Pemberontak Rohingya Pamer Senjata Baru, Ini Pesannya ke Myanmar

Selasa, 10 Oktober 2017 11:42 WIB

Pemimpin pemberontak Rohingya bersumpah untuk memerangi pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi. ekantipur.com

TEMPO.CO, Jakarta - Kelompok pemberontak Rohingya, Arakan Rohingya Salvation Army atau ARSA telah merilis ancaman untuk melakukan serangan besar-besaran terhadap militer Myanmar.

Dalam sebuah video eksklusif yang diakses oleh India Today TV pada 10 Oktober 20017, milisi ARSA berbicara dengan senjata terbaru di tangan dan mengancam sebuah serangan besar terhadap militer Myanmar dalam waktu dekat.

Baca: 8 Wanita Hindu Ungkap Kekejaman Milisi Rohingya, ARSA

Klip tersebut menampilkan tidak hanya seorang milisi bersenjata tapi menunjukan banyak orang yang berjalan melewati medan berhutan di sekitar tempat persembunyian mereka di Myanmar dan mengulangi sumpahnya untuk menyerang militer Myanmar. Para milisi itu masing-masing memegang senjata jenis terbaru dengan amunisi yang dilingkarkan di tubuh mereka.

"Assalamualaikum. Kami adalah Arakan Muslim. Kami dianiaya oleh tentara. Kami terbunuh dalam upaya memberantas Muslim Arakan. Sekarang Kami telah sepakat untuk mengorbankan hidup untuk orang Arakan, Insya Allah Kami mendesak semua umat Islam bersatu dan berdoa untuk kami, Alhamdulillah Arakan akan bebas dari penindasan tentara Myanmar, Rohingya Arakan Muslim Zindabad Rohingya Arakan Muslim Zindabad," kata gerilyawan tersebut di video.

Baca: Ribuan Orang Desak Pemerintah Bangladesh Persenjatai Rohingya

Video di lokasi yang dirahasiakan di Myanmar itu juga bertujuan untuk memamerkan senjata dan amunisi yang dimiliki milisi ARSA yang bertanggung jawab terhadap serangan ke puluhan pos polisi dan militer pada 25 Agustus 2017. Serangan itu memicu balasan brutal dari militer Myanmar yang menewaskan ratusan orang dan memaksa ratusan ribu etnis minoritas Rohingya mengungsi.

Advertising
Advertising

Lebih dari setengah juta orang Rohingya telah melarikan diri ke Bangladesh dan beberapa telah menyeberang ke India melalui sebuah perbatasan dalam enam minggu terakhir, sebuah eksodus yang telah berputar ke dalam salah satu krisis pengungsi paling mendesak di dunia.

Pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi telah menghadapi gelombang kritik karena tidak berbuat lebih banyak untuk menghentikan kekerasan tersebut, walaupun konstitusi rancangan militer tidak memberinya kekuatan atas pasukan keamanan.

Baca: Bangladesh: Penyelundup Narkoba Manfaatkan Pengungsi Rohingya

Beberapa laporan menyebutkan bahwa para ekstremis mulai berlindung di berbagai lokasi dan kemudian memanfaatkan celah di perbatasan untuk menyelinap ke negara-negara tetangga.

ARSA mengklaim mereka berperang atas nama jutaan orang Rohingya yang tinggal di pengungsian. Kelompok ini diyakini telah didirikan oleh seorang Rohingya bernama Ataullah, yang lahir di Pakistan dan dibesarkan di Arab Saudi.ARSA yang dinyatakan sebagai kelompok teroris oleh Myanmar, juga telah dituduh membunuh populasi etnis lain di Rakhine, seperti Hindu dan Budha.

