Pidato Kenegaraan, Trump Ajak Demokrat Bekerja Sama

Reporter

Terjemahan

Rabu, 31 Januari 2018 12:30 WIB

Presiden AS Donald Trump bertepuk tangan di depan Wakil Presiden AS Mike Pence (kiri) dan Ketua DPR AS Rep Paul Ryan di Capitol Hill di Washington, AS, 30 Januari 2018. REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta -Presiden Amerika Serikat Donald Trump membanggakan beberapa pencapaian selama menjabat presiden dan mengajak partai rival, Demokrat, untuk bekerja sama, dalam pidato kenegaraan atau State of The Union pada Selasa 31 Januari 2018 malam waktu setempat.

Seperti dilansir The Hill, Rabu 31 Januari 2018, dia mengklaim pemerintahannya telah membangun AS yang aman, kuat, dan membanggakan.

Dalam pidato sepanjang 80 menit, Trump antara lain menyebut bahwa sekitar 3 juta pekerja menerima bonus sebagai akibat undang-undang perpajakan kontroversialnya. Ia juga mengatakan bahwa upayanya untuk mengurangi peraturan energi telah mengakhiri "perang" produksi batu bara.

"Untuk setiap warga yang menonton di rumah malam ini, tidak peduli dari mana Anda berasal atau dari mana asal Anda, inilah waktumu," kata Trump.

"Jika Anda bekerja keras, jika Anda percaya pada diri sendiri, jika Anda percaya Amerika, maka Anda bisa memimpikan sesuatu, Anda bisa menjadi apa saja, dan bersama-sama, kita bisa mencapai apa saja."

Advertising
Advertising

Baca juga:

Pidato Donald Trump Lebih Sopan, Ivanka Disebut Berperan

Pidato kenegaraan Trump: Penjara Guantanmo di Kuba tetap dibuka

Sebanyak 40 juta masyarakat menyaksikan langsung pidato kenegaraan Trump melalui layar televisi.

Selain itu, pria berusia 71 tahun itu mengatakan akan bekerja sama dengan Partai Demokrat, setelah tahun pertama pemerintahannya diliputi gejolak antara kedua partai besar di AS itu.

Trump membuat Demokrat marah dengan kebijakannya terkait penarikan perlindungan bagi imigran yang masuk ke AS secara ilegal, termasuk anak-anak yang masuk dalam program DREAMER di masa pemerintahan Barack Obama.

"Komunitas yang berjuang, terutama komunitas imigran, juga akan dibantu oleh kebijakan imigrasi yang berfokus pada kepentingan terbaik pekerja dan keluarga Amerika," Trump berjanji.

"Jadi malam ini, saya membuka tangan untuk bekerja dengan anggota kedua partai, Demokrat dan Republik, untuk melindungi warga negara kita dari berbagai latar belakang, warna kulit, dan kepercayaan," katanya.

Pidato itu hanya berselang beberapa waktu setelah perpecahan antara Demokrat dan Republik semakin dalam sejak pelantikan Trump.

Setelah penutupan pemerintahan tiga hari di awal bulan ini, anggota Kongres menghadapi tenggat waktu pada 8 Februari untuk meloloskan undang-undang anggaran agar pelayanan pemerintah tetap berjalan normal.

Pembicaraan tersebut terkait erat dengan negosiasi imigrasi - isu kontroversial Partai Republik dan Demokrat yang tidak akan lagi dibahas.

Trump menghabiskan sebagian besar pidatonya meminta Kongres untuk memajukan rencana imigrasi yang akan mendanai dinding di sepanjang perbatasan Meksiko dan mengurangi imigrasi legal dengan merombak sistem visa negara.

Kesepakatan itu juga akan memungkinkan hampir 2 juta "DREAMER" secara ilegal dibawa ke negara tersebut sebagai anak-anak untuk mencari kewarganegaraan

Anggota Demokrat, yang banyak di antaranya membawa "DREAMER" sebagai tamu pidato presiden, mencemooh dan mendesis saat presiden menyebutkan rencananya untuk memangkas jumlah orang yang berimigrasi ke AS melalui hubungan keluarga - sebuah praktik yang telah dipuji Trump sebagai "migrasi berantai. "

Terkait kebijakan luar negeri, Trump mencatat hampir semua wilayah di Suriah dan Irak yang pernah dikuasai kelompok ISIS telah direbut kembali,"Kami akan terus berjuang sampai ISIS dikalahkan," katanya.

