Tiga Kota Myanmar Bergolak, Pemberontak Kachin Tembaki Militer

Reporter

Budi Riza

Editor

Budi Riza

Minggu, 4 Februari 2018 14:48 WIB

AP/Kachin National Organization

TEMPO.CO, Yangon – Kelompok pemberontak separatis Kachin Independence Army (KIA) menyerang markas militer Myanmar sejak Rabu hingga Sabtu, 3 Februari 2018. KIA merupakan salah satu kelompok pemberontak selain Arakan Rohingya Salvation Army dan beberapa kelompok bersenjata lain, yang mengangkat senjata melawan pemerintah Myanmar.

“Pasukan pemberontak menembaki markas tentara Myanmar menggunakan senjata ringan hingga berat dari jarak sekitar 2.300 meter,” demikian seperti dilansir media Xinhuanet mengutip Myanmar News Agency, Ahad, 4 Februari 2018.

Baca: Myanmar Membantah 5 Kuburan Massal Warga Rohingya, Klaim Teroris

Pasukan separatis menyerang markas militer di Kota Moekaung di Myitgyina, Myanmar. KIA merupakan kelompok pemberontak yang tidak menandatangani perjanjian kesepakatan damai besutan pemerintah Myanmar (Nationwide Ceasefire Accord).

Baca: Kisah Horor Penemuan 5 Kuburan Massal Rohingya di Myanmar

Advertising
Advertising

Kachin merupakan salah satu negara bagian di Myanmar dan terletak di bagian utara. Kachin berbatasan dengan Cina pada sisi utara dan timurnya. Wilayahnya mencapai sekitar 89 ribu kilometer dan berpopulasi sekitar 1,7 juta jiwa.

Menurut laporan Reuters, konflik bersenjata meningkat drastis antara KIA dan militer Myanmar sejak 19 Januari 2018. Konflik terjadi di sejumlah daerah, seperti Sumprabum, Waingmaw, dan Tanai.

“Konflik bersenjata di daerah Tanai meningkat drastis sejak 25 Januari 2018. Sejumlah warga sipil dilaporkan tewas,” demikian dilansir Reuters, Jumat, 2 Februari 2018.

Menurut Reuters, KIA merupakan salah satu kelompok bersenjata paling kuat di Myanmar dan kerap bertempur melawan pasukan pemerintah sejak 2011. Hal itu terjadi sejak gencatan senjata yang telah berlangsung sekitar 17 tahun di daerah itu terputus.

KIA merupakan bagian dari Pasukan Aliansi Nasional Cina Myanmar, yang bertempur melawan pemerintah sejak 2015 di daerah perbatasan Myanmar dan Cina.

Menurut laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa, sekitar 1.800 warga telah diungsikan dari daerah Tanai akibat konflik bersenjata itu makin intensif.

Di Kota Sumprabum, sekitar 700 warga mengungsi ke hutan sejak 22 Januari 2018 setelah desa tempat tinggal mereka terkena hujan mortir.

Konflik bersenjata ini menambah masalah yang dihadapi pemerintah Myanmar, yang sedang mendapat tekanan dunia internasional terkait dengan pelanggaran hak asasi manusia dan genosida yang dilakukan militer negara itu terhadap warga etnis minoritas Rohingya.

Berita terkait

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

2 hari lalu

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

Sejumlah negara sedang mengalami cuaca panas ekstrem. Mana saja yang sebaiknya tak dikunjungi?

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

3 hari lalu

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

Asia alamai dampak krisis perubahan iklim. Beberapa negara dilanda cuaca panas ekstrem. Ada yang mencapai 48,2 derajat celcius.

Baca Selengkapnya

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

8 hari lalu

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

KKP meringkus satu kapal ikan asing ilegal berbendera Malaysia saat kedapatan menangkap ikan di Selat Malaka.

Baca Selengkapnya

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

10 hari lalu

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

Tentara Pembebasan Nasional Karen memutuskan menarik pasukannya dari perbatasan Thailand setelah serangan balasan dari junta Myanmar.

Baca Selengkapnya

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

10 hari lalu

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

Wakil Ketua Junta Myanmar menghilang setelah serangan drone. Ia kemungkinan terluka.

Baca Selengkapnya

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

13 hari lalu

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

Ribuan warga etnis Rohingya yang mengungsi akibat konflik di Myanmar, berkumpul di perbatasan Myanmar-Bangladesh untuk mencari perlindungan

Baca Selengkapnya

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

13 hari lalu

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

Maung Zarni, aktivis hak asasi manusia dan pakar genosida asal Myanmar, dinominasikan Hadiah Nobel Perdamaian 2024, oleh penerima Nobel tahun 1976

Baca Selengkapnya

Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

14 hari lalu

Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

Pertempuran berkobar di perbatasan timur Myanmar dengan Thailand memaksa sekitar 200 warga sipil melarikan diri.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Iran Siap Hadapi Israel, Sejarah Kudeta di Myanmar

15 hari lalu

Top 3 Dunia: Iran Siap Hadapi Israel, Sejarah Kudeta di Myanmar

Top 3 dunia adalah Iran siap menghadapi serangan Israel, sejarah kudeta di Myanmar hingga Netanyahu mengancam.

Baca Selengkapnya

Menilik Jejak Sejarah Kudeta Junta Militer Di Myanmar

16 hari lalu

Menilik Jejak Sejarah Kudeta Junta Militer Di Myanmar

Myanmar, yang dulunya dikenal sebagai Burma itu telah lama dianggap sebagai negara paria ketika berada di bawah kekuasaan junta militer yang menindas.

Baca Selengkapnya