Aina Gamzatova, Hijaber Penantang Putin dalam Pilpres 2018

Reporter

Terjemahan

Senin, 1 Januari 2018 16:30 WIB

Aina Gamzatova, perempuan Muslim berhijab ini akan menantang Vladimir Putin dalam pemilihan presiden Rusia 2018

TEMPO.CO, Jakarta -Vladimir Putin menghadapi penantang unik dalam pemilu presiden Rusia yang akan berlangsung pada Maret 2018. Lawannya adalah Aina Gamzatova, seorang perempuang Muslim berhijab asal Dagestan.

Seperti dilansir Aljazeera, Ahad 31 Desember 2017, Gamzatova, 46 tahun, menyatakan pencalonannya melalui Facebook.

Deklarasi itu disambut suka cita oleh ratusan pendukungnya di Makhachkala, ibu kota Dagestan pada Sabtu lalu. Para pendukunganya berkumpul di jalanan kota untuk melakukan selebrasi. Dagestan merupakan wilayah Rusia yang memiliki penduduk dengan mayoritas beragama Islam.

Baca juga: Putin Resmi Daftar Ikut Pilpres Rusia, Pilih Jalur Independen

Dalam kampanyenya, dia ingin Kremlin semakin keras terhadap pejuang yang ingin mendirikan negara yang terpisah di Kaukasus Utara di bawah hukum Islam.

Advertising
Advertising

“Saya mendukung sikap anti-Wahhabisme setelah pemerintah daerah maupun beberapa pejabat federal yang bertanggung jawab atas wilayah tersebut telah mencoba untuk diam dalam beberapa tahun terakhir.”

Maraknya kelompok bersenjata di Rusia berasal dari awal 1990-an, ketika ratusan pejuang dari dunia Muslim bergabung dengan kelompok separatis di negara tetangga Chechnya.

Banyak orang Saudi, dan doktrin mereka melarang Sufi sebagai “orang musyrik” yang memuliakan “orang-orang kudus” dan tempat-tempat suci.

Gamzatova merupakan anggota kelompok sufi yang dipimpin mendiang Said-Afandi Chirkavi. Ulama ini tewas akibat serangan perempuan pembom bunuh diri di Kaukus pada 2012.

Gamzatova juga bukan sembarang perempuan. Dia merupakan kepala dari grup media muslim terbesar Rusia, Islam.ru. Grup itu terdiri atas stasun televisi, radio, surat kabar, serta penerbit buku-buku Islam.

Baca juga:

Ini Pesan Tahun Baru Putin ke Trump, Assad, Erdogan, dan May

Adapun suaminya, Akhmad Abdulaev, adalah seorang mufti di Dagestan. Abdulaev adalah suami kedua Gamzatova. Suami pertamanya Said Muhammad Abubakarov, meninggal pada 1998 dalam ledakan bom mobil di Dagestan.

Pencalonan Gamzatova menjadi menjadi perdebatan panas bagi komunitas Muslim Rusia. Sebagian pihak menyebut sebagai perempuan ia seharusnya tak ikut dalam pencalonan penjabat publik. Namun tak sedikit pula yang mendukung.

Beberapa orang melihat kampanyenya terlepas dari hasilnya sebagai cara untuk meningkatkan citra wanita Muslim di Rusia dan untuk menarik perhatian pada kebutuhan Dagestan yang miskin, berpenduduk padat dan multi-etnis.

“Bahkan jika dia kalah, orang akan tahu bahwa seorang gadis berjilbab bukan hanya seorang ibu atau wanita, tapi juga berpendidikan, bijaksana dan dihormati, ” ujar mantan juara Olimpiade tinju dan wakil menteri olahraga Dagestan, Gaidarbek Gaidarbekov menulis di Instagram.

Namun, kans Gamzatova untuk mengalahkan Putin sangat kecil, meskipun seluruh warga Muslim Rusia yang berjumlah 20 juta orang dari total 140 juta penduduk, memilihnya.

“Tentu saja, dia tidak akan menjadi presiden, bodoh bahkan membicarakannya,” tulis Zakir Magomedov, seorang blogger populer dari Dagestan.

