Trump Bakal Cegat Kapal Menuju negara Kim Jong Un, Alasannya?

Reporter

Yon Yoseph

Editor

Budi Riza

Jumat, 12 Januari 2018 16:17 WIB

Tentara Korea Selatan berjalan di Jembatan Unifikasi, yang mengarah ke zona demiliterisasi, dekat desa perbatasan Panmunjom di Paju, Korea Selatan, 4 Januari 2018. AP Photo

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menggalang dukungan dari Kanada dan negara sekutu lainnya untuk mendukung inspeksi atas kapal yang berlayar menuju Korea Utara, yang dipimpin Kim Jong Un.

Rencana ini akan dibahas dalam sebuah pertemuan antara menteri-menteri luar negeri negara sekutu AS di Vancouver, Kanada, pada pekan depan. Cian dan Rusia, yang juga diundang, menolak hadir.

Baca: Trump Ingin Sekali Berbicara dengan Kim Jong Un, Kenapa?

Negara-negara itu mempertimbangkan untuk mulai mencegat kapal-kapal yang menuju ke Korea Utara dalam upaya memblokir pengiriman ilegal ke rezim komunis pimpinan Kim Jong-un.

Advertising
Advertising

Baca: Balas Kim Jong Un, Trump: Saya Juga Punya Tombol Nuklir, Namun...

Pencegatan kapal-kapal ini dilakukan untuk memeriksa barang-barang terlarang yang berdasarkan sanksi Perserikatan Bangsa-Bangsa, yang telah dua kali dijatuhkan atas desakan AS.

Direktur Kebijakan Perencanaan di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat, Brian Hook, mengatakan Menteri Luar Negeri, Rex Tillerson, sedang mencari cara untuk menerapkan mekanisme yang lebih praktis untuk meningkatkan tekanan pada Pyongyang.

"Kami juga akan membahas larangan maritim," kata Hook dalam mengomentari larangan kapal apapun dalam upaya memperkuat sanksi Perserikatan Bangsa-Bangsa melawan rezim Kim Jong-un.

Namun, beberapa negara, termasuk sekutu Washington, menganggap metode ini akan meningkatkan ketegangan militer atau disalahartikan sebagai tindakan perang oleh Jong-un.

Hook mengatakan itu adalah salah satu dari berbagai proposal yang harus diajukan pada pertemuan itu.

Pembicaraan mengenai program nuklir Korea Utara akan disertai oleh beberapa negara lain, kecuali Cina dan Rusia.

Tetangga Pyongyang, yaitu Cina dan Rusia, telah menolak untuk berpartisipasi dalam diskusi itu dan banyak yang mempertanyakan keefektifan pertemuan tersebut dengan tidak adanya pemain regional yang berpengaruh.

Sebagai gantinya, daftar tamu terdiri dari apa yang disebut "negara pengirim", negara-negara yang mengirim pasukan sebagai bagian dari kekuatan Perserikatan Bangsa Bangsa selama Perang Korea lebih dari enam dekade yang lalu.

Tujuan pertemuan itu adalah untuk menemukan cara untuk memeras lebih lanjut uang dan sumber daya Korea Utara, yang dibutuhkan untuk pengembangan senjata, yang terus berlanjut meski telah mendapat sanksi hukuman dan kecaman di seluruh dunia.

Menteri Luar Negeri Jepang, Taro Kono, dan Menteri Luar Negeri Korea Selatan, Kang Kyung-wha, akan menghadiri pertemuan pada Selasa nanti. Trump sebelumnya telah mengatakan bersedia berbicara dengan Kim Jong Un dan mengirimkan delegasi perundingan damai.

THE STAR | YONHAP | NHK NEWS

Berita terkait

Terancam Masuk Penjara, Apa Dampaknya bagi Pencalonan Donald Trump?

1 hari lalu

Terancam Masuk Penjara, Apa Dampaknya bagi Pencalonan Donald Trump?

Jika Trump jadi dipenjara, Amerika bisa jadi akan menghadapi momen yang belum pernah terjadi: Seorang mantan presiden AS berada di balik jeruji besi.

Baca Selengkapnya

Bintang Film Dewasa Stormy Daniels Dijadwalkan Bersaksi dalam Sidang Donald Trump

1 hari lalu

Bintang Film Dewasa Stormy Daniels Dijadwalkan Bersaksi dalam Sidang Donald Trump

Stormy Daniels, bintang film dewasa yang menjadi pusat persidangan uang tutup mulut mantan presiden Donald Trump, akan bersaksi

Baca Selengkapnya

Ini Agenda Masa Jabatan Kedua Trump, termasuk Deportasi Massal

5 hari lalu

Ini Agenda Masa Jabatan Kedua Trump, termasuk Deportasi Massal

Donald Trump meluncurkan agenda untuk masa jabatan keduanya jika terpilih, di antaranya mendeportasi jutaan migran dan perang dagang dengan Cina.

Baca Selengkapnya

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

7 hari lalu

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

Hakim yang mengawasi persidangan pidana uang tutup mulut Donald Trump mendenda mantan presiden Amerika Serikat itu sebesar US$9.000 atau karena Rp146

Baca Selengkapnya

Adik Kim Jong Un Umumkan Korea Utara sedang Bangun Militer Besar-besaran

14 hari lalu

Adik Kim Jong Un Umumkan Korea Utara sedang Bangun Militer Besar-besaran

Adik Kim Jong Un memastikan negaranya akan terus membangun kekuatan militer besar-besaran dan terkuat untuk melindungi kedaulatan dan perdamaian

Baca Selengkapnya

Seorang Pria Bakar Diri di Luar Gedung Pengadilan Saat Trump Disidang

18 hari lalu

Seorang Pria Bakar Diri di Luar Gedung Pengadilan Saat Trump Disidang

Seorang pria membakar dirinya di luar gedung pengadilan New York tempat persidangan uang tutup mulut bersejarah Donald Trump.

Baca Selengkapnya

Kim Jong Un Rilis Lagu Baru, Puji Dirinya Ayah yang Ramah

19 hari lalu

Kim Jong Un Rilis Lagu Baru, Puji Dirinya Ayah yang Ramah

Pemimpin otoriter Korea Utara, Kim Jong Un, merilis lagu baru yang menyatakan ia adalah ayah yang ramah.

Baca Selengkapnya

Pembunuhan di Bandara Kuala Lumpur, Masih Ingat Kematian Kim Jong Nam Adik Kim Jong Un di Sini?

23 hari lalu

Pembunuhan di Bandara Kuala Lumpur, Masih Ingat Kematian Kim Jong Nam Adik Kim Jong Un di Sini?

Terjadi penembakan di Bandara Kuala Lumpur. Di tempat ini pula pada 2017 terjadi kasus pembunuhan Kim Jong Nam, saudara tiri Kim Jong Un.

Baca Selengkapnya

Kim Jong Un: Sekarang Waktunya Bersiap untuk Perang

27 hari lalu

Kim Jong Un: Sekarang Waktunya Bersiap untuk Perang

Kim Jong Un mengatakan Korea Utara siap untuk perang.

Baca Selengkapnya

Trump Tolak Undangan Zelensky, Menilai Tak Pantas Kunjungi Ukraina

27 hari lalu

Trump Tolak Undangan Zelensky, Menilai Tak Pantas Kunjungi Ukraina

Bekas Presiden AS Donald Trump menolak undangan Presiden Volodymyr Zelensky untuk menyambangi Ukraina.

Baca Selengkapnya