TEMPO.CO, Jakarta - Jumlah korban tewas akibat ledakan bom di ibu kota Somalia, Mogadishu, hingga akihir pekan ini, mencapai 358 orang.
Sumber di pemerintahan Somalia membenarkan jumlah tersebut. Menurut sumber, selain menewaskan lebih dari 300 orang, ledakan bom itu melukai sedikitnya 228 orang.
Baca: Somalia Dihantam Kelaparan dan Diare, 110 Orang Tewas
"Jumlah ini terbesar dalam sejarah serangan mematikan di Somalia, kata sumber yang tak bersedia disebutkan namanya sebagaimana dikutip kantor berita setempat.
Polisi mengatakan, serangan bom yang bersumber pada sebuah mobil itu berlangsung pada Jumat dini hari, 20 Oktober 2017, di luar Mogadishu menewaskan sopirnya.
"Saksi mata melihat di dalam kendaraan tersebut ada dua mayat."
Mayor polisi Nur Ali mengatakan kepada kantor berita Reuters, ledakan itu terjadi pada tengah hari di Desa Markaz, sekitar 20 kilometer sebelah barat daya Mogadishu.
"Polisi kesulitan mencapai daerah tersebut karena menjadi basis kelompok Islam garis keras," ujar Ali.
Baca: Kisah Sandera Perompak Somalia yang 4 Tahun Makan Tikus
Seorang saksi mata yang mengaku bernama Ahmed mengatakan kepada Reuters melalui telepon, dia melihat dua mayat.
Belum ada yang mengaku bertanggung atas insiden mematikan tersebut. Namun kelompok bersenjata al-Shabab dituding berada di balik ledakan ini.
AL JAZEERA | CHOIRUL AMINUDDIN