Berita terkait

Ini Agenda Masa Jabatan Kedua Trump, termasuk Deportasi Massal

2 hari lalu

Ini Agenda Masa Jabatan Kedua Trump, termasuk Deportasi Massal

Donald Trump meluncurkan agenda untuk masa jabatan keduanya jika terpilih, di antaranya mendeportasi jutaan migran dan perang dagang dengan Cina.

Baca Selengkapnya

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

4 hari lalu

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

Hakim yang mengawasi persidangan pidana uang tutup mulut Donald Trump mendenda mantan presiden Amerika Serikat itu sebesar US$9.000 atau karena Rp146

Baca Selengkapnya

Seorang Pria Bakar Diri di Luar Gedung Pengadilan Saat Trump Disidang

15 hari lalu

Seorang Pria Bakar Diri di Luar Gedung Pengadilan Saat Trump Disidang

Seorang pria membakar dirinya di luar gedung pengadilan New York tempat persidangan uang tutup mulut bersejarah Donald Trump.

Baca Selengkapnya

Trump Tolak Undangan Zelensky, Menilai Tak Pantas Kunjungi Ukraina

24 hari lalu

Trump Tolak Undangan Zelensky, Menilai Tak Pantas Kunjungi Ukraina

Bekas Presiden AS Donald Trump menolak undangan Presiden Volodymyr Zelensky untuk menyambangi Ukraina.

Baca Selengkapnya

Trump: Kehormatan bagi Saya Masuk Penjara karena Melanggar Perintah Pembungkaman

27 hari lalu

Trump: Kehormatan bagi Saya Masuk Penjara karena Melanggar Perintah Pembungkaman

Trump telah mengaku tidak bersalah atas 34 dakwaan pemalsuan catatan bisnis dan menyangkal pernah bertemu dengan Stormy Daniels.

Baca Selengkapnya

Berusia 75 Tahun, NATO Hadapi Sejumlah Ancaman, Termasuk Trump

31 hari lalu

Berusia 75 Tahun, NATO Hadapi Sejumlah Ancaman, Termasuk Trump

Sekjen NATO mendesak Amerika Serikat tetap bersatu dengan Eropa, meski seandainya Donald Trump kembali berkuasa di Gedung Putih

Baca Selengkapnya

Trump Dikabarkan Baru-baru Ini Berbicara dengan Mohammed bin Salman

31 hari lalu

Trump Dikabarkan Baru-baru Ini Berbicara dengan Mohammed bin Salman

Arab Saudi adalah tempat yang dikunjungi Trump setelah dilantik sebagai Presiden AS pada 2017.

Baca Selengkapnya

Saling Serang Calon Presiden AS: Joe Biden Ungkit Pemutih sebagai Obat, Donald Trump: Jika Tak Menang, Demokrasi Berakhir

36 hari lalu

Saling Serang Calon Presiden AS: Joe Biden Ungkit Pemutih sebagai Obat, Donald Trump: Jika Tak Menang, Demokrasi Berakhir

Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, menyindir Donald Trump, yang akan menjadi pesaingnya lagi dalam pemilihan presiden AS yang akan datang pada bulan November.

Baca Selengkapnya

Trump Minta Israel Akhiri Perang di Gaza, Ini Alasannya

40 hari lalu

Trump Minta Israel Akhiri Perang di Gaza, Ini Alasannya

Sebagai sekutu paling loyal, Donald Trump memperingatkan Israel untuk mengakhiri perangnya di Gaza.

Baca Selengkapnya

Blinken dan Biden Ucapkan Selamat kepada Prabowo, Apa Artinya untuk Hubungan Indonesia-AS?

45 hari lalu

Blinken dan Biden Ucapkan Selamat kepada Prabowo, Apa Artinya untuk Hubungan Indonesia-AS?

Diplomat top AS, Antony Blinken, baru mengucapkan selamat kepada Prabowo setelah hasil resmi KPU diumumkan.

Baca Selengkapnya