Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Paus Fransiskus Bersuara Bela Warga Muslim Rohingya

image-gnews
Paus Fransiskus meninggalkan altar usai memimpin misa Natal di Basilika Santo Petrus, Vatikan, 24 Desember 2016. AP Photo
Paus Fransiskus meninggalkan altar usai memimpin misa Natal di Basilika Santo Petrus, Vatikan, 24 Desember 2016. AP Photo
Iklan

TEMPO.CO, Roma—Pemimpin umat Katolik dunia, Paus Fransiskus, angkat bicara soal kekerasan terhadap etnis Muslim minoritas Rohingya oleh pemerintah Myanmar.

Paus mengeluarkan kritik pedas terkait kekejaman otoritas Myanmar terhadap Rohingya. Fransiskus, imigran Italia di Argentina ini bahkan menegaskan bahwa warga Rohingya telah disiksa dan dibunuh, “Hanya karena mereka ingin hidup sesuai dengan budaya dan agama Islam.”

Baca: Atas Usulan Indonesia, Menlu ASEAN Bertemu Bahas Rohingya

"Mereka telah menderita selama bertahun-tahun, mereka telah disiksa, dibunuh hanya karena mereka ingin hidup sesuai dengan budaya dan iman mereka," kata Paus, seperti dilansir Reuters, Rabu 8 Februari 2017.

Pernyataan Paus dikeluarkan dalam rangka menanggapi laporan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) pada pekan lalu yang mengatakan pasukan keamanan di utara negara itu telah melakukan pembunuhan massal, pemerkosaan dan telah membakar desa-desa.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Setelah laporan itu dikeluarkan pada hari Jumat pekan lalu, Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia, Zeid Ra'ad al-Hussein, mengatakan bahwa pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi telah berjanji untuk menyelidiki tuduhan.

Myanmar, sebuah negara yang mayoritas warganya menganut Buddha, sebelumnya membantah hampir semua tuduhan pelanggaran HAM terhadap Muslim di utara negara itu, Rakhine.

Sementara itu, sebuah laporan menyebutkan bahwa Paus akan mengunjungi negara Bangladesh, negara tetangga Myanmar dan negara asal etnis Roingya pada akhir tahun ini.

REUTERS | INDEPENDENT | YON DEMA

Iklan

Berita Selanjutnya




Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Menlu Retno Bahas Isu Myanmar dengan Palang Merah Internasional, 5PC Masih Menjadi Rujukan

1 hari lalu

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi saat menghadiri Ministerial Plenary Meeting of the Global Counter-Terrorism Forum (GCTF) ke-13 di sela-sela Sidang Majelis Umum PBB di New York, Amerika Serikat pada Rabu (20/9/2023). (ANTARA/HO-Kemlu RI)
Menlu Retno Bahas Isu Myanmar dengan Palang Merah Internasional, 5PC Masih Menjadi Rujukan

Menlu Retno membahas isu Myanmar dengan Presiden ICRC di sela-sela rangkaian Sidang Umum PBB.


AS Bantu Rohingya Rp1,78 T, Menlu Retno Usulkan 2 Cara Atasi Masalah Mereka

3 hari lalu

Orang-orang melarikan diri dengan barang-barang mereka saat kebakaran di kamp pengungsi Cox's Bazar berlanjut, Bangladesh 5 Maret 2023 dalam gambar diam yang diperoleh REUTERS dari sebuah video.  Mohammed salim Khan/melalui REUTERS
AS Bantu Rohingya Rp1,78 T, Menlu Retno Usulkan 2 Cara Atasi Masalah Mereka

Amerika Serikat akan memberikan tambahan bantuan kemanusiaan senilai 116 juta dolar AS atau Rp1,78 triliun untuk warga Rohingya


Sidang Majelis Umum PBB, Menlu Retno Bahas Myanmar hingga Pencalonan Indonesia di Dewan HAM

5 hari lalu

Menlu Retno Marsudi bersiap memimpin jalannya Pertemuan Menteri Luar Negeri ASEAN (PMC) bersama China di Jakarta, Kamis 13 Juli 2023. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
Sidang Majelis Umum PBB, Menlu Retno Bahas Myanmar hingga Pencalonan Indonesia di Dewan HAM

Menlu Retno melakukan beberapa pertemuan bilateral di Sidang Majelis Umum PBB, membahas berbagai isu dari bantuan Myanmar hingga pencalonan Indonesia di Dewan HAM.


