Hacker Cina Serang Militer Australia, Curi Informasi Sensitif Ini

Reporter

Terjemahan

Editor

Budi Riza

Jumat, 13 Oktober 2017 14:38 WIB

Pesawat tempur siluman F-35 adalah pesawat generasi kelima yang diminati beberapa negara. Jepang dan Korea Selatan telah membeli pesawat ini. Di kawasan Asia Tenggara, Singapura dan Australia juga akan diperkuat oleh F-35. AFP/Eric Piermont

TEMPO.CO, Jakarta - Data sensitif mengenai pesawat tempur F-35 milik Australia dan program pesawat pengintai P-8 dicuri saat jaringan internet salah satu perusahaan subkontraktor pertahanan diretas hacker asal Cina. Australia membeli pesawat tempur F-35 dari Amerika Serikat pada saat pemerintahan Perdana Menteri Tony Abbot.

Pemerintah Australia mengatakan para peretas Cina menggunakan alat yang menjadi ciri khas penjahat siber asal negeri itu, yang disebut sebagai China Chopper.

Baca: Ada Potensi Gangguan, Cina Minta Misionaris Korea Selatan Pulang

Perusahaan teknologi penerbangan yang memiliki sekitar 50 karyawan ini dijebol jaringan internetnya pada Juli tahun lalu. Menurut situs teknologi ZDNet, Direktorat Sinyal Australia (ASD), yang merupakan lembaga keamanan siber nasional Australia, baru menyadari peretasan ini pada November tahun lalu.

Perwakilan ASD, Mitchell Clarke, mengatakan,”Sekitar 30 gigabita data sensitif yang termasuk dalam kategori akses terbatas menurut Peraturan Lalu Lintas Senjata Internasional (International Traffic in Arms Regulations) dicuri.” Dia mengatakan ini dalam sesi jumpa pers, Kamis, 12 Oktober 2017.

Baca: Teleskop Radio Terbesar Milik Cina Mendeteksi 2 Bintang Baru

Clarke tidak menyebutkan nama subkontraktor yang menjadi korban peretasan. Namun dia mengatakan informasi sensitif itu mengenai pesawat tempur terbaru F-35 dan pesawat canggih pengintai dan pemburu kapal selam P-8. Dokumen lain yang juga dicuri hacker Cina adalah diagram wireframe dari salah satu kapal terbaru angkatan laut Australia. Dokumen ini sangat strategis karena seorang bisa melihat zoom in hingga ke kursi kapten.
Advertising
Advertising

Hacker itu menggunakan sebuah alat yang disebut “China Chopper”, yang menurut pakar keamanan internet biasa digunakan oleh para hacker asal Cina. Para hacker ini mendapat akses melalui internet.

Baca: AS dan Korea Utara Mulai Ngobrol, Ini Kata Profesor Cina

Ditanya soal kebocoran informasi sensitif ini, Menteri Industri Pertahanan, Christopher Pyne, mengatakan informasi yang dicuri merupakan informasi komersil.

“Itu bukan informasi rahasia dan tidak berbahaya dalam konteks militer,” kata Pyne.

Pyne menambahkan Australia semakin menjadi target kejahatan siber belakangan ini. Apalagi negeri Kangguru itu sedang mengerjakan proyek kapal selam strategis dan ambisius senilai A$50 miliar atau setara sekitar Rp530 triliun.

Australia juga berencana membeli pesawat militer F-35A sebanyak 72 buah senilai A$17 miliar atau setara sekitar Rp180 triliun.

Saat ditanya siapa pelaku peretasan ini, Pyne enggan menjawab. Menurut dia, pemerintah Australia menggelontorkan beberapa triliun untuk meningkatkan kemampuan keamanan sibernya.

Selama ini, menurut media South China Morning Post, pemerintah negara-negara barat kerap menuding para peretas asal Cina melakukan pencurian informasi dan data rahasia industri, perusahaan dan militer. Ini digunakan untuk meningkatkan perekonomian dan kekuatan militer negeri Panda itu.

Informasi ini dibuka ke publik setelah beberapa hari lalu Asisten Menteri bidang Keamanan Siber, Dan Tehan, mengatakan ada 47 ribu insiden siber selama 12 bulan terakhir. Ini meningkat 15 persen dibanding tahun sebelumnya.

