FBI Tangkap Eks Agen CIA Pembocor Rahasia ke Cina karena Ini

Reporter

Budi Riza

Editor

Budi Riza

Rabu, 17 Januari 2018 13:19 WIB

Warga keturunan Tionghoa yang tinggal di AS memegang bendera Cina dan Amerika menyambut kedatangan Presiden Xi Jinping di Seattle, 22 September 2015. AP/Ted S. Warren

TEMPO.CO, New York - Biro Investigasi Federal (FBI) Amerika Serikat mulai mencurigai eks agen CIA, Jerry Chun Shing Lee, 53, alias Zhen Cheng Li, sebagai pembocor informasi ke CIna setelah menemukan catatan informasi rahasia berupa dua buku kecil di koper pribadinya pada 2012.


Lee ditangkap karena membocorkan informasi rahasia CIA kepada pemerintah Cina pada sekitar 2010. Lebih dari selusin informan CIA terbunuh atau dipenjara oleh pemerintah Cina karena kebocoran ini.

Baca: Direktur CIA Pompeo Sebut Korea Utara Takut, Kenapa?


Pada 2012 itu, Lee sedang melakukan perjalanan ke AS untuk mengunjungi keluarganya dan tinggal di hotel di Hawaii dan Virginia. Saat itu, agen FBI tidak menangkapnya setelah menginterogasinya soal catatan rahasia itu pada 2013.

Advertising
Advertising

Baca: Eks Direktur CIA Sebut Trump Narsis dan Pendendam Soal Jerusalem

"Ini menjadi tidak jelas mengapa Lee memutuskan untuk mengambil resiko ditangkap dengan datang ke AS pada bulan ini," begitu dilansir media New York Times, Selasa, 16 Januari 2018.

Menurut media ini, agen FBI menemukan dua buku kecil di koper Lee itu berisi catatan detil mengenai pertemuan antara informan CIA dan agen yang sedang menyamar. Buku itu mencatat berbagai informasi detil mengenai nama-nama dan nomor teleponnya.

Ini terungkap dalam dokumen pengadilan yang dirilis terkait kasus ini. Jaksa penuntut mendakwa isi catatan itu merefleksikan informasi serupa yang terdapat dalam surat kabel rahasia di CIA, saat Lee bertugas di dalam.


Kebocoran informasi ini, seperti dilansir media New York Times, merupakan kemunduran besar bagi CIA. Situs Kementerian Kehakiman AS merilis pengumuman penangkapan Lee ini dilakukan oleh Dan J. Boente, yang merupakan pelaksana tugas Asisten Jaksa Agung untuk Keamanan Nasional dan Andrews W. Vale, yang merupakan asisten direktur FBI untuk Urusan Lapangan.


Media NBC News melaporkan, dengan mengutip New York Times, bahwa pemerintah Cina mulai melucuti jaringan intelejen AS di negara itu pada 2010. Ini membuat operasi intelejen AS di Cina menjadi terganggu selama bertahun-tahun.


"Pejabat CIA dan FBI terkejut dan merasa sangat khawatir saat satu persatu agen terbaik mereka di Cina mulai ditangkapi atau dibunuh," begitu dilansir NBC News. Menurut New york Times dan NBC News Baik FBI maupun CIA tidak merespon saat dimintai konfirmasi mengenai kasus Lee ini.


Kebocoran data intelejen oleh Lee ini dianggap sebagai malapetaka yang setara dengan kejadian serupa pada 1990. Saat itu dua agen CIA dan FBI, Aldrich Ames dan Robert Hanssen, mengirimkan banyak informasi rahasia ke Moskow selama bertahun-tahun. Ini membuat sejumlah agen AS di Uni Sovyet terbunuh. Saat ini, Ames dan Hanssen, menjalani hukuman seumur hidup di penjara federal AS.


Menurut NBC News, FBI membuat gugus tugas untuk membongkar kasus pembocoran informasi rahasia ini. Sejumlah pejabat mengatakan FBI mencoba beberapa kali untuk mengenai dakwaan terhadap Lee. Namun dalam interogasi, Lee membantah sebagai mata-mata yang membocorkan informasi itu.


