Saudi Cegat Serangan Misil Houthi ke Riyadh

Reporter

Budi Riza

Editor

Budi Riza

Rabu, 20 Desember 2017 08:31 WIB

Tiga orang pemuda memperhatikan puing jet tempur milik militer Uni Emirat Arab yang jatuh di Aden, Yaman, 14 Maret 2016. Pesawat tempur ini sebelumnya dinyatakan hilang saat mengambil bagian dalam misi melawan pemberontak Houthi di Yaman. REUTERS

TEMPO.CO, Riyadh -- Sistem pertahanan udara Arab Saudi menembak jatuh sebuah rudal balistik yang ditembakkan milisi Houthi ke arah ibu kota Riyadh. Serangan yang terjadi pada Selasa, 19 Desember 2017, ini bisa meningkatkan perang proxy antara Saudi dan Iran. "Tidak ada korban akibat serangan ini," begitu dilansir Reuters, Selasa, 19 Desember 2017.


Milisi Houthi mengatakan serangan itu ditujukan ke Istana Yamama, yang menjadi pusat pemerintahan Arab Saudi. Serangan misil dilakukan pada saat sejumlah pemimpin Saudi sedang menggelar rapat internal. Lewat pernyataan di stasiun televisi Al-Masirah, milisi Houthi mengatakan sejumlah lokasi penting di Saudi berada dalam jangkauan serangan rudal ini seperti istana, markas militer, dan instalasi pengeboran minyak.

Baca: Gereja di Jerman Tuntut Ekspor Senjata ke Arab Saudi Dihentikan

Menurut pemerintah Saudi, serangan rudal itu ditujukan ke kawasan perumahan dan tidak menimbulkan kerusakan. Ini adalah serangan terbaru dari beberapa kali serangan rudal yang ditujukan kepada Riyadh oleh milisi Houthi.

Advertising
Advertising

Baca: Seusai Dilepas Otoritas Saudi, Konglomerat Al-Masri Bilang Ini

"Pasukan koalisi mengkonfirmasi berhasil mencegat serangan misil Iran-Houthi yang mengarah ke kawasan selatan Riyadh. Tidak ada korban dalam peristiwa ini," begitu pernyataan dari Pusat Komunikasi Internasional yang dikelola Arab Saudi lewat pernyataan di akun Twitter.


Menurut Kantor Berita Arab Saudi (SPA), misil buatan Iran menjadi ancaman stabilitas di kawasan ini. Milisi Houthi dituding menggunakan pintu masuk bantuan kemanusiaan ke Yaman untuk menyelundupkan sejumlah misil buatan Iran.


Pemerintah Amerika Serikat menyatakan memantau perkembangan yang terjadi. "Kami bekerja sama secara dekat dengan rekan Saudi agar mereka memiliki sumber daya yang dibutuhkan untuk mempertahankan wilayahnya terhadap serangan ke kawasann pemukiman penduduk," begitu pernyataan dari seorang pejabat AS.


Serangan misil ke Riyadh ini dilakukan untuk memperingati 1000 hari sejak dimulainya serangan koalisi Saudi ke Yaman pada Maret 2015. Ini terjadi setelah pasukan koalisi Iran di Yaman menjatuhkan Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi, yang mengungsi.


"Musuh punya kalkulasi bayangannya sendiri. Tapi setelah 1000 hari, kami mengalami kemajuan pesat," kata Abdel-Malek al-Houthi, seorang pemimpin milisi Houthi, dalam pernyataan di televisi Al-Masirah.


Sedangkan pemerintah Uni Emirat Arab, yang menjadi sekutu Saudi, mengatakan serangan misil itu menunjukkan Operation Decisive Storm masih dibutuhkan. Sedangkan Perdana Menteri Lebanon, Saad al-Hariri, mengutuk serangan itu. Hariri sempat menyatakan mundur dari posisinya saat berada di Riyadh pada awal Nopember lalu namun belakangan mengurungkan niatnya itu.