Tapi, dia mungkin menerima sejumlah besar suara di Dagestan dan Kaukasus Utara, sesuatu yang akan merusak citra Putin di wilayah pengangguran yang sangat bergantung pada subsidi federal dan di mana menurut pemantau pemilu pejabat secara rutin menggunakan kecurangan dan pemaksaan pemilih.

“Gamzatova pasti akan mendapatkan suara mayoritas dan Putin tidak akan mendapatkan 146 persen dari republik ini,” tulis Magomedov, mengacu pada sebuah lelucon di kalangan kritik Kremlin tentang persentase loyalitas Putin.

Berita terkait

WSJ: Putin Mungkin Tak Perintahkan Pembunuhan Navalny

5 hari lalu

WSJ: Putin Mungkin Tak Perintahkan Pembunuhan Navalny

Badan-badan intelijen AS sepakat bahwa presiden Rusia mungkin tidak memerintahkan pembunuhan Navalny "pada saat itu," menurut laporan.

Baca Selengkapnya

Kedubes: Rusia Jadi Lebih Kuat di Bawah Sanksi Barat

8 hari lalu

Kedubes: Rusia Jadi Lebih Kuat di Bawah Sanksi Barat

Kedutaan Besar Rusia untuk Indonesia mengatakan industri Rusia kini menjadi lebih kuat meski banyak disanksi oleh Barat.

Baca Selengkapnya

Putin Buka Suara Soal Serangan Israel, Iran Sebut Terpaksa

14 hari lalu

Putin Buka Suara Soal Serangan Israel, Iran Sebut Terpaksa

Putin menelepon Ebrahim Raisi untuk membahas serangan Iran ke Israel.

Baca Selengkapnya

Putin Tak Serang Anggota NATO, Tapi Ancam Tembak Jet F-16

36 hari lalu

Putin Tak Serang Anggota NATO, Tapi Ancam Tembak Jet F-16

Putin mengatakan pesawat F-16 mampu mengangkut senjata nuklir. Ia menyatakan tak akan menyerang anggota NATO, tapi tembak jatuh F-16.

Baca Selengkapnya

2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan

37 hari lalu

2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan

Warga negara Tajikistan, Rachabalizoda Saidakrami dan Shamsidin Fariduni dapat melakukan perjalanan dengan bebas antara Rusia dan Turki

Baca Selengkapnya

Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

37 hari lalu

Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui bahwa sejauh ini belum ada tanda-tanda keterlibatan Ukraina dalam penembakan di gedung konser Moskow

Baca Selengkapnya

Putin Sebut Kelompok Islam Radikal di Balik Serangan Moskow

38 hari lalu

Putin Sebut Kelompok Islam Radikal di Balik Serangan Moskow

Putin menyatakan penembakan massal di Moskow dilakukan oleh kelompok Islam radikal, namun tetap ada hubungannya dengan Ukraina.

Baca Selengkapnya

Serangan Teror di Rusia, Kremlin: Tidak Ada Negara yang Kebal dari Terorisme

38 hari lalu

Serangan Teror di Rusia, Kremlin: Tidak Ada Negara yang Kebal dari Terorisme

Juru bicara Kremlin menepis adanya kegagalan dinas keamanan Rusia dalam mencegah penembakan di Moskow.

Baca Selengkapnya

Serangan Moskow Terjadi, Apakah Pengganti KGB telah Kehilangan Tajinya?

38 hari lalu

Serangan Moskow Terjadi, Apakah Pengganti KGB telah Kehilangan Tajinya?

Serangan Moskow menimbulkan pertanyaan tentang ketajaman FSB, pengganti KGB, badan intelijen yang kerap dianggap momok bagi Barat.

Baca Selengkapnya

Rusia Pertanyakan Klaim ISIS sebagai Dalang Serangan: Ini Upaya AS Lindungi Ukraina!

38 hari lalu

Rusia Pertanyakan Klaim ISIS sebagai Dalang Serangan: Ini Upaya AS Lindungi Ukraina!

Rusia menantang pernyataan Amerika Serikat bahwa ISIS menjadi dalang penembakan di sebuah gedung konser di luar Moskow yang menewaskan 137 orang

Baca Selengkapnya