Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Cina Minta AS Tanggalkan Mentalitas Perang Dingin, Kenapa?

Reporter

Editor

Budi Riza

image-gnews
Presiden AS Donald Trump dan istrinya  Melania mengunjungi Forbidden City didampingi Presiden Cina, Xi Jinping serta istrinya Peng Liyuan di Beijing, Cina, 8 November, 2017. REUTERS/Jonathan Ernst
Presiden AS Donald Trump dan istrinya Melania mengunjungi Forbidden City didampingi Presiden Cina, Xi Jinping serta istrinya Peng Liyuan di Beijing, Cina, 8 November, 2017. REUTERS/Jonathan Ernst
Iklan

TEMPO.CO, Beijing -- Pemerintah Cina meminta pemerintah Amerika Serikat untuk menanggalkan mentalitas era perang dingin. Pernyataan ini untuk menanggapi kebijakan strategi keamanan nasional, yang diumumkan Presiden AS, Donald Trump, kemarin.

"Kami meminta AS untuk berhenti mendistorsi niat strategis Cina dan menanggalkan mentalitas perang dingin dan meninggalkan konsep usang bahwa ini adalah persaingan habis-habisan (zero sum game). Atau ini akan berujung pada kerusakan bagi kedua belah pihak," kata Hua Chunying, juru bicara Kementerin Luar Negeri Cina, pada Selasa, 19 Desember 2017 waktu setempat.

Baca: Jenderal Cina: Perang Pecah di Semenanjung Korea Maret 2018

 

Hua melanjutkan,"Setiap negara atau laporan yang mendistorsi fakta atau fitnah akan sia-sia. Jangan ada yang berharap Cina bakal mau menelan pil pahit yang berdampak kepada kepentingannya."

Baca: Korea Selatan Panik, 5 Jet Militer Cina Melintas Tanpa Izin

 

Trump mengumumkan kebijakan strategi keamanan nasional, yang menekankan kepada kepentingan ekonomi sebagai kepentingan negara. Ini merupakan lanjutan dari janji kampanye Trump "America First" yang ditujukan untuk mengedepankan kepentingan nasional khususnya ekonomi.

Trump melihat Cina berupaya menggantikan peran AS di kawasan Indo-Pasifik, mengerahkan ekspansi ekonomi dengan dukungan penuh negara dan berupaya menata ulang kawasan Asia Pasifik untuk kepentingannya.
Trump melihat Cina dan Rusia sebagai kekuatan rival utama, yang berupaya melemahkan kepentingan AS secara domestik dan global.

Trump juga melabeli Rusia sebagai aktor jahat di pentas global, yang mencoba memobilisasi kekuatan sosial media dan opini publik untuk melemahkan kepentingan AS.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pernyataan Trump ini berbeda dengan pernyataan Presiden Barack Obama, yang melabeli Cina sebagai rekan strategis meskipun hubungan kedua negara kerap terjadi ketegangan.

Pengamat politik Cina menanggapi pernyataan Trump itu. Profesor Jin Canrong dari School of International Studies di Renmin University, mengatakan,"Ini mengecewakan bahwa AS tidak menerima pandangan CIna. Upaya kita setahun terakhir tidak berhasil, jauh dari harapan."

Sedangkan Jia Qingquo, kepala jurusan hubungan internasional di Peking University, mengatakan pernyataan Trump itu didasarkan pada persaingan habis-habisan (zero sum game). Ini membuatnya mengambil sikap negatif terhadap Cina.

"Pertanyaannya adalah apakah pemerintahan Trump bisa mengubah retorika itu menjadi aksi," kata Jia sambil menambahkan Beijing harus tetap fokus pada kepentingan nasionalnya dan tidak terpengaruh oleh Washington.

Sedangkan Profesor Zhang Baohui dari jurusan ilmu politik i Lingnan University di Hong Kong, mengatakan pernyatan Trump soal Cina menunjukkan hubungan kedua negara yang coba dibangun berakhir.
"Cina telah mengivestasikan modal diplomatik yang besar untuk mengamankan hubungan ini," kata Zhang. Padahal pemimpin kedua negara terlihat akrab saat kunjungan Trump ke Beijing beberapa waktu lalu.

Pernyataan Trump ini berkebalikan dengan pernyataannya beberapa bulan lalu saat mengunjungi Beijing. Dia menyebut Presiden Cina Xi Jinping sebagai teman baik dan Cina sebagai mitra bisnis. Saat itu Cina dan AS menandatangani perjanjian bisnis senilai sekitar Rp3000 triliun.
SCMP | CNN

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kemacetan Mudik Juga Terjadi di Cina, Ingat Tragedi Brexit Lebaran 2016 yang Tewaskan 12 orang

7 jam lalu

Ratusan kendaraan terjebak kemacetan saat menuju pintu keluar Tol Brebes Timur (Brexit) di Brebes, Jawa Tengah, 22 Juni 2017. Kemacetan tersebut terjadi akibat penutupan ruas jalan tol fungsional Brebes-Batang pada malam hari dan seluruh kendaraan diarahkan ke Brexit. ANTARA/Akbar Nugroho Gumay
Kemacetan Mudik Juga Terjadi di Cina, Ingat Tragedi Brexit Lebaran 2016 yang Tewaskan 12 orang

Kemacetan saat mudik Lebaran tahun ini tidak separah tragedi Brexit 2016 yang Menewaskan 18 Orang atau macet parah di Beijing dan Pakistan.


