Begini Langkah Israel Kuasai Yerusalem dan Usir Palestina

Rabu, 3 Januari 2018 09:41 WIB

Kota Tua Yerusalem terlihat melalui sebuah pintu dengan bentuk bintang, di Yerusalem, 6 Desember 2017. AP Photo/Oded Balilty

TEMPO.CO, Jakarta - Dengan bermodalkan pengakuan Amerika terhadap Yerusalem sebagai ibukota Israel, pemerintah sayap kanan negara itu telah mempercepat rencana untuk memperkuat penguasaan atas kota suci 3 agama Abraham tersebut.

Dalam sebuah sesi sidang sepanjang malam, Knesset, parlemen Israel, memberlakukan undang-undang pada Selasa, 2 Januari 2018 sehingga lebih sulit untuk menegosiasikan Yerusalem sebagai bagian dari proses perdamaian.

Baca: Parlemen Israel Loloskan RUU Yerusalem, Warga Palestina Diusir

Kota suci Yerusalem adalah isu yang paling sensitif dan mungkin paling penting dalam konflik Israel-Palestina, dengan bagian kota diklaim oleh kedua belah pihak sebagai ibukotanya.

Hanya beberapa hari sebelumnya, sebuah badan pemandu untuk partai Likud yang mendukung Perdana Menteri Benjamin Netanyahu memilih dengan suara bulat untuk menerapkan undang-undang Israel ke permukiman Tepi Barat. Meskipun pemungutan suara itu tidak mengikat, tindakan semacam itu akan dilihat sebagai aneksasi Israel di wilayah tersebut.

Undang-undang tersebut disahkan sebagai amandemen Undang-Undang Dasar Israel atau konstitusi untuk memberikan bobot politik yang lebih besar. Amandemen tersebut menetapkan bahwa setiap usaha untuk mengalihkan kendali kedaulatan Yerusalem ke entitas asing perlu disetujui oleh super mayoritas 80 anggota Knesset dari 120 orang.

Advertising
Advertising

Sebelumnya, persyaratannya adalah mayoritas dari 61 anggota.

Baca: 5 Fakta Penting Tentang Yerusalem

Dan, dalam sebuah langkah yang pastinya diwarnai kemarahan orang-orang Palestina, amandemen tersebut juga memberi wewenang kepada Knesset untuk mengubah batas kota Yerusalem dengan persetujuan mayoritas sederhana. Setiap lingkungan yang dipindahkan dari kota tetap berada di bawah kedaulatan Israel. Itu memungkinkan Israel memindahkan lingkungan Palestina dari kota tersebut sesuai Rencana Yerusalem Raya yang digalakkan oleh anggota koalisi pemerintahan Netanyahu.

"Tujuannya adalah salah satu yang diinginkan oleh mayoritas orang Yahudi Israel, bahwa Yerusalem akan tetap menjadi ibukota dan kota mayoritas Yahudi" kata Wakil Menteri Michael Oren.

Memuji bagian amandemen tersebut, Menteri Pendidikan Naftali Bennett mengatakan, "Pemahaman kita jelas: Tidak ada orang Yahudi yang memiliki wewenang untuk melepaskan bagian dari tanah ini."

Baca: Isu Yerusalem, Parlemen Arab Lobi Pendirian Negara Palestina

Juru bicara Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas, Nabil Abu Rudeineh, mengatakan undang-undang yang dibuat oleh Israel ini adalah deklarasi perang terhadap rakyat Palestina dan identitas mereka.

"Tidak ada legitimasi terhadap keputusan Trump, dan tidak ada legitimasi terhadap semua keputusan Knesset Israel. Kami tidak akan mengizinkan dengan cara apapun untuk membiarkan rencana semacam itu yang berbahaya bagi masa depan kawasan ini dan dunia yang akan dilalui," kata Rudeineh seperti dikutip dari CNN.

Menurutnya, memajukan rencana tersebut juga akan memicu kerusuhan di kota dan wilayah yang belakangan ini terus diliputi demonstrasi reguler sejak pengakuan Trump terhadap Yerusalem sebagai ibu kota Israel pada awal Desember 2017.

