Jay Z Versus Trump: Saya Bikin Pengangguran Kulit Hitam Turun

Reporter

Budi Riza

Editor

Budi Riza

Senin, 29 Januari 2018 10:56 WIB

Presiden Donald Trump. REUTERS/Kevin Lamarque

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mencuit soal keberhasilannya menciptakan pekerjaan khususnya bagi warga kulit hitam dan meminta publik memberitahukan ini kepada penyanyi rap terkenal Jay-Z.


Trump mengatakan ini menyusul kecaman Jay Z terkait pernyataan Trump soal negara Afrika yang dianalogikan sebagai lobang kotoran pada dua pekan lalu.

Baca: Steve Wynn, Teman Donald Trump, Terlibat Pelecehan Seksual

Advertising
Advertising


"Seseorang tolong informasikan kepada Jay-Z bahwa karena kebijakan-kebijakan yang saya buat, tingkat Pengangguran Kulit Hitam dilaporkan TERENDAH YANG PERNAH TERCATAT," kata Trump lewat akun Twitternya, Ahad, 28 Januari 2018. Trump menggunakan huruf kapital dalam cuitannya itu.

Baca: Terlibat Pelecehan Seksual, Saham Steve Wynn Anjlok


Seperti diberitakan, penyanyi hip-hop legendaris Jay-Z mengecam pernyataan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, soal negara Afrika lubang kotoran sebagai menyakitkan dan mengecewakan.


"Setiap orang merasakan kemarahan tapi setelah itu muncul perasaan sakit hati karena dia meremehkan seluruh populasi," kata Jay Z dalam acara baru CNN "The Van Jones Show" pada Sabtu, 27 Januari 2018.


Seperti diberitakan media massa Amerika, Trump membuat komentar yang menyamakan negara-negara Afrika seperti Haiti sebagai lubang kotoran. Trump mengatakan ini saat membahas masalah imigrasi dengan perwakilan Partai Demokrat dan Republik di Ruang Oval Gedung Putih dua pekan lalu.

"Mengapa kita ingin semua orang dari negara-negara lubang kotoran datang ke sini," kata Trump, yang kemudian diungkapkan ke publik oleh Senator Dick Durbin, yang mengikuti pertemuan itu dan berasal dari Partai Demokrat.


Trump membantah telah mengatakan itu namun menurut dia Haiti memang memiliki banyak masalah domestik. Trump juga mengatakan akan merekam semua percakapan dengan pejabat tinggi di Gedung Putih pasca insiden ini.
Jay Z mengungkapkan ada masalah rasisme yang lebih besar di AS dan masyarakat masih membicarakan masalah ini secara tertutup.


Menurut Jay Z, pelaku pernyataan bernada rasial seharusnya dikenai sanksi. "Ini agar kita tidak sekadar menyemprotkan parfum ke tempat sampah," kata dia.


Karena, kata Jay Z, cara ini malah mengundang lebih banyak kutu datang karena masalahnya yaitu tempat sampah tadi tidak dibersihkan. Dia menganalogikan ini dengan rasisme.


"Anda tidak membuang sampahnya hanya menyemprotkan untuk menutupi baunya. Lalu muncul kutu besar, seperti sekarang kita punya Donald Trump sebagai kutu besar (superbug)," kata dia.


Jay Z lalu menambahkan bahwa dia hanya bercanda menyebut Trump sebagai kutu besar,"Donald Trump juga manusia." Menurut dia, sesuatu terjadi pada Trump. "Itu menimbulkan rasa sakit pada dirinya dan dia mengekspresikannya dengan cara seperti itu," kata dia.

Berita terkait

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

1 hari lalu

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

Hakim yang mengawasi persidangan pidana uang tutup mulut Donald Trump mendenda mantan presiden Amerika Serikat itu sebesar US$9.000 atau karena Rp146

Baca Selengkapnya

Seorang Pria Bakar Diri di Luar Gedung Pengadilan Saat Trump Disidang

13 hari lalu

Seorang Pria Bakar Diri di Luar Gedung Pengadilan Saat Trump Disidang

Seorang pria membakar dirinya di luar gedung pengadilan New York tempat persidangan uang tutup mulut bersejarah Donald Trump.

Baca Selengkapnya

Trump Tolak Undangan Zelensky, Menilai Tak Pantas Kunjungi Ukraina

21 hari lalu

Trump Tolak Undangan Zelensky, Menilai Tak Pantas Kunjungi Ukraina

Bekas Presiden AS Donald Trump menolak undangan Presiden Volodymyr Zelensky untuk menyambangi Ukraina.

Baca Selengkapnya

Trump: Kehormatan bagi Saya Masuk Penjara karena Melanggar Perintah Pembungkaman

24 hari lalu

Trump: Kehormatan bagi Saya Masuk Penjara karena Melanggar Perintah Pembungkaman

Trump telah mengaku tidak bersalah atas 34 dakwaan pemalsuan catatan bisnis dan menyangkal pernah bertemu dengan Stormy Daniels.

Baca Selengkapnya

Berusia 75 Tahun, NATO Hadapi Sejumlah Ancaman, Termasuk Trump

28 hari lalu

Berusia 75 Tahun, NATO Hadapi Sejumlah Ancaman, Termasuk Trump

Sekjen NATO mendesak Amerika Serikat tetap bersatu dengan Eropa, meski seandainya Donald Trump kembali berkuasa di Gedung Putih

Baca Selengkapnya

Trump Dikabarkan Baru-baru Ini Berbicara dengan Mohammed bin Salman

28 hari lalu

Trump Dikabarkan Baru-baru Ini Berbicara dengan Mohammed bin Salman

Arab Saudi adalah tempat yang dikunjungi Trump setelah dilantik sebagai Presiden AS pada 2017.

Baca Selengkapnya

Saling Serang Calon Presiden AS: Joe Biden Ungkit Pemutih sebagai Obat, Donald Trump: Jika Tak Menang, Demokrasi Berakhir

33 hari lalu

Saling Serang Calon Presiden AS: Joe Biden Ungkit Pemutih sebagai Obat, Donald Trump: Jika Tak Menang, Demokrasi Berakhir

Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, menyindir Donald Trump, yang akan menjadi pesaingnya lagi dalam pemilihan presiden AS yang akan datang pada bulan November.

Baca Selengkapnya

Trump Minta Israel Akhiri Perang di Gaza, Ini Alasannya

37 hari lalu

Trump Minta Israel Akhiri Perang di Gaza, Ini Alasannya

Sebagai sekutu paling loyal, Donald Trump memperingatkan Israel untuk mengakhiri perangnya di Gaza.

Baca Selengkapnya

Blinken dan Biden Ucapkan Selamat kepada Prabowo, Apa Artinya untuk Hubungan Indonesia-AS?

42 hari lalu

Blinken dan Biden Ucapkan Selamat kepada Prabowo, Apa Artinya untuk Hubungan Indonesia-AS?

Diplomat top AS, Antony Blinken, baru mengucapkan selamat kepada Prabowo setelah hasil resmi KPU diumumkan.

Baca Selengkapnya

Anatomi Persaingan Sengit Trump Biden di Super Tuesday Menuju Bertarung di Pilpres

49 hari lalu

Anatomi Persaingan Sengit Trump Biden di Super Tuesday Menuju Bertarung di Pilpres

Hasil dari kontes di negara bagian Georgia, Mississippi dan Washington tidak pernah diragukan lagi menyodorkan pertarungan ulang Trump Biden.

Baca Selengkapnya