TEMPO.CO, Kairo -- Parlemen Negara-Negara Arab (Arab Parliament) bakal menggelar pertemuan darurat untuk menggalang dukungan mengakhiri pendudukan Israel dan mendirikan negara Palestina pasca merebaknya isu status Kota Yerusalem.
"Dengan Kota Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya," begitu dilansir media Kuwait News Agency mengenai komike bersama Arab Parliament seusai menggelar rapat pada Kamis, 28 Desember 2017 di Kairo, Mesir.
Baca juga:
Baca: Pastor Bethlehem ke Trump: Yerusalem Tidak Dijual
Arab Parliament juga menyatakan akan melobi 128 negara pendukung resolusi PBB soal status Kota Yerusalem untuk segera mengakui Palestina sebagai negara merdeka.
Baca: Isu Yerusalem, Fatah Serukan Negara Arab Boikot Guatemala
Komunike itu juga menyatakan dukungan terhadap semua resolusi oleh Otoritas Palestina, yang menolak keputusan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengenai status Kota Yerusalem sebagai ibu kota Israel.
Lainnya, Komunike ini menyatakan akan melindungi Kota Suci Yerusalem dan melawan setiap upaya untuk melemahkan kedaulatan Palestina atas kota itu.
Negara-negara Arab juga meminta perpecahan di internal Palestina segera diakhiri dengan mengikuti kesepakatan rekonsiliasi yang telah ditandatangani di Kairo beberapa waktu lalu.
Komunike ini juga menyatakan menolak upaya Israel untuk menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB untuk periode 2018 - 2019.
Mereka juga mendesak semua negara yang menolak resolusi PBB soal status Kota Yerusalem untuk mempertimbangkan kembali keputusannya dan mematuhi hukum internasional.
Arab Parliament juga bakal mengirim utusan kepada Sekretaris Jenderal PBB, dan Komisi Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia untuk menghentikan semua kegiatan konstruksi pemukiman Israel di kawasan pendudukan Tepi Barat dan Jalur Gaza karena itu pelanggaran serius terhadap hak banga Palestina.
Secara terpisah, pemeritah Cina mengatakan akan berperan aktif dalam penyelesaian konflik Israel dan Palestina. Cina juga menyatakan mendukung pendirian negara merdeka Palestina dengan kedaulatan penuh dengan ibu kota Yerusalem sebagai ibu kota sesuai batas 1967.
Cina telah menggelar simposium Israel dan Palestina di Beijing pada 21 dan 22 Desember 2017. Ada delapan delegasi dari Palestina dan Israel dan tujuh dari Cina, termasuk utusan khusus untuk isu Timur Tengah.
"Gong Xiaosheng mengklaim kedua pihak Israel dan Palestina setuju dengan solusi dua negara," begitu dilansir media The Diplomat. Xiaosheng merupakan utusan khusus Cina untuk Timur Tengah. Simposium ini digelar pasca pernyataan Presiden AS, Donald Trump, bahwa Kota Yerusalem adalah ibu kota Israel.
KUNA | DIPLOMAT |REUTERS