Cina Puji Iran, Percaya Teheran Mampu Tangani Situasi dengan Israel

9 jam lalu

Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi berjabat tangan dengan Menlu Palestina Riyad Al-Maliki, disaksikan antara lain Menlu Retno Marsudi sebelum sesi foto di Diaoyutai State Guesthouse di Beijing, 20 November 2023. REUTERS/Florence Lo/Poo
Cina Puji Iran, Percaya Teheran Mampu Tangani Situasi dengan Israel

Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi membahas situasi di Timur Tengah dengan timpalannya dari Iran, Hossein Amir-Abdollahian, di tengah ketegangan meningkat dengan Israel.


Respons Joe Biden, Rusia, dan Cina Pasca Serangan Iran ke Israel

11 jam lalu

Sistem anti-rudal beroperasi setelah Iran meluncurkan drone dan rudal ke arah Israel, seperti yang terlihat dari Ashkelon, Israel 14 April 2024. REUTERS/Amir Cohen
Respons Joe Biden, Rusia, dan Cina Pasca Serangan Iran ke Israel

Serangan Iran yang diluncurkan ke Israel menuai respons dari berbagai pihak termasuk Presiden AS Joe Biden, Rusia, dan Cina.


Profil Korban Jiwa Penusukan di Australia: Ibu Baru, Mahasiswi Cina hingga Pengungsi Ahmadiyah

1 hari lalu

Korban penusukan di Australia. Istimewa
Profil Korban Jiwa Penusukan di Australia: Ibu Baru, Mahasiswi Cina hingga Pengungsi Ahmadiyah

Warga Australia berduka atas kematian lima perempuan dan seorang pria penjaga keamanan pengungsi asal Pakistan.


Rekap Hasil Final Badminton Asia Championships 2024: Tuan Rumah Cina Raih 3 Gelar, Indonesia 1 Gelar Lewat Jonatan Christie

2 hari lalu

Jonatan Christie dalam tunggal putra Badminton Asia Championships 2024. Dok TIm Humas PBSI
Rekap Hasil Final Badminton Asia Championships 2024: Tuan Rumah Cina Raih 3 Gelar, Indonesia 1 Gelar Lewat Jonatan Christie

Indonesia meraih satu gelar sama dengan Korea Selatan di kejuaraan bulu tangkis Badminton Asia Championships 2024 yang berlangsung di Ningbo, Cina.


10 Orang Terkaya di Dunia Masih Didominasi AS, Milyuner Cina Peringkat Berapa?

3 hari lalu

Pendiri Alibaba, Jack Ma, cukup lama tak muncul ke publik setelah mengkritik kebijakan Pemerintah Cina secara terbuka dalam sebuah pidato. Jack Ma sempat mengkritik pemerintah China sebagai otoritas yang 'ketinggalan zaman'. REUTERS
10 Orang Terkaya di Dunia Masih Didominasi AS, Milyuner Cina Peringkat Berapa?

Pengusaha Amerika Serikat masih mendominasi daftar peringkat teratas Orang Terkaya di Dunia 2024 versi Forbes. Pengusaha Cina tertinggal jauh.


Penjelasan Badai Langka yang Tewaskan 7 Orang di Cina, 3 Terlempar dari Apartemen

4 hari lalu

Seorang bayi diselamatkan saat jendela di unit apartemen itu jebol karena cuaca ekstrem yang terjadi di Jiangxi, Cina, pada 31 Maret 2024. Badai langka itu menewaskan 7 orang, 3 di antaranya karena terlontar ke luar dari unit apartemennya. Foto/instagram
Penjelasan Badai Langka yang Tewaskan 7 Orang di Cina, 3 Terlempar dari Apartemen

Kekuatan angin yang terjadi sampai setara hurikan atau tornado Kategori 1 di lautan. Badai ini menjadi langka karena terjadi di Jiangxi yang daratan.


Dimulai dari Oppo Find X7, Begini Beda Teknologi 5,5G dari 5G

4 hari lalu

Oppo Find X7. Gsmarena
Dimulai dari Oppo Find X7, Begini Beda Teknologi 5,5G dari 5G

Oppo Find X7 menjadi smartphone pertama yang didukung oleh teknologi jaringan seluler generasi 5,5G atau yang dikenal sebagai 5G-Advanced.


Ponsel Layar Lipat Nubia Flip Sudah Bisa Dipesan Termasuk dari Indonesia

5 hari lalu

Nubia Flip. Istimewa
Ponsel Layar Lipat Nubia Flip Sudah Bisa Dipesan Termasuk dari Indonesia

Dibanderol mulai 499 dolar untuk versi RAM dan penyimpanan 8/256 GB, Nubia Flip memang menjadi ponsel layar lipat termurah yang ada saat ini.


Presiden Cina Xi Jinping: Tak Ada yang Bisa Hentikan Reuni Keluarga dengan Taiwan

6 hari lalu

Presiden Tiongkok Xi Jinping dan Presiden Taiwan Ma Ying-jeou (kanan) tersenyum saat memasuki kamar di Hotel Shangri-la tempat mereka akan bertemu, di Singapura 7 November 2015. REUTERS/Joseph Nair
Presiden Cina Xi Jinping: Tak Ada yang Bisa Hentikan Reuni Keluarga dengan Taiwan

Presiden Cina Xi Jinping mengatakan kepada mantan presiden Taiwan Ma Ying-jeou bahwa tidak ada yang dapat menghentikan reuni kedua sisi Selat Taiwan