Para pejabat yang mengetahui kasus ini mengatakan Lee bisa dikenai dakwaan hukuman mati karena melakukan kegiatan mata-mata terhadap AS. Namun, ada kemungkinan pemerintah AS tidak ingin mengumbar rahasia internalnya lewat pengadilan terbuka untuk kasus bekas agen CIA ini.

CIA

Berita terkait

Perundingan Gencatan Senjata Hamas-Israel Dilanjutkan di Kairo pada Hari Ini

22 hari lalu

Perundingan Gencatan Senjata Hamas-Israel Dilanjutkan di Kairo pada Hari Ini

Negosiasi gencatan senjata di Gaza, setelah sekitar setengah tahun pertempuran antara tentara Israel dan Hamas, akan berlangsung hari ini di Kairo

Baca Selengkapnya

Intelijen Militer Rusia Disebut Terkait 'Sindrom Havana', Penyakit Apakah itu?

28 hari lalu

Intelijen Militer Rusia Disebut Terkait 'Sindrom Havana', Penyakit Apakah itu?

Laporan Insider menyebutkan anggota unit intelijen militer Rusia (GRU) kemungkinan terlibat dalam penyebaran Sindrom Havana.

Baca Selengkapnya

CIA Beri Dana dan Latih Mata-mata Ukraina, Siapa yang Diuntungkan?

26 Februari 2024

CIA Beri Dana dan Latih Mata-mata Ukraina, Siapa yang Diuntungkan?

CIA mendanai dan melatih mata-mata Ukraina untuk menghadapi Rusia sejak 2014.

Baca Selengkapnya

Netanyahu Temui Direktur CIA dalam Kunjungan Mendadak ke Israel

16 Februari 2024

Netanyahu Temui Direktur CIA dalam Kunjungan Mendadak ke Israel

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bertemu dengan Direktur CIA dalam sebuah kunjungan mendadak ke Israel.

Baca Selengkapnya

Presiden Palestina Desak Hamas Setujui Gencatan Senjata di Gaza

15 Februari 2024

Presiden Palestina Desak Hamas Setujui Gencatan Senjata di Gaza

Presiden Palestina Mahmoud Abbas menekan kelompok pejuang Hamas pada Rabu untuk segera menyetujui kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Bos CIA dan Mossad Temui PM Qatar, Kembali Negosiasi Pembebasan Sandera di Gaza

26 Januari 2024

Bos CIA dan Mossad Temui PM Qatar, Kembali Negosiasi Pembebasan Sandera di Gaza

Direktur CIA William Burns akan bertemu kepala Mossad, dan PM Qatar untuk membahas pembebasan sandera Israel di Gaza

Baca Selengkapnya

CIA Rekrut Intel Rusia Lewat Video, Ditawarkan Jadi Mata-mata

24 Januari 2024

CIA Rekrut Intel Rusia Lewat Video, Ditawarkan Jadi Mata-mata

Badan intelijen AS, CIA mengedarkan video untuk merekrut anggota dari dinas rahasia Rusia.

Baca Selengkapnya

Intelijen AS Temukan Bukti ISIS Afghanistan di Balik Pengeboman Iran

6 Januari 2024

Intelijen AS Temukan Bukti ISIS Afghanistan di Balik Pengeboman Iran

Penyadapan komunikasi oleh intelijen Amerika Serikat mengkonfirmasi bahwa cabang ISIS berbasis di Afghanistan melakukan dua pemboman di Iran

Baca Selengkapnya

Alexei Navalny Ditahan di Penjara Arktik 'Serigala Kutub'

27 Desember 2023

Alexei Navalny Ditahan di Penjara Arktik 'Serigala Kutub'

Politisi oposisi Rusia Alexei Navalny membenarkan keberadaannya di penjara bersalju di atas Lingkaran Arktik.

Baca Selengkapnya

Hamas Bersedia Perpanjang Gencatan Senjata Selama Empat Hari Lagi

29 November 2023

Hamas Bersedia Perpanjang Gencatan Senjata Selama Empat Hari Lagi

Sebuah sumber yang dekat dengan Hamas mengatakan bahwa gerakan tersebut bersedia memperpanjang gencatan senjata Gaza selama empat hari ke depan

Baca Selengkapnya