Undang-undang yang diloloskan oleh parlemen Israel, Knesset, itu mendapatkan dukungan dua pertiga anggota parlemen untuk menguasai sepenuhnya kota suci Yerusalem.

Setelah disahkan, Israel mulai mengusir orang-orang Palestina yang berada di yuridiksi kota Yerusalem.

Berita terkait

Otoritas di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Tak Percaya Israel Gunakan Senjata dengan Benar

5 jam lalu

Otoritas di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Tak Percaya Israel Gunakan Senjata dengan Benar

Biro-biro di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat tidak percaya Israel gunakan senjata dari Washington tanpa melanggar hukum internasional

Baca Selengkapnya

Kisah Dokter Gigi dari Universitas Gaza, Awalnya Bahagia Kini Hidup Terasa Hampa

7 jam lalu

Kisah Dokter Gigi dari Universitas Gaza, Awalnya Bahagia Kini Hidup Terasa Hampa

Naim berasal dari keluarga dokter dan dokter gigi. Dia hidup gelimang kebahagiaan, namun penjajahan Israel telah membuat hidupnya hampa.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat dan Israel Diduga Bohong, Hanya 49 Truk Bantuan Kemanusiaan Masuk Utara Gaza

9 jam lalu

Amerika Serikat dan Israel Diduga Bohong, Hanya 49 Truk Bantuan Kemanusiaan Masuk Utara Gaza

Jumlah truk pembawa bantuan kemanusiaan yang masuk Jalur Gaza jumlahnya masih tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan warga Palestina

Baca Selengkapnya

Hamas Rilis Video Terbaru Dua Sandera, Buktikan Masih Hidup

10 jam lalu

Hamas Rilis Video Terbaru Dua Sandera, Buktikan Masih Hidup

Hamas merilis video terbaru dua sandera yang masih hidup dan sehat.

Baca Selengkapnya

Gelombang Protes Dukung Palestina Menyebar hingga ke Kampus Elit Eropa

11 jam lalu

Gelombang Protes Dukung Palestina Menyebar hingga ke Kampus Elit Eropa

Unjuk rasa mendukung Palestina terus melebar dari AS hingga ke kampus-kampus di Eropa.

Baca Selengkapnya

Ribuan Warga Israel Gelar Unjuk Rasa Usai Hamas Rils Video Sandera

15 jam lalu

Ribuan Warga Israel Gelar Unjuk Rasa Usai Hamas Rils Video Sandera

Ribuan warga Israel menuntut dilakukannya pemilhan umum dini dan meminta agar sandera dibebaskan menyusul video yang dilansir Hamas.

Baca Selengkapnya

Polisi AS Lakukan Tindakan Represif Terhadap Demonstran Pro-Palestina, Mahasiswa Tak Cuma Ditangkap

16 jam lalu

Polisi AS Lakukan Tindakan Represif Terhadap Demonstran Pro-Palestina, Mahasiswa Tak Cuma Ditangkap

Puluhan kampus di Amerika Serikat gelar aksi pro-Palestina. Apa saja tindakan represif aparat terhadap demonstran?

Baca Selengkapnya

Lebanon akan Menerima Yurisdiksi ICC atas Kejahatan Perang Israel di Wilayahnya

17 jam lalu

Lebanon akan Menerima Yurisdiksi ICC atas Kejahatan Perang Israel di Wilayahnya

Lebanon akan menerima yurisdiksi Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) untuk mengadili kejahatan perang Israel di wilayahnya sejak Oktober lalu.

Baca Selengkapnya

Iran akan Bebaskan Awak Kapal Portugal yang Disita di Selat Hormuz

18 jam lalu

Iran akan Bebaskan Awak Kapal Portugal yang Disita di Selat Hormuz

Iran mengatakan akan membebaskan awak kapal berbendera Portugal yang disita pasukannya bulan ini.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Sumber Kekayaan Iran hingga Pertemuan Hamas-Fatah di Beijing

19 jam lalu

Top 3 Dunia: Sumber Kekayaan Iran hingga Pertemuan Hamas-Fatah di Beijing

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 27 April 2024 diawali oleh berita soal lima sumber kekayaan negara Iran, yang sedang menghadapi ketegangan dengan Israel

Baca Selengkapnya