Bawa Drone ke Myanmar, Jurnalis Malaysia dan Singapura Ditahan

Reporter

Yon Yoseph

Editor

Yon Yoseph

Minggu, 29 Oktober 2017 14:32 WIB

Jurnalis yang tergabung dalam Solidaritas Jurnalis Bandung berunjukrasa membawa sejumlah spanduk tuntutan di depan Gedung Sate, Bandung, Jawa Barat, 1 Mei 2016. TEMPO/Aditya Herlambang Putra

TEMPO.CO, Yangon - Polisi Myanmar menahan jurnalis Malaysia dan Singapura setelah ketahuan membawa drone ke negara yang tengah diliputi kekerasan terhadap etnis Rohingya tersebut.

Lau Hon Meng dari Singapura dan Mok Choy Lin dari Malaysia bersama juru bahasa dan sopir ditangkap pada Jumat malam, 27 Oktober 2017, di Nay Pyi Taw, Myanmar, karena menggunakan drone atau pesawat tak berawak untuk mengambil gambar di dekat kompleks parlemen.

Baca: Pemahaman Jurnalis di Asia dan Amerika Dangkal Soal Isu Agama

Sekitar 25 polisi melakukan penggerebekan di rumah sang juru bahasa asal Myanmar, yang disewa kedua jurnalis. Dalam penangkapan itu, polisi juga menyita kartu memori komputer dan beberapa dokumen.

Shwe Thaung, petugas dari kantor polisi Nay Pyi Taw Nomor 1, tempat dua jurnalis bersama juru bahasa dan sopir ditahan, membenarkan penggunaan drone, tapi menolak menguraikannya, termasuk apakah ada tuntutan yang diajukan dengan alasan penyelidikan sedang berlangsung.

Baca: Jurnalis Inggris Simpan Data di Anus Saat Ditawan Milisi di Sudan

"Kami masih menyelidiki dan tidak bisa mengatakan lebih dari itu," kata Shwe Thaung, seperti dikutip dari Channel News Asia.

Kementerian Informasi Myanmar menjelaskan, jurnalis Malaysia dan Singapura itu bermaksud mengambil foto gedung parlemen dan pagoda Nay Pyi Taw. Bersamaan dengan itu, penjaga keamanan melihat hal yang sedang mereka kerjakan.

Kedua jurnalis, yang bekerja dengan stasiun penyiaran Turki, TRT, diinterogasi di sebuah kantor polisi di ibu kota Myanmar, Nay Pyi Taw.

Kedua jurnalis itu mungkin akan dikurung selama 15 hari sembari menunggu hasil penyelidikan.

Baca: Sembilan Jurnalis Tanzania Buat Berita Palsu Soal Presiden Trump

Mereka diselidiki berdasarkan Pasal 8 Undang-Undang Ekspor dan Impor. Jika terbukti bersalah, mereka bisa menghadapi hukuman tiga tahun penjara.

TRT saat ini berdiskusi dengan pihak berwenang Myanmar untuk membebaskan kedua jurnalis. Pemerintah Myanmar juga mengatakan telah berkomunikasi dengan kedutaan Singapura dan Malaysia. Kedua jurnalis diketahui tidak menyalahgunakan visa.

Berita terkait

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

3 hari lalu

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

Sejumlah negara sedang mengalami cuaca panas ekstrem. Mana saja yang sebaiknya tak dikunjungi?

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

4 hari lalu

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

Asia alamai dampak krisis perubahan iklim. Beberapa negara dilanda cuaca panas ekstrem. Ada yang mencapai 48,2 derajat celcius.

Baca Selengkapnya

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

9 hari lalu

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

KKP meringkus satu kapal ikan asing ilegal berbendera Malaysia saat kedapatan menangkap ikan di Selat Malaka.

Baca Selengkapnya

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

11 hari lalu

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

Tentara Pembebasan Nasional Karen memutuskan menarik pasukannya dari perbatasan Thailand setelah serangan balasan dari junta Myanmar.

Baca Selengkapnya

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

11 hari lalu

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

Wakil Ketua Junta Myanmar menghilang setelah serangan drone. Ia kemungkinan terluka.

Baca Selengkapnya

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

13 hari lalu

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

Ribuan warga etnis Rohingya yang mengungsi akibat konflik di Myanmar, berkumpul di perbatasan Myanmar-Bangladesh untuk mencari perlindungan

Baca Selengkapnya

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

14 hari lalu

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

Maung Zarni, aktivis hak asasi manusia dan pakar genosida asal Myanmar, dinominasikan Hadiah Nobel Perdamaian 2024, oleh penerima Nobel tahun 1976

Baca Selengkapnya

Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

15 hari lalu

Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

Pertempuran berkobar di perbatasan timur Myanmar dengan Thailand memaksa sekitar 200 warga sipil melarikan diri.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Iran Siap Hadapi Israel, Sejarah Kudeta di Myanmar

16 hari lalu

Top 3 Dunia: Iran Siap Hadapi Israel, Sejarah Kudeta di Myanmar

Top 3 dunia adalah Iran siap menghadapi serangan Israel, sejarah kudeta di Myanmar hingga Netanyahu mengancam.

Baca Selengkapnya

Menilik Jejak Sejarah Kudeta Junta Militer Di Myanmar

17 hari lalu

Menilik Jejak Sejarah Kudeta Junta Militer Di Myanmar

Myanmar, yang dulunya dikenal sebagai Burma itu telah lama dianggap sebagai negara paria ketika berada di bawah kekuasaan junta militer yang menindas.

Baca Selengkapnya