3 Alasan Warga Palestina Minta Abbas Mundur

Jumat, 15 Desember 2017 13:46 WIB

Presiden AS Donald Trump dan Presiden Palestina Mahmoud Abbas dalam pertemuan di Istana Kepresidenan di Bethlehem, 23 Mei 2017. REUTERS/Jonathan Ernst

TEMPO.CO, Jakarta - Mayoritas penduduk Palesrina, baik yang menempati Tepi Barat dan Jalur Gaza menginginkan Presiden Mahmoud Abbas untuk mengundurkan diri dari jabatannya.

Sebuah jajak pendapat yang dilaksanakan pada 7 hingga 10 Desember lalu, sesaat setelah Donald Trump mengumumkan pengakuan Yerusalem sebagai ibukota Israel, menghasilkan temuan mengejutkan.

Menurut Palestinian Center for Policy and Research, 70 persen rakyat Palestina menghendaki Abbas mundur. Hanya 26 persen yang menginginkan Abbas tetap pada posisinya.

Baca: Palestina Krisis, Mahmoud Abbas Bangun Istana Pribadi

Berikut 3 alasan utama Abbas harus mundur dari jabatannya, seperti dikutip dari Middle East Monitor.

1. Penilaian negatif terhadap Abbas

Advertising
Advertising

Sebanyak 66 persen penduduk Palestina menilai Abbas tidak kompeten dalam memimpin Palestina. Sedangkan penilaian positif sebanyak 31 persen.

Sebanyak 61 persen menganggap kebijakan tidak membawa dampak berarti bagi kemerdekaan Palestina. Hanya 12 persen yang melihat kebijakan Abbas positif.

Baca: Direktur CIA Diam-diam Temui Presiden Palestina, Mengapa?

2. Abbas dianggap tidak adil

Sekitar 81 persen orang Palestina menginginkan Abbas untuk membayar gaji pegawai sipil Hamas serta gaji pegawai sektor keamanan pemerintah Hamas di Gaza.

Rencana pembubaran faksi bersenjata di Gaza oleh Abbas juga telah ditentang.

3. Pemerintahan Abbas dianggap korup

Sebanyak 77 persen menganggap pemerintah Abbas korup.

Baca: Palestina Ubah Istana Kepresidenan Menjadi Perpustakaan

Palestinian Center dalam keterangannya kepada media mengatakan jumlah 70 persen yang menuntut Mahmoud Abbas sebagai pemimpin Palestina mundur itu meningkat 3 poin bila dibandingkan dengan survei tiga bulan lalu yang mencapai 67 persen.

Mayoritas penduduk Palestina yang mengikuti survei pada September menginginkan Mahmoud Abbas mundur karena khawatir akan masa depan kebebasan sipil di tengah tindakan keras terhadap aktivis dan jurnalis, termasuk Undang-Undang Kejahatan Cyber baru yang diperkenalkan pada Agustus yang menargetkan pembangkangan online.

Berita terkait

Filmografi Gal Gadot Tak Hanya Wonder Woman, Bikin Film Kontroversi Bearing Witness To the October 7th Massacre

5 jam lalu

Filmografi Gal Gadot Tak Hanya Wonder Woman, Bikin Film Kontroversi Bearing Witness To the October 7th Massacre

Gal Gadot aktor asal Israel yang sukses berkiprah dalam dunia industri hiburan Hollywood. Berikut beberapa filmnya, bukan hanya Wonder Woman.

Baca Selengkapnya

39 Tahun Gal Gadot, Pemeran Film Wonder Woman yang Bela Israel Asal Negaranya

6 jam lalu

39 Tahun Gal Gadot, Pemeran Film Wonder Woman yang Bela Israel Asal Negaranya

Artis Hollywood Gal Gadot belakangan menuai banyak sorotan karena aksi bela Israel yang dilakukannya. Ini perjalanan karier pemeran film Wonder Woman.

Baca Selengkapnya

Aksi Mahasiswa Pro-Palestina di Amerika, Columbia University Lockdown Kampus

19 jam lalu

Aksi Mahasiswa Pro-Palestina di Amerika, Columbia University Lockdown Kampus

Mahasiswa pindah dari tenda dan duduki Hamilton Hall. Kampus mulai menskors sebagian pengunjuk rasa pro Palestina dan mengancam memecat yang lain.

Baca Selengkapnya

PBB: Bantuan ke Gaza Tak Boleh Jadi Alasan Israel Serang Rafah

1 hari lalu

PBB: Bantuan ke Gaza Tak Boleh Jadi Alasan Israel Serang Rafah

Serangan darat Israel ke Rafah berpotensi memperparah penderitaan ratusan ribu warga Palestina yang terpaksa mengungsi ke kota tersebut

Baca Selengkapnya

Universitas Columbia Ancam Keluarkan Mahasiswa Demonstran Pro-Palestina

1 hari lalu

Universitas Columbia Ancam Keluarkan Mahasiswa Demonstran Pro-Palestina

Universitas Columbia mengancam akan mengeluarkan mahasiswa pro-Palestina yang menduduki gedung administrasi Hamilton Hall.

Baca Selengkapnya

Sekjen PBB Serukan Dunia Cegah Israel Jalani Operasi Militer di Rafah

1 hari lalu

Sekjen PBB Serukan Dunia Cegah Israel Jalani Operasi Militer di Rafah

Sekjen PBB Antonio Guterres menyeru kepada "mereka yang memiliki pengaruh atas Israel" untuk mencegah jatuhnya korban sipil di Rafah

Baca Selengkapnya

Ratusan Polisi New York Serbu Universitas Columbia untuk Bubarkan Demonstran Pro-Palestina

1 hari lalu

Ratusan Polisi New York Serbu Universitas Columbia untuk Bubarkan Demonstran Pro-Palestina

Ratusan polisi Kota New York menyerbu Universitas Columbia untuk membubarkan pengunjuk rasa pro-Palestina

Baca Selengkapnya

KFC Malaysia Tutup 100 Gerai di Tengah Marak Aksi Boikot Pro-Israel

2 hari lalu

KFC Malaysia Tutup 100 Gerai di Tengah Marak Aksi Boikot Pro-Israel

KFC menutup 100 gerainya di Malaysia. Perusahaan mengaku karena ekonomi sulit. Media lokal menyebut karena terdampak boikot pro-Israel.

Baca Selengkapnya

Kongres AS Ancam akan Sanksi Pejabat ICC Jika Keluarkan Surat Penangkapan Netanyahu

2 hari lalu

Kongres AS Ancam akan Sanksi Pejabat ICC Jika Keluarkan Surat Penangkapan Netanyahu

Kongres AS dilaporkan memperingatkan Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) atas surat perintah penangkapan bagi pejabat Israel

Baca Selengkapnya

Israel Rencanakan Pos Pemeriksaan Cegah Pria Palestina Lari dari Rafah

2 hari lalu

Israel Rencanakan Pos Pemeriksaan Cegah Pria Palestina Lari dari Rafah

Israel sedang membangun 'jaringan kompleks' pos pemeriksaan untuk mencegah pria Palestina 'usia militer' melarikan diri dari serangan Rafah

Baca Selengkapnya