Ini Alasan Indonesia Pertahankan Kedubes di Suriah

Reporter

Suci Sekarwati

Editor

Budi Riza

Jumat, 23 Februari 2018 16:41 WIB

Petugas mengevakuasi warga yang terjebak di antara puing-puing bangunan setelah serangan udara menyerang daerah pinggiran yang dikuasai pemberontak di dekat Damaskus, Suriah, 5 Februari 2018. Syrian Civil Defense White Helmets via AP

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Indonesia masih mempertahankan Kedutaan Besar Indonesia (KBRI) di Damaskus, Suriah, meski perang saudara di negara itu belum menunjukkan tanda segera berakhir.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Indonesia, Arrmanatha Nasir, mengatakan salah satu alasan dipertahankannya kedubes di sana karena masih ada WNI yang tinggal di negara itu.

"Kami ingin pastikan WNI kita di sana mendapatkan perlindungan. Apabila KBRI di Suriah ditarik, akan lebih sulit lagi bagi kami memberikan perlindungan kepada mereka. Jadi, untuk sementara ini masih belum ada rencana menutup KBRI di Suriah," kata Arrmanatha kepada Tempo, Kamis, 22 Februari 2018 di kantor Kementerian Luar Negeri, Jakarta.
Pesawat Sukhoi 25 milik militer Rusia ditembak jatuh di Provinsi Idblib oleh pemberontak Suriah menggunakan rudal antipesawat terbang portabel MANPAD -- Reuters.
Dia menjelaskan sampai sekarang masih sulit melakukan evakuasi WNI di Suriah karena posisi mereka menyebar di beberapa tempat yang tidak diketahui. Dan, ada kecenderungan WNI biasanya baru bermunculan ke kantor kedubes saat tersandung masalah. Menyusul kondisi keamanan di Suriah saat ini, pemerintah Indonesia pun tidak banyak menempatkan staf KBRI di Damaskus, Suriah.
"Staf KBRI di Suriah tidak banyak, sekitar empat sampai lima orang, tetapi saya harus cek lagi," kata Arrmanatha.
Sementara itu Grata Endah Werdaningtyas, Direktur Keamanan Internasional dan Pelucutan Senjata Kementerian Luar Negeri, mengatakan pemerintah Indonesia memiliki alasan kuat menempatkan staf di KBRI Damaskus, Suriah. Kondisi Suriah, yang masih diselimuti perang, memang berbahaya tetapi Indonesia melihat adanya kepentingan lain.
"Masih cukup banyak WNI yang ada di Damaskus. Jadi keberadaan KBRI itu lebih ke arah untuk sebisa mungkin melakukan perlindungan atau jaminan kehadiran negara. Kalau misalnya WNI ada yang mengalami permasalahan, mereka harus kemana mengadu jika tidak ada KBRI di Suriah," kata Grata.
Disinggung soal posisi politik Indonesia dalam perang Suriah, Grata menjelaskan Indonesia memiliki dua harapan. Pertama, pemerintah ingin forum multilateral digelar dan melibatkan seluruh pihak terkait dan diakui oleh PBB. Kedua, ada mediasi oleh pihak-pihak yang netral dan memahami permasalahan ini secara mendalam.

Berita terkait

AS Kembalikan Barang Antik yang Dicuri dari Indonesia dan Kamboja

19 jam lalu

AS Kembalikan Barang Antik yang Dicuri dari Indonesia dan Kamboja

Jaksa wilayah New York AS menuduh dua pedagang seni terkemuka melakukan perdagangan ilegal barang antik dari Indonesia dan Cina senilai US$3 juta.

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Uber 2024: Begini Komentar Gregoria Mariska Tunjung Sumbang Poin Pertama untuk Indonesia saat Lawan Hong Kong

19 jam lalu

Hasil Piala Uber 2024: Begini Komentar Gregoria Mariska Tunjung Sumbang Poin Pertama untuk Indonesia saat Lawan Hong Kong

Gregoria Mariska Tunjung mengalahkan Yeng Sum Yee dalam 32 menit untuk memastikan satu poin bagi Indonesia lawan Hong Kong di Grup c Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Melihat Kemampuan Sukhoi Su-35 yang Ditawarkan Rusia Ke RI

1 hari lalu

Melihat Kemampuan Sukhoi Su-35 yang Ditawarkan Rusia Ke RI

Sukhoi Su-35 merupakan pesawat tempur generasi 4++ yang dilengkapi dengan teknologi canggih

Baca Selengkapnya

Ini Target Indonesian di World Water Forum ke-10

3 hari lalu

Ini Target Indonesian di World Water Forum ke-10

World Water Forum ke-10 merupakan kesempatan emas bagi Indonesia untuk mendorong terciptanya solusi konkret untuk mengatasi persoalan air

Baca Selengkapnya

Ini Negara dengan Internet Tercepat di Dunia, Indonesia Urutan ke Berapa?

3 hari lalu

Ini Negara dengan Internet Tercepat di Dunia, Indonesia Urutan ke Berapa?

Speedtest Global Index Ookla membuat peringkat kecepatan Internet di 142 negara per Maret 2024. Indonesia kalah dari Kamboja.

Baca Selengkapnya

Rusia Siap Kerja Sama dengan Pemerintah Indonesia yang Baru

3 hari lalu

Rusia Siap Kerja Sama dengan Pemerintah Indonesia yang Baru

Moskow siap kerja sama dengan pemerintah baru Indonesia yang ditetapkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada Rabu, 24 April 2024

Baca Selengkapnya

10 Negara Paling Tidak Aman di Dunia, Indonesia Termasuk?

4 hari lalu

10 Negara Paling Tidak Aman di Dunia, Indonesia Termasuk?

Ada 10 negara yang paling tidak aman di dunia dan tidak disarankan untuk berkunjung ke sana. Siapa saja?

Baca Selengkapnya

Indonesia Akan Menyampaikan Second NDC Perjanjian Paris pada Agustus 2024

5 hari lalu

Indonesia Akan Menyampaikan Second NDC Perjanjian Paris pada Agustus 2024

Sebagai bagian dari komitmen Perjanjian Paris, Indonesia akan menyampaikan second NDC pada Agustus 2024.

Baca Selengkapnya

Australia-Indonesia Kerja Sama Bidang Iklim, Energi Terbarukan dan Infrastruktur

5 hari lalu

Australia-Indonesia Kerja Sama Bidang Iklim, Energi Terbarukan dan Infrastruktur

Australia lewat pendanaan campuran mengucurkan investasi transisi net zero di Indonesia melalui program KINETIK

Baca Selengkapnya

10 Negara dengan Harga BBM Paling Murah, Indonesia Termasuk?

6 hari lalu

10 Negara dengan Harga BBM Paling Murah, Indonesia Termasuk?

Berikut ini daftar negara dengan harga BBM paling murah di dunia, ada yang hanya dijual Rp467 per liter. Apa Indonesia termasuk?

Baca Selengkapnya