Paus Fransiskus Diingatkan Tak Gunakan Kata Rohingya di Myanmar

Senin, 27 November 2017 11:51 WIB

Paus Fransiskus mencium kaki seorang pengungsi wanita dalam ritual pembasuhan kaki di pusat pengusian Castelnuovo, Porto, Italia, 24 Maret 2016. Pada aturan sebelumnya, Vatikan hanya memperbolehkan pria yang terlibat dalam ritual ini. Namun pada Januari 2016, Paus mengubah peraturan dengan mengizinkan wanita untuk ikut terlibat. AP Photo

TEMPO.CO, Jakarta - Paus Fransiskus diingatkan untuk tidak menggunakan kata Rohingya selama berkunjung ke Myanmar. Peringatan itu disampaikan Kardinal Charles Maung Bo saat berbicara dengan wartawan mengenai kunjungan Paus Fransiskus ke Myanmar hari Senin, 27 November 2017.

Kardinal pertama Myanmar ini khawatir kelompok anti Muslim di Myanmar akan memprotes penggunaan kata Rohingya. Alhasil, pesan yang akan disampaikan Paus Fransiskus tidak didengarkan.

Baca: Paus Fransiskus Berkunjung ke Myanmar Temui Rohingya dan Suu Kyi

Meski begitu, Kardinal Bo memahami posisi membingungkan bagi Paus Fransiskus dengan menggunakan atau tidak menggunakan kata Rohingya di Myanmar.

"Jika dia tidak menggunakannya, masyarakat internasional akan mengatakan sesuatu. Jika dia menggunakannya, maka kata itu bisa jadi sangat buruk bagi militer, pemerintah, dan kaum Budha," kata Kardinal Bo seperti dikutip dari CruxNow.com, 20 November 2017.

Peneliti di Institut Lowly Australia, Aaron Connelly memperkirakan hal serupa seperti yang dikhawatirkan Kardinal Bo.

Baca: Paus Fransiskus Bersuara Bela Warga Muslim Rohingya

Advertising
Advertising

"Argumen yang selalu muncul adalah penggunaan istilah Rohingya seketika membuat kaum Budha Myanmar bersikap offside dan menutup pikiran mereka untuk berdialog," kata Connelly, seperti dikutip dari CNN.

"Mereka menyebut mereka Bengali untuk menyatakan meraeka sebenarnya orang-orang dari Bangladesh," ujar Connelly.

Sejumlah ahli mengatakan, jika Paus Fransiskus menggunakan kata Rohingya di setiap kotbah maupun pidatonya selama berkunjung ke Myanmar, maka itu sebagai pesan yang jelas bahwa ia akan mengambil sikap dalam isu ini.

Baca: Paus Desak Myanmar Hentikan Kekerasan terhadap Rohingya

Dalam pesan videonya tentang rencana kedatangannya ke Myanmar yang ditayangkan pekan lalu, Paus Fransiskus tidak menggunakan kata Rohingya, sebaliknya fokus pada pesan yang lebih luas mengenai ajakan untuk saling mendukung sebagai anggota keluarga kita.

Pemimpin umat katolik dunia itu berangkat pada hari Minggu malam, 26 November 2017 sekaligus menandai perjalanan ke-31 ke luar negeri selama menjabat sebagai Paus. Kunjungan ke Myanmar merupakan yang pertama kali bagi Paus Fransikus. Ia dijadwalkan tiba di Yangon Senin pagi.

Paus Fransiskus akan bertemu dengan pemimpin de facto Myanmar, Aung San Suu Kyi, Panglima militer Myanmar, Jenderal Min Aung Hlaing dan pengungsi warga minoritas Rohingya di Bangladesh.

Berita terkait

Anak-anak Pengungsi Rohingya Dapat Bantuan Baju Lebaran

19 hari lalu

Anak-anak Pengungsi Rohingya Dapat Bantuan Baju Lebaran

Baju Lebaran yang diberikan oleh Yayasan BFLF Indonesia berupa satu setelan busana muslim untuk anak perempuan pengungsi Rohingya

Baca Selengkapnya

120 Warga Etnis Rohingya Dievakuasi dari Laut ke Daratan Aceh

31 Desember 2021

120 Warga Etnis Rohingya Dievakuasi dari Laut ke Daratan Aceh

Saat mendarat, para pengungsi Rohingya yang mayoritas perempuan dan anak-anak tersebut dalam kondisi lemas dan kedinginan.

Baca Selengkapnya

Ribuan Pengungsi Rohingya di Pulau Terpencil Protes

1 Juni 2021

Ribuan Pengungsi Rohingya di Pulau Terpencil Protes

Pengungsi Rohingya ini protes terhadap kondisi kehidupan di pulau Bhashan Char, Bangladesh, yang rawan topan.

Baca Selengkapnya

Bangladesh Lanjutkan Pemindahan Ribuan Pengungsi Rohingya ke Pulau Terpencil

28 Januari 2021

Bangladesh Lanjutkan Pemindahan Ribuan Pengungsi Rohingya ke Pulau Terpencil

Pemerintah Bangladesh akan merelokasi 2-3 ribu pengungsi Rohingya ke Pulau Bhasan Char.

Baca Selengkapnya

100 Etnis Rohingya Ditahan Otoritas Myanmar

8 Januari 2021

100 Etnis Rohingya Ditahan Otoritas Myanmar

Hampir 100 etnis Rohingya ditahan oleh kepolsiain Myanmar dalam sebuah penggerebekan. Mereka dituduh melakukan perjalanan ilegal.

Baca Selengkapnya

Perusahaan Israel Dituduh Dukung Militer Myanmar Genosida Etnis Rohingya

24 Desember 2020

Perusahaan Israel Dituduh Dukung Militer Myanmar Genosida Etnis Rohingya

Justice for Myanmar merilis laporan yang menyebut perusahaan Israel menjual teknologinya ke militer Myanmar untuk melakukan genosida terhadap Rohingya

Baca Selengkapnya

Janda Rohingya Gugat Myanmar Rp 28 Miliar atas Pembunuhan Suaminya di Inn Din

12 Desember 2020

Janda Rohingya Gugat Myanmar Rp 28 Miliar atas Pembunuhan Suaminya di Inn Din

Seorang janda Rohingya menuntut kompensasi US$ 2 juta atas kematian suaminya yang dibunuh oleh tentara Myanmar di Inn Din, Myanmar barat, pada 2017.

Baca Selengkapnya

Kemenangan Partai NLD Aung San Suu Kyi Cukup untuk Membentuk Pemerintahan

13 November 2020

Kemenangan Partai NLD Aung San Suu Kyi Cukup untuk Membentuk Pemerintahan

Partai NLD pimpinan Aung San Suu Kyi mengamankan 322 kursi parlemen bikameral dalam pemilu Myanmar, jumlah kursi yang cukup untuk membentuk kabinet.

Baca Selengkapnya

Aung San Suu Kyi Terpilih Lagi, Partai NLD Diprediksi Menang Pemilu Myanmar

9 November 2020

Aung San Suu Kyi Terpilih Lagi, Partai NLD Diprediksi Menang Pemilu Myanmar

Partai NLD Aung San Suu Kyi meraih 15 kursi dalam penghitungan suara sementara pemilu Myanmar 2020 pada Senin.

Baca Selengkapnya

Partai Aung San Suu Kyi Diprediksi Menang Pemilu Myanmar

7 November 2020

Partai Aung San Suu Kyi Diprediksi Menang Pemilu Myanmar

Aung San Suu Kyi dan partainya, Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD), diprediksi kembali menang meski diterpa isu genosida etnis Rohingya

Baca Selengkapnya