Dukung Palestina, Afrika Selatan Turunkan Hubungan dengan Israel

Kamis, 21 Desember 2017 16:32 WIB

Seorang wanita berunjuk rasa di depan markas Kongres Nasional Afrika di Johannesburg, Afsel, (16-11). Para pengunjuk rasa meminta pemerintah Afrika Selatan untuk mengusir Dubes Israel selama operasi militer Israel di Jalur Gaza. (AP Photo/Jon Gambrell)

TEMPO.CO, Jakarta - Afrika Selatan memutuskan menurunkan hubungan diplomatik ke tingkat paling rendah dengan Israel untuk mendukung Palestina. Keputusan yang mendapatkan sambutan dari Hamas tersebut diambil dalam konferensi nasional ke-54 Partai Kongres Nasional Afrika (ANC) di Gauteng, 16-20 Desember 2017 .

"Keputusan Kongres Nasional Afrika adalah hanya menempatkan beberapa orang saja di kedutaan. Sikap tersebut sebagai bentuk dukungan terhadap rakyat Palestina. Afrika Selatan menurunkan tingkat hubungannya dengan Israel," IOL melaporkan.

Baca: Dubes Israel untuk PBB Sebut Upaya Lobi Yerusalem Percuma?

Seorang demonstran Palestina memanjat tiang pemancar sembari mengibarkan bendera Palestina saat beraksi menentang keputusan Trump untuk mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel, di dekat perbatasan dengan Israel, 19 Desember 2017. REUTERS

Hamas, organisasi politik di Jalur Gaza, menanggapi dengan senang hati keputusan Afrika Selatan tersebut. "Kami memuji keputusan Kongres Nasional Afrika yang telah menunjukkan solidaritasnya dengan mewakili jutaan rakyat Afrika Selatan demi perjuangan bangsa Palestina," bunyi pernyataan Hamas.

Advertising
Advertising

Konferensi nasional partai ANC ke-54 ini digelar untuk melanjutkan konferensi Juli 2017. Pada konferensi Juli lalu, ANC memiliki dua opsi yaitu menutup kedutaan besar di Tel Aviv dan menurunkan tingkat hubungan diplomatik.

Baca: Presiden Afrika Selatan Tak Bayar Uang Rumah

Sejumlah warga Afrika Selatan pendukung Palestina mengadakan protes di luar gedung Parlemen Afrika Selatan di kota Cape Town, Afrika Selatan, (16-11). Mereka memprotes atas serangan Israel ke Palestina. (AP Photo/Schalk van Zuydam)

Ketegangan di Timur Tengah dan negara-negara Arab menyusul keputusan Amerika Serikat mengakui Yerusalem menjadi ibu kota Israel. Amerika Serikat juga akan segera memindahkan kantor kedutaanya dari Tel Aviv ke Yerusalem.

Adapun Palestina menganggap Yerusalem adalah tanah milik negeri itu yang dicaplok Israel saat perang enam hari pada 1967. Palestina akan menjadikan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya.

Berita terkait

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

56 menit lalu

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

WHO mengatakan tidak ada rencana darurat yang dapat mencegah "tambahan angka kematian" di Rafah jika Israel menjalankan operasi militernya di sana.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Turki Hentikan Ekspor Impor ke Israel

1 jam lalu

Top 3 Dunia: Turki Hentikan Ekspor Impor ke Israel

Berita Top 3 Dunia pada Jumat 3 Mei 2024 diawali oleh Turki menghentikan semua ekspor impor dari dan ke Israel.

Baca Selengkapnya

Ikuti Gerakan di AS, Mahasiswa Pro-Palestina Berkemah di Kampus-Kampus Australia

2 jam lalu

Ikuti Gerakan di AS, Mahasiswa Pro-Palestina Berkemah di Kampus-Kampus Australia

Gelombang protes pro-Palestina di kampus-kampus Amerika Serikat telah menyebar ke berbagai universitas di Australia.

Baca Selengkapnya

Menyusul Kritik dari Israel dan AS, Ini Tanggapan Jaksa ICC

4 jam lalu

Menyusul Kritik dari Israel dan AS, Ini Tanggapan Jaksa ICC

Kantor kejaksaan Mahkamah Pidana Internasional (ICC) menyerukan diakhirinya apa yang mereka sebut sebagai intimidasi terhadap stafnya.

Baca Selengkapnya

Palestina: Tidak Ada Guna Membahas Gaza di PBB

5 jam lalu

Palestina: Tidak Ada Guna Membahas Gaza di PBB

Dubes Palestina untuk Austria menilai upaya membahas Gaza pada forum PBB tidak akan berdampak pada kebijakan AS dan Eropa yang mendanai genosida.

Baca Selengkapnya

Houthi Tawarkan Pendidikan bagi Mahasiswa AS yang Diskors karena Demo Pro-Palestina

11 jam lalu

Houthi Tawarkan Pendidikan bagi Mahasiswa AS yang Diskors karena Demo Pro-Palestina

Kelompok Houthi di Yaman menawarkan tempat melanjutkan studi bagi para mahasiswa AS yang diskors karena melakukan protes pro-Palestina.

Baca Selengkapnya

Dokter Bedah Ternama Gaza Tewas di Penjara Israel, Diduga Disiksa

11 jam lalu

Dokter Bedah Ternama Gaza Tewas di Penjara Israel, Diduga Disiksa

Seorang dokter bedah Palestina terkemuka dari Rumah Sakit al-Shifa di Gaza meninggal di penjara Israel setelah lebih dari empat bulan ditahan.

Baca Selengkapnya

Iran Bebaskan Awak Kapal Terafiliasi Israel yang Sempat Disita di Selat Hormuz

12 jam lalu

Iran Bebaskan Awak Kapal Terafiliasi Israel yang Sempat Disita di Selat Hormuz

Menteri Luar Negeri Hossein Amirabdollahian mengatakan Iran telah membebaskan awak kapal MSC Aries yang terafiliasi dengan Israel, setelah sempat disita di dekat Selat Hormuz.

Baca Selengkapnya

Kelompok Milisi Irak Lancarkan Serangan Rudal terhadap Israel

12 jam lalu

Kelompok Milisi Irak Lancarkan Serangan Rudal terhadap Israel

Kelompok bersenjata Perlawanan Islam di Irak mengaku bertanggung jawab atas serangan rudal terhadap kota Tel Aviv dan Be'er Sheva di Israel.

Baca Selengkapnya

Jurnalis Palestina Peliput Perang Gaza Menangkan Penghargaan Kebebasan Pers UNESCO

13 jam lalu

Jurnalis Palestina Peliput Perang Gaza Menangkan Penghargaan Kebebasan Pers UNESCO

Kepala UNESCO menyerukan penghargaan atas keberanian jurnalis Palestina menghadapi kondisi 'sulit dan berbahaya' di Gaza.

Baca Selengkapnya