Warga sipil membantu seorang pria, yang terluka akibat ledakan bom mobil bunuh diri, di gerbang Hotel Naso Hablod Dua di distrik Hamarweyne, Mogadishu, Somalia, 28 Oktober 2017. REUTERS
TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Somalia memecat Kepala Intelijen dan Kepolisian sehari setelah serangan mematikan di ibu kota Mogadishu, yang mengakibatkan lebih dari 25 orang tewas.
Pemecatan terhadap Abdillahi Mohamed Sanbalooshe dan Abdihakim Dahir pada Ahad, 29 Oktober 2017, menyusul pengunduran diri Menteri Pertahanan dan Kepala Staf Intelijen awal Oktober 2017 atau dua hari sebelum serangan mematikan dengan truk, yang menewaskan lebih dari 300 orang.
Mohamed Shire, konsultan keamanan dan politik, mengatakan pemerintah tidak mampu menghentikan serangan tersebut karena sering ada perubahan penjaga di institusi keamanan Somalia.
Warga Somalia mengumpulkan dan mencari korban selamat di sekitar bangunan yang hancur di lokasi ledakan bom di ibu kota Mogadishu, Somalia, 14 Oktober 2017. Ledakan terpisah terjadi di distrik Madinah dua jam kemudian. AP/Farah Abdi Warsameh
"Ada celah keamanan di sana," katanya. "Ada kesenjangan kemampuan mereka dengan dinas intelijen dan kurangnya sumber daya."
Serangan mematikan terakhir berlangsung pada Sabtu, 28 Oktober 2017, yang diklaim dilakukan kelompok bersenjata al Shabab.