Penembakan di Amerika Serikat, Donald Trump Salahkan FBI
Reporter
Suci Sekarwati
Editor
Choirul Aminuddin
Senin, 19 Februari 2018 10:55 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Amerika Serikat Donald Trump, menyalahkan Biro Penyelidik Federal (FBI) karena telah mengabaikan peringatan yang diperlihatkan oleh tersangka penembakan di sebuah SMA di Florida. Trump menyebut, FBI terlalu banyak menghabiskan waktu menginvestigasi dugaan keterlibatan pemerintah Rusia dalam kampanye presiden Amerika Serikat 2016.
“Sangat menyedihkan, FBI gagal menangkap banyak sinyalemen yang dikirimkan pelaku penembakan di Florida. Ini sungguh tidak bisa diterima. Mereka menghabiskan terlalu banyak waktu untuk membuktikan tindakan kolusi pemerintah Russia dengan kampanye Trump, padahal tidak ada kolusi. Kembalilah pada tugas awal dan buat kami bangga,” kata Trump melalui akun Twitter, Ahad, 18 Februari 2018.
Baca: Ini Cerita Siswa Selamat Korban Penembakan Massal di Amerika
FBI dalam beberapa hari terakhir ini mendapatkan tekanan setelah mengakui gagal mengambil tindakan terkait peringatan yang diberikan Nikolas Cruz, 19 tahun, pelaku penembakan massal di Marjory Stoneman Douglas High School, Florida, Amerika Serikat. Musibah penembakan yang terjadi pada Rabu 14 Februari 2018 tersebut menewaskan 17 orang.
“FBI gagal menggali komentar yang diunggah Nikolas Cruz di situs YouTube. Di situ, dia mengatakan ‘Saya akan menjadi penembak profesional di sekolah',” demikian keterangan FBI, seperti dikutip Telegraph, Ahad 18 Februari 2018, waktu setempat.
Baca: Penembakan di Florida Amerika Serikat, Siapa Nikolas Cruz?
Sebelumnya, pada Jumat 16 Februari 2018, FBI mengaku gagal menangkap peringatan yang dilontarkan oleh Cruz yang mengatakan ‘ingin membunuh orang’, unggahan komentarnya di media sosial dan Cruz yang bisa mengakses senjata api.
Selain soal FBI, Presiden Trump juga dihujani kritikan karena tidak menangani masalah pengendalian senjata api beberapa hari sebelum penembakan terjadi. Mereka yang selamat dari aksi penembakan massal, termasuk sanak-saudara keluarga korban tewas, menuntut langkah nyata dari pemerintah AS setelah mengetahui Cruz bisa secara resmi membeli sebuah senjata api semi-otomatis, padahal dia memiliki catatan suka membuat onar dan berperilaku kasar.
Rencananya, Trump akan bertolak ke Florida, Amerika Serikat, Jumat 23 Februari 2018 untuk berjumpa secara pribadi dengan keluarga para korban penembakan.