Ditekan Militer, Robert Mugabe Ngotot Jadi Presiden Zimbabwe
Reporter
Choirul Aminuddin
Editor
Choirul Aminuddin
Kamis, 16 November 2017 20:06 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Zimbabwe bersikeras menyatakan dia masih tetap penguasa sah dan menolak mediasi pendeta Katolik agar mantan gerilyawan 93 tahun itu keluar dari negara dengan tenang setelah kudeta militer.
Informasi tersebut disampaikan seorang sumber dekat presiden seperti dikutip kantor berita Reuters, Kamis, 16 November 2017.
Baca: Ini Kronologi Kudeta Mugabe oleh Militer Zimbabwe
Seorang politikus, yang tak bersedia disebutkan namanya, mengatakan Mugabe sama sekali tak memiliki rencana mengundurkan diri hingga pemilihan umum yang dijadwalkan tahun depan.
"Ini semacam jalan buntu," ucap sumber. "Kami semua bersikeras meminta dia menyelesaikan masa kepemimpinannya."
Angkatan bersenjata Zimbabwe mengambil alih kekuasaan selama lebih-kurang 36 jam terhadap kepemimpinan Mugabe yang berkuasa 37 tahun.
Mugabe beserta istri dan keluarganya saat ini menjalani hukuman tahanan rumah oleh militer Zimbabwe.
Pendeta Fidelis Mukonori menjadi penengah antara Mugabe dan para jenderal yang mengontrol kekuatan pada Rabu, 15 November 2017, untuk menenangkan suasana di Zimbabwe.
Militer menginginkan Mugabe, yang memimpin Zimbabwe sejak negeri itu merdeka dari Inggris pada 1980, meminta dia mengundurkan diri dan menghindari pertumpahan darah.
"Dia juga diminta menyerahkan kekuasaannya kepada Wakil Presiden Emmerson Mnangagwa," tulis Reuters.
Baca: Zimbabwe Dikabarkan Bentuk Pemerintahan Transisi
Mnangagwa, mantan kepala staf keamanan dan kawan seperjuangan Mugabe dengan julukan Crocodile, adalah pemain kunci dari persoalan ini.
Menurut sejumlah sumber politik di Zimbabwe dan Afrika Selatan, pengunduran diri Mugabe adalah jalan mulus bagi Mnangagwa mengambil alih kekuasaan sebagai presiden pemerintahan bersatu Zimbabwe yang diharapkan dapat menstabilkan ekonomi negeri itu.