REUTERS

Berita terkait

Saudi Terapkan Hukum Perdata untuk Naikkan Investasi, Investor Masih Berhati-hati

10 Januari 2024

Saudi Terapkan Hukum Perdata untuk Naikkan Investasi, Investor Masih Berhati-hati

Arab Saudi mulai 16 Desember 2023, memberlakukan hukum perdata tertulis pertama untuk meningkatkan investasi, namun investor tetap berhati-hati.

Baca Selengkapnya

Kunjungan Dadakan Putin ke Saudi Masih Misterius, MbS Berjanji Akan ke Moskow

7 Desember 2023

Kunjungan Dadakan Putin ke Saudi Masih Misterius, MbS Berjanji Akan ke Moskow

Rencana MbS ke Rusia batal, sehingga Putin tiba-tiba yang terbang ke Saudi untuk menemui pemimpin negara eksportir minyak terbesar dunia tersebut

Baca Selengkapnya

Normalisasi Israel - Saudi Tak Akan Perbesar Peluang Palestina Merdeka

29 September 2023

Normalisasi Israel - Saudi Tak Akan Perbesar Peluang Palestina Merdeka

Normalisasi hubungan antara Arab Saudi dan Israel tampaknya tidak akan memperbesar peluang Palestina mendapat menjadi negara merdeka dan berdaulat.

Baca Selengkapnya

Saudi Minta Jaminan Keamanan dari AS sebagai Syarat Hubungan dengan Israel, Palestina Ditinggalkan?

29 September 2023

Saudi Minta Jaminan Keamanan dari AS sebagai Syarat Hubungan dengan Israel, Palestina Ditinggalkan?

Saudi menuntut terbentuknya pakta militer dengan AS sebagai syarat normalisasi hubungan dengan Israel, meski tidak ada konsesi untuk Palestina merdeka

Baca Selengkapnya

Cagar Alam Uruq Saudi Masuk Daftar Situs Warisan Dunia UNESCO

21 September 2023

Cagar Alam Uruq Saudi Masuk Daftar Situs Warisan Dunia UNESCO

Cagar Alam Uruq Bani Ma'arid di Arab Saudi masuk Daftar Situs Warisan Dunia UNESCO.

Baca Selengkapnya

Saudi Undang Houthi Bahas Gencatan Senjata Permanen di Yaman

15 September 2023

Saudi Undang Houthi Bahas Gencatan Senjata Permanen di Yaman

Arab Saudi mengundang delegasi Houthi ke Riyadh untuk melanjutkan perundingan gencatan senjata permanen di Yaman

Baca Selengkapnya

Al-Qahtani, Lansia Saudi Berusia 110 Tahun yang Kembali Bersekolah

7 Agustus 2023

Al-Qahtani, Lansia Saudi Berusia 110 Tahun yang Kembali Bersekolah

Seorang wanita Saudi membuktikan pepatah lama "lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali" dengan kembali ke sekolah - pada usia 110 tahun.

Baca Selengkapnya

Saudi dan Houthi Akan Berunding, Perdamaian Yaman sebelum Idul Fitri

8 April 2023

Saudi dan Houthi Akan Berunding, Perdamaian Yaman sebelum Idul Fitri

Delegasi Saudi-Oman berencana melakukan perjalanan ke Sanaa berunding dengan Houthi untuk perdamaian Yaman sebelum Idul Fitri

Baca Selengkapnya

Pembakaran Al-Quran Terjadi Lagi di Denmark, Saudi dan Negara Muslim Kutuk Keras

27 Maret 2023

Pembakaran Al-Quran Terjadi Lagi di Denmark, Saudi dan Negara Muslim Kutuk Keras

Arab Saudi bersama Yordania, Kuwait, dan Qatar mengutuk pembakaran Al-Quran dan bendera Turki pada Jumat oleh kelompok Patrioterne Gar Live di Denmark

Baca Selengkapnya

Saudi Bebaskan Warga AS, Ditahan 19 Tahun karena Kritik Kerajaan di Twitter

21 Maret 2023

Saudi Bebaskan Warga AS, Ditahan 19 Tahun karena Kritik Kerajaan di Twitter

Saudi membebaskan seorang warga negara AS yang dipenjara selama 19 tahun karena mengunggah kritik terhadap Kerajaan di Twitter.

Baca Selengkapnya