejumlah negara di Asia. Di Kamboja, gudang amunisi meledak hingga menyebabkan 20 tentara tewas.

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

1 hari lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

AS Kembalikan Barang Antik Curian ke RI, Ada Peninggalan Majapahit

6 hari lalu

AS Kembalikan Barang Antik Curian ke RI, Ada Peninggalan Majapahit

Jaksa New York mengembalikan barang antik yang dicuri dari Kamboja dan Indonesia. Dari Indonesia, ada peninggalan Kerajaan Majapahit.

Baca Selengkapnya

AS Kembalikan Barang Antik yang Dicuri dari Indonesia dan Kamboja

7 hari lalu

AS Kembalikan Barang Antik yang Dicuri dari Indonesia dan Kamboja

Jaksa wilayah New York AS menuduh dua pedagang seni terkemuka melakukan perdagangan ilegal barang antik dari Indonesia dan Cina senilai US$3 juta.

Baca Selengkapnya

Ada Youtuber Siksa Kera di Angkor, Pemerintah Kamboja Bakal Ambil Tindakan

24 hari lalu

Ada Youtuber Siksa Kera di Angkor, Pemerintah Kamboja Bakal Ambil Tindakan

Selama ini, penyiksaan terhadap kera di Angkor tidak mencolok, tapi lama kelamaan kasusnya semakin banyak.

Baca Selengkapnya

Thailand Berencana Legalisasi Kasino untuk Tingkatkan Pemasukan dan Lapangan Kerja

36 hari lalu

Thailand Berencana Legalisasi Kasino untuk Tingkatkan Pemasukan dan Lapangan Kerja

Perdana Menteri Thailand Srettha Thavisin mengatakan jika disahkan oleh parlemen, undang-undang kasino akan menghasilkan lebih banyak lapangan kerja

Baca Selengkapnya

Terkini: Dampak Ekonomi Konser Taylor Swift dan Coldplay di Singapura Tembus Rp 11 Triliun, Harga Tiket Promo AirAsia Rute Internasional Mulai Rp 990 Ribuan

47 hari lalu

Terkini: Dampak Ekonomi Konser Taylor Swift dan Coldplay di Singapura Tembus Rp 11 Triliun, Harga Tiket Promo AirAsia Rute Internasional Mulai Rp 990 Ribuan

LPM FEB UI meneliti dampak ekonomi dari konser Taylor Swift dan Coldplay di Singapura. Perhelatan konser dua bintang dunia tersebut tembus Rp 11 T.

Baca Selengkapnya

Untuk Idul Fitri, Indonesia Impor 22 Ribu Ton Beras dari Kamboja

47 hari lalu

Untuk Idul Fitri, Indonesia Impor 22 Ribu Ton Beras dari Kamboja

Pemerintah mengimpor 22.500 ton beras dari Kamboja untuk memenuhi kebutuhan stok beras menjelang Idul Fitri 1445H, selain mengandalkan produk nasional

Baca Selengkapnya

Pariwisata Kamboja dan Malaysia Paling Cepat Pulih di Asia Tenggara, Bagaimana Indonesia?

52 hari lalu

Pariwisata Kamboja dan Malaysia Paling Cepat Pulih di Asia Tenggara, Bagaimana Indonesia?

Sebuah perusahaan riset mengungkap tingkat pemulihan industri pariwisata Asia Tenggara dilihat dari kunjungan wisatawan asing, Kamboja paling tinggi.

Baca Selengkapnya

Uniknya Kuil Bayon di Angkor Wat yang Menampilkan 200 Wajah Tersenyum Damai

53 hari lalu

Uniknya Kuil Bayon di Angkor Wat yang Menampilkan 200 Wajah Tersenyum Damai

Identitas sosok yang sedang tersenyum ini menjadi perdebatan sejak penemuan kembali Bayon di Angkor Wat pada abad ke-19.

Baca Selengkapnya