Taliban: Bom Ambulans Afganistan adalah Pesan Khusus Buat Trump
Reporter
Terjemahan
Editor
Sita Planasari
Senin, 29 Januari 2018 11:45 WIB
TEMPO.CO, Jakarta -Kelompok militan Taliban menegaskan ledakan bom ambulans maut di Afghanistan pada Sabtu pekan lalu, merupakan pesan khusus untuk Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Taliban menyatakan bertanggung jawab atas ledakan yang menewaskan 103 orang itu.
"Emirat Islamis memiliki sebuah pesan jelas untuk Trump dan para penjilatnya (di Afganistan-red), bahwa jika Anda melanjutkan kebijakan agresi dan berbicara dengan senjata api, jangan harap warga Afghan menanggapinya dengan menumbuhkan bunga-bunga," kata juru bicara Taliban, Zabihullah Mujahid dalam pernyataannya seperti dilansir Reuters, Senin 29 Januari 2018.
Emirat Islamis merupakan istilah Taliban untuk menyebut kelompoknya di Afganistan.
Sejak berkuasa pada tahun lalu, Trump memutuskan untuk mengirim lebih banyak tentara AS ke Afghanistan. Trump juga meminta lebih banyak dilakukan serangan udara dan dukungan militer lainnya untuk pasukan militer Afghanistan.
Baca juga:
Dunia Kutuk Teror Bom Taliban di Afganistan Tewaskan 95 Orang
Bom Bunuh Diri di Afganistan, Taliban Gunakan Ambulans
Ledakan yang mengguncang Kabul pada Sabtu waktu setempat, berasal dari dua bom yang disembunyikan di dalam dua kendaraan yang dicat menyerupai mobil ambulans.
Salah satu bom meledak saat mobil mirip ambulans itu berhenti di salah satu pos pemeriksaan polisi di Kabul.
Pernyataan terbaru dari Menteri Dalam Negeri Afghanistan, Wais Barmak, menyebut korban tewas akibat ledakan itu bertambah menjadi 103 orang. Sebanyak 235 orang lainnya terluka.
Otoritas keamanan Afghanistan memperingatkan serangan baru bisa kembali terjadi di masa mendatang.
Pada hari ini, rentetan ledakan terbaru dilaporkan terjadi di dekat akademi militer Marshal Fahim, Kabul.
Warga Kabul, Mohammad Ehsan, menyebut ledakan mulai terdengar sekitar pukul 05.00 waktu setempat dan berlangsung selama satu jam.
Salah satu juru bicara Kepolisian Kabul mengkonfirmasi sebuah insiden terjadi di dalam fasilitas militer dekat Akademi Marshal Fahim. Namun belum bisa diketahui pasti apakah ledakan ini merupakan serangan militan atau dipicu isu internal militer Afganistan.