Tehan mengungkapan pemerintah Australia merasa khawatir karena ada 734 serangan siber yang menargetkan sektor swasta strategis dan infrastruktur penting.

Pada tahun lalu pemerintah Australia lewat Cyber Security Centre juga mengungkapkan ada peretasan. Ini dilakukan lewat komputer utama Badan Meteorologi dengan cara menanamkan piranti lunak mata-mata. Peretas berhasil mencuri sejumlah dokumen. Saat itu, pemerintah Australia juga mengindikasikan hacker itu berasal dari Cina.

SOUTH CHINA MORNING POST | DWI NUR SANTI

Berita terkait

Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

7 jam lalu

Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

Zulkifli Hasan mengungkap asal mula ditemukannya baja ilegal produksi pabrik milik Cina.

Baca Selengkapnya

Kisah Besi Beton 'Banci' Produksi Investor Asal Cina yang Disidak Zulhas

1 hari lalu

Kisah Besi Beton 'Banci' Produksi Investor Asal Cina yang Disidak Zulhas

Mendag Zulkifli Hasan menginspeksi mendadak sebuah pabrik baja milik investor Cina yang meproduksi baja ilegal tidak sesuai SNI.

Baca Selengkapnya

Seperti Dongeng, Kisah Cinta Li Ran Perempuan Cina yang Dinikahi Pangeran Belgia

1 hari lalu

Seperti Dongeng, Kisah Cinta Li Ran Perempuan Cina yang Dinikahi Pangeran Belgia

Seorang perempuan Cina merebut hati Pangeran Charles dan Belgia. Kisah percintaan mereka seperti dalam dongeng.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Sumber Kekayaan Iran hingga Pertemuan Hamas-Fatah di Beijing

1 hari lalu

Top 3 Dunia: Sumber Kekayaan Iran hingga Pertemuan Hamas-Fatah di Beijing

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 27 April 2024 diawali oleh berita soal lima sumber kekayaan negara Iran, yang sedang menghadapi ketegangan dengan Israel

Baca Selengkapnya

Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal Produksi Pabrik Milik Cina

1 hari lalu

Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal Produksi Pabrik Milik Cina

Sebuah pabrik baja Cina, PT Hwa Hok Steel, terungkap memproduksi baja tulangan beton tidak sesuai SNI sehingga produk mereka dinyatakan ilegal.

Baca Selengkapnya

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

1 hari lalu

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

Filipina menyangkal klaim Beijing yang menyebut kedua negara telah mencapai kata sepakat terkait sengketa Laut Cina Selatan

Baca Selengkapnya

Cina Turun Tangan Pertemukan Fatah dan Hamas di Beijing

1 hari lalu

Cina Turun Tangan Pertemukan Fatah dan Hamas di Beijing

Pemerintah Cina turun tangan mempertemukan dua kelompok berseteru di Palestina yaitu Fatah dan Hamas

Baca Selengkapnya

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

2 hari lalu

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas melantik Pimpinan Tinggi Madya dan Pratama atau Pejabat Eselon I dan II Kementerian Perdagangan.

Baca Selengkapnya

Ratusan Paus Pilot Terdampar di Australia Barat, Apa Keunikan Paus Ini?

2 hari lalu

Ratusan Paus Pilot Terdampar di Australia Barat, Apa Keunikan Paus Ini?

Sekitar 140 paus pilot yang terdampar di perairan dangkal negara bagian Australia Barat. Apakah jenis paus pilot itu?

Baca Selengkapnya

Terkini: Lahan Padi Cina 1 Juta Hektar di Kalimantan Menuai Polemik, Cara Daftar Subsidi LPG 3 Kilogram

2 hari lalu

Terkini: Lahan Padi Cina 1 Juta Hektar di Kalimantan Menuai Polemik, Cara Daftar Subsidi LPG 3 Kilogram

Rencana pembukaan lahan 1 juta hektar untuk padi Cina di Kalimantan menuai pro dan kontra. Cara mendaftar menjadi penerima subsidi LPG 3 kilogram.

Baca Selengkapnya