INDIA TODAY|YON DEMA

Berita terkait

Anak-anak Pengungsi Rohingya Dapat Bantuan Baju Lebaran

22 hari lalu

Anak-anak Pengungsi Rohingya Dapat Bantuan Baju Lebaran

Baju Lebaran yang diberikan oleh Yayasan BFLF Indonesia berupa satu setelan busana muslim untuk anak perempuan pengungsi Rohingya

Baca Selengkapnya

120 Warga Etnis Rohingya Dievakuasi dari Laut ke Daratan Aceh

31 Desember 2021

120 Warga Etnis Rohingya Dievakuasi dari Laut ke Daratan Aceh

Saat mendarat, para pengungsi Rohingya yang mayoritas perempuan dan anak-anak tersebut dalam kondisi lemas dan kedinginan.

Baca Selengkapnya

Ribuan Pengungsi Rohingya di Pulau Terpencil Protes

1 Juni 2021

Ribuan Pengungsi Rohingya di Pulau Terpencil Protes

Pengungsi Rohingya ini protes terhadap kondisi kehidupan di pulau Bhashan Char, Bangladesh, yang rawan topan.

Baca Selengkapnya

Bangladesh Lanjutkan Pemindahan Ribuan Pengungsi Rohingya ke Pulau Terpencil

28 Januari 2021

Bangladesh Lanjutkan Pemindahan Ribuan Pengungsi Rohingya ke Pulau Terpencil

Pemerintah Bangladesh akan merelokasi 2-3 ribu pengungsi Rohingya ke Pulau Bhasan Char.

Baca Selengkapnya

100 Etnis Rohingya Ditahan Otoritas Myanmar

8 Januari 2021

100 Etnis Rohingya Ditahan Otoritas Myanmar

Hampir 100 etnis Rohingya ditahan oleh kepolsiain Myanmar dalam sebuah penggerebekan. Mereka dituduh melakukan perjalanan ilegal.

Baca Selengkapnya

Perusahaan Israel Dituduh Dukung Militer Myanmar Genosida Etnis Rohingya

24 Desember 2020

Perusahaan Israel Dituduh Dukung Militer Myanmar Genosida Etnis Rohingya

Justice for Myanmar merilis laporan yang menyebut perusahaan Israel menjual teknologinya ke militer Myanmar untuk melakukan genosida terhadap Rohingya

Baca Selengkapnya

Janda Rohingya Gugat Myanmar Rp 28 Miliar atas Pembunuhan Suaminya di Inn Din

12 Desember 2020

Janda Rohingya Gugat Myanmar Rp 28 Miliar atas Pembunuhan Suaminya di Inn Din

Seorang janda Rohingya menuntut kompensasi US$ 2 juta atas kematian suaminya yang dibunuh oleh tentara Myanmar di Inn Din, Myanmar barat, pada 2017.

Baca Selengkapnya

Kemenangan Partai NLD Aung San Suu Kyi Cukup untuk Membentuk Pemerintahan

13 November 2020

Kemenangan Partai NLD Aung San Suu Kyi Cukup untuk Membentuk Pemerintahan

Partai NLD pimpinan Aung San Suu Kyi mengamankan 322 kursi parlemen bikameral dalam pemilu Myanmar, jumlah kursi yang cukup untuk membentuk kabinet.

Baca Selengkapnya

Aung San Suu Kyi Terpilih Lagi, Partai NLD Diprediksi Menang Pemilu Myanmar

9 November 2020

Aung San Suu Kyi Terpilih Lagi, Partai NLD Diprediksi Menang Pemilu Myanmar

Partai NLD Aung San Suu Kyi meraih 15 kursi dalam penghitungan suara sementara pemilu Myanmar 2020 pada Senin.

Baca Selengkapnya

Partai Aung San Suu Kyi Diprediksi Menang Pemilu Myanmar

7 November 2020

Partai Aung San Suu Kyi Diprediksi Menang Pemilu Myanmar

Aung San Suu Kyi dan partainya, Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD), diprediksi kembali menang meski diterpa isu genosida etnis Rohingya

Baca Selengkapnya