TEMPO.CO, Roma—Pemimpin umat Katolik dunia, Paus Fransiskus, angkat bicara soal kekerasan terhadap etnis Muslim minoritas Rohingya oleh pemerintah Myanmar.
Paus mengeluarkan kritik pedas terkait kekejaman otoritas Myanmar terhadap Rohingya. Fransiskus, imigran Italia di Argentina ini bahkan menegaskan bahwa warga Rohingya telah disiksa dan dibunuh, “Hanya karena mereka ingin hidup sesuai dengan budaya dan agama Islam.”
Baca: Atas Usulan Indonesia, Menlu ASEAN Bertemu Bahas Rohingya
"Mereka telah menderita selama bertahun-tahun, mereka telah disiksa, dibunuh hanya karena mereka ingin hidup sesuai dengan budaya dan iman mereka," kata Paus, seperti dilansir Reuters, Rabu 8 Februari 2017.
Pernyataan Paus dikeluarkan dalam rangka menanggapi laporan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) pada pekan lalu yang mengatakan pasukan keamanan di utara negara itu telah melakukan pembunuhan massal, pemerkosaan dan telah membakar desa-desa.
Setelah laporan itu dikeluarkan pada hari Jumat pekan lalu, Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia, Zeid Ra'ad al-Hussein, mengatakan bahwa pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi telah berjanji untuk menyelidiki tuduhan.
Myanmar, sebuah negara yang mayoritas warganya menganut Buddha, sebelumnya membantah hampir semua tuduhan pelanggaran HAM terhadap Muslim di utara negara itu, Rakhine.
Sementara itu, sebuah laporan menyebutkan bahwa Paus akan mengunjungi negara Bangladesh, negara tetangga Myanmar dan negara asal etnis Roingya pada akhir tahun ini.
REUTERS | INDEPENDENT | YON DEMA