India Menjadi Bharat, Berikut 5 Negara Ini Pernah Ganti Nama

9 hari lalu

Modi menggunakan 'Bharat' untuk papan nama G20, bukan India, di tengah baris perubahan namaLayar raksasa menampilkan Perdana Menteri India Narendra Modi di Pusat Media Internasional, saat ia duduk di belakang tanda negara bertuliskan
India Menjadi Bharat, Berikut 5 Negara Ini Pernah Ganti Nama

Selain India ada beberapa negara lain yang juga mengganti nama negara dengan berbagai alasan


India Ganti Nama, Ini 10 Negara yang juga Pernah Ganti Nama

9 hari lalu

Modi menggunakan 'Bharat' untuk papan nama G20, bukan India, di tengah baris perubahan namaLayar raksasa menampilkan Perdana Menteri India Narendra Modi di Pusat Media Internasional, saat ia duduk di belakang tanda negara bertuliskan
India Ganti Nama, Ini 10 Negara yang juga Pernah Ganti Nama

India ganti nama menjadi Bharat. Ingin menghapus jejak penjajahan Inggris


Desa Purba di Myanmar Ini Menyimpan Ratusan Stupa dan Pagoda dari Abad ke-13

11 hari lalu

Desa Nyaung Ohak Myanmar (Tangkapan layar Yotube)
Desa Purba di Myanmar Ini Menyimpan Ratusan Stupa dan Pagoda dari Abad ke-13

Nyaung Ohak, nama desa di Myanmar, juga dikenal sebagai Desa Purba karena memiliki banyak stupa dan pagoda bersejarah.


Putra Aung San Suu Kyi Cemas Ibunya Tak Boleh Berobat

12 hari lalu

Kim Aris, putra Aung San Suu Kyi. REUTERS/Alishia Abodunde
Putra Aung San Suu Kyi Cemas Ibunya Tak Boleh Berobat

Kim Aris, putra Aung San Suu Kyi, tidak pernah bisa berkomunikasi dengan sang ibu sejak peraih nobel itu ditahan.


Kabareskrim Sebut Cara Kerja Sindikat Kasus Narkoba Kelas Kakap Fredy Pratama Sangat Rapi

12 hari lalu

Kepala Badan Reserse Kriminal Polri Komisaris Jenderal Wahyu Widada saat memberi keterangan soal pengungkapan kasus Tindak Pidana Perdagangan Orang di Polda Metro Jaya, Kamis, 20 Juli 2023. Tempo/Febri Angga Palguna
Kabareskrim Sebut Cara Kerja Sindikat Kasus Narkoba Kelas Kakap Fredy Pratama Sangat Rapi

Kabareskrim Polri, Wahyu Widada, menyampaikan total penyitaan terhadap barang bukti narkotika dalam kasus ini sebanyak 10.2 ton sabu.


Utusan Myanmar untuk PBB Serukan Tekanan Lebih Besar terhadap Junta

14 hari lalu

Duta Besar Myanmar untuk PBB, Kyaw Moe Tun. UN TV/REUTERS
Utusan Myanmar untuk PBB Serukan Tekanan Lebih Besar terhadap Junta

Ketua delegasi Myanmar untuk PBB Kyaw Moe Tun menyerukan tekanan lebih besar guna menghentikan "kekejaman militer" yang dilakukan junta


Junta Myanmar Terima Jet Tempur Su-30 dari Rusia

14 hari lalu

Untuk sistem persenjataan, Su-30 dilengkap GSh-30-1 (kaliber 30 mm, 150 peluru), R-27ER1, 6 rudal antiradar, 6 rudal berpemandu laser dan 6 bom udara. Sukhoi Su-30 dapat disandingan dengan F/A-18E/F Super Hornet dan F-15E Strike Eagle dari Amerika Serikat.
Junta Myanmar Terima Jet Tempur Su-30 dari Rusia

Dua dari enam jet tempur Su-30, yang dipesan Myanmar, diserahkan Rusia, meskipun AS mengingatkan bantuan Rusia ke Myanmar tidak bisa diterima.