TEMPO.CO, Jakarta - Marilou Danley, yang merupakan pacar Stephen Paddock yang merupakan pelaku penembakan massal yang menyebabkan 58 orang meninggal dan menyebabkan 500 orang lainnya terluka pada sebuah konser musik di Las Vegas, akhirnya tiba di Los Angeles Amerika dari Filipina pada Selasa 03 Oktober malam waktu setempat.
Marilou Danley segera diperiksa tim penyidik FBI untuk mengetahui motif penembakan yang dilakukan Stephen Paddock. Dia ditetapkan sebagai saksi dalam kasus ini. Peristiwa penembakan itu terjadi pada Ahad, 1 Oktober 2017, dan menewaskan 58 orang dan 500 orang terluka.
Berikut beberapa hal tentang Marilou Danley yang perlu Aanda ketahui:
Marilou Danley dan Stephen Paddock bertemu di sebuah Casino ketika Marilou berkerja di Casino Atlantis, yang sering dikunjungi Paddock untuk berjudi. Marilou dan Paddock mulai tinggal bersama sejak awal Agustus 2013 di sebuah perumahan pensiunan di daerah Reno, Nevada.
Marilou menganggap Paddock sebagai lelaki yang baik, peduli dan pendiam. Marilou mengaku tidak tahu Paddock merencanakan penembakan massal yang menjadi penembakan paling mematikan di sejarah Amerika.“Saya tahu Stephen Paddock sebagai lelaki yang baik, peduli, dan pendiam. Saya mencintainya dan berharap masa depan yang tenang bersama dengannya. Dia tidak pernah mengatakan apapun kepada saya dan melakukan tindakan yang saya sadari sebagai peringatan peristiwa mengerikan seperti ini akan terjadi,” kata Marilou.
Stephen Paddock diduga sengaja mengirim Marilou pergi ke Filipina.Marilou Danley telah berada di Filipina seminggu sebelum penembakan terjadi pada Ahad malam 1 Oktober lalu. Dalam pernyataan yang disampaikan pengacaranya, Marilou Danley mengatakan dua minggu sebelumnya Paddock memberinya sebuah tiket pesawat murah agar dia dapat mengunjungi keluarganya di Filipina. “Seperti semua orang Filipina di luar negeri, saya begitu gembira dapat pulang ke rumah dan melihat keluarga dan teman-teman,” kata Marilou Danley.
Advertising
Advertising
Stephen Paddock mengirim sejumlah uang kepada Marilou ketika sedang di Filipina.Paddock mengirimkan uang sejumlah 100.000 dollar amerika (setara 1,3 miliyar rupiah) ke akun bank Marilou Danley di Filipina sepekan sebelum melakukan penembakan. “Dia bilang untuk saya membeli sebuah rumah bagi saya dan keluarga saya,” kata Marilou. Pada titik itu, awalnya Marilou berpikir Paddock ingin putus dengannya.“Tidak pernah terpikirkan oleh saya bahwa dia berencana melