Cina Punya Rudal Yang Mampu Hancurkan Sistem Pertahanan AS

Reporter

Yon Yoseph

Selasa, 2 Januari 2018 15:16 WIB

DF-26 atau Dong Feng 26 merupakan rudal balistik anti kapal generasi kedua, setelah DF-21D. Pengamat militer meyakini bahwa DF-26 dapat membawa Hypersonic Glider Vehicle (HGV) WU-14 untuk menghancurkan kapal perang yang bermanuver tinggi. Senjata hipersonik Tiongkok, WU-14, diluncurkan ke luar angkasa dengan DF-26 dan meluncur kembali ke bumi dengan kecepatan 10 mach atai 12.348 km/jam. WU-14 dapat bernamuner tinggi dan menembus sistem pertahanan udara. Situs popularmechanics.com menyebutkan bahwa Tiongkok telah tujuh kali meluncurkan senjata hipersoniknya. Andy Wong - Pool /Getty Images

TEMPO.CO, Jakarta - Cina dilaporkan memiliki rudal balistik baru tipe hipersonik yang tidak hanya akan menantang pertahanan Amerika Serikat, tetapi juga dapat mencapai target militer di Jepang dan India.

Penilaian tersebut dilakukan setelah majalah The Diplomat yang berbasis di Tokyo melaporkan bahwa pasukan roket Cina melakukan dua tes pada akhir 2017 dari sebuah "kendaraan luncuran hipersonik" baru, atau HGV, yang dikenal sebagai DF-17. Informasi itu didapat setelah mengutip sumber-sumber intelijen Amerika Serikat.

HGVs adalah pesawat tak berawak yang mampu meluncurkan rudal melalui atmosfer bumi dengan kecepatan super.

Baca juga:

Cina Minta AS Tanggalkan Mentalitas Perang Dingin, Kenapa?

Advertising
Advertising

Dibandingkan dengan sistem balistik konvensional, hulu ledak HGV dapat berjalan pada kecepatan yang jauh lebih tinggi, ketinggian yang lebih rendah dan lintasan yang tidak dapat dilacak. Pendekatan ini membuat sistem pertahanan lebih sedikit waktu untuk mencegat hulu ledak sebelum menjatuhkan muatannya.

Seperti yang dilansir South China Morning Post pada 2 Januari 2018, Angkatan Bersenjata Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) melakukan tes pertama pada 1 November dan yang kedua dua minggu kemudian.

Sumber-sumber intelijen AS dikutip mengatakan mengatakan bahwa kedua tes berhasil dan DF-17 bisa beroperasi sekitar tahun 2020.

Pakar militer Cina mengatakan DF-17 adalah salah satu dari beberapa iterasi sistem glider yang dikembangkan oleh PLA, termasuk DF-ZF yang telah melalui setidaknya 7 tes sejauh ini.

Song Zhongping, mantan anggota Korps Artileri Kedua PLA, mengatakan DF-17 adalah model prototipe DF-ZF yang dibuat dengan dilengkapi persenjataan. Sistem HGV dapat digunakan dengan berbagai jenis rudal balistik, termasuk rudal balistik antarbenua dengan jarak tempuh paling kurang 5.500 km.

Selain itu, beberapa hulu ledak HGV dapat digunakan dengan DF-41, yang memiliki jangkauan minimal 12.000 kilometer dan dapat mencapai wilayah manapun di Amerika Serikat dalam waktu kurang dari satu jam.

Baca juga:

Kapal Perang Amerika Berlayar di Perairan Laut Cina Selatan

Pengamat militer Macau Antony Wong Dong mengatakan HGVs juga dapat digunakan untuk menargetkan dan menghancurkan sistem pertahanan anti-rudal Amerika Serikat yang dikenal dengan THAAD, atau Defense High Altitude Area Defense.

Korea Selatan memasang sistem rudal THAAD tahun lalu untuk menangkal bahaya dari program nuklir Korea Utara namun Cina juga menganggap THAAD sebagai ancaman terhadap pertahanannya sendiri.

Rudal uji coba DF-17 diluncurkan dari pusat peluncuran Jiuquan di Mongolia dan terbang sekitar 1.400 km.

Media pemerintah Cina pertama kali melaporkan teknologi HGV di negara itu pada bulan Oktober 2017, dengan cuplikan sistem di terowongan angin hipersonik di berbagai array.

Analis militer yang berbasis di Beijing Zhou Chenming mengatakan teknologi HGV telah menjadi bagian dari strategi nuklir antara tiga kekuatan nuklir besar dunia: Cina, Amerika Serikat dan Rusia.

"Dibandingkan dengan rudal balistik konvensional, HGVs lebih kompleks dan sulit dicegat. HGV Cina ... bisa menghancurkan sistem radar THAAD jika ada perang antara kedua negara," kata Zhou.

Song dan Zhou mengatakan bahwa Amerika dan Rusia juga mengembangkan teknologi glider hipersonik, namun masih berada di belakang Cina dan Rusia.

Berita terkait

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

6 jam lalu

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

15 jam lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

18 jam lalu

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

Keputusan mendirikan pabrik kendaraan listrik di Subang Smartpolitan menunjukkan komitmen BYD dalam mendukung mobilitas berkelanjutan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

19 jam lalu

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

Korban tewas akibat amblesnya jalan raya di Cina selatan telah meningkat menjadi 48 orang

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

20 jam lalu

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

Tim bulu tangkis putri Cina dan Jepang melenggang mulus ke semifinal Uber Cup atau Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

1 hari lalu

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

Manila menuduh penjaga pantai Cina telah memancing naiknya ketegangan di Laut Cina Selatan setelah dua kapalnya rusak ditembak meriam air

Baca Selengkapnya

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

1 hari lalu

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

Jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos mengungkap 58 persen responden percaya Beijing menggunakan TikTok untuk mempengaruhi opini warga Amerika.

Baca Selengkapnya

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

1 hari lalu

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

EHang raih sertifikat produksi untuk bakal taksi terbang EH216-S. Yang pertama di industri eVTOL dunia.

Baca Selengkapnya

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

2 hari lalu

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

Banyak WNI yang diiming-imingi menjadi pengantin di Cina dengan mas kawin puluhan juta. Tak semuanya beruntung.

Baca Selengkapnya

Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

4 hari lalu

Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

Zulkifli Hasan mengungkap asal mula ditemukannya baja ilegal produksi pabrik milik Cina.

Baca Selengkapnya