TEMPO.CO, Jakarta - Polisi Cina menyarankan belasan misionaris asal Korea Selatan untuk meninggalkan wilayah perbatasan negara itu dengan Korea Utara. Ini karena ada khawatir terjadinya penculikan atau penyerangan yang mungkin dilakukan oleh agen Korea Utara, yang banyak berkeliaran di sekitar perbatasan kedua negara komunis itu.
Mengutip dari Chosunilbo, menurut salah satu sumber di daerah perbatasan Dandong, polisi Cina tidak memaksa sama sekali melainkan hanya menyarankan para misionaris untuk pulang ke Korea Selatan lebih awal pada bulan ini.
Baca: AS dan Korea Utara Mulai Ngobrol, Ini Kata Profesor Cina
"Kami tidak dipaksa, mereka hanya menjelaskan mengingat acaman yang mungkin terjadi, akan lebih baik jika kami meninggalkan wilayah Cina hingga Kongres Partai Komunis berakhir," kata sumber yang tidak disebut namanya.
Agen dari Korea Selatan beberapa waktu lalu mendatangi kantor polisi karena adanya ancaman dari pihak Korea Utara. Namun tidak ada informasi lebih lanjut terkait ancaman seperti apa yang mereka terima.
Baca: AS Ucapkan Terima Kasih Cina Dukung Sanksi PBB ke Korea Utara
Dandong merupakan tempat di mana para agen dari pemimpin tertinggi Korea Utara, Kim Jong Un, mencoba mencari para pembelot, yang melarikan diri dengan melintasi perbatasan menuju Cina.
Kebanyakan dari misionaris Korea Selatan di perbatasan itu menjadi penolong bagi para pembelot yang melarikan diri lewat Cina menuju Asia Selatan.
Perwakilan pemerintah Korea Selatan di Shenyang memperingatkan para misionaris untuk melakukan pencegahan ekstra menghadapi aksi teror atau kekerasan fisik, yang mungkin saja dilakukan oleh Korea Utara. Mereka juga disarankan untuk tidak mengunjungi restoran dan tempat milik orang Korea Utara lainnya di Cina.
"Ini tidak pernah terjadi sebelumnya, pemerintah Cina memberikan peringatan seperti ini untuk warga negara kami," kata pejabat yang enggan disebutkan namanya.
Kongres Partai Komunis Cina rencananya akan digelar pada 18 Oktober mendatang. Sebelumnya Korea Selatan telah memprediksi Korea Utara akan melakukan tindakan provokatif bertepatan dengan hari dilaksanakannya kongres tahunan itu.
CHOSUNILBO l REUTERS l KISTIN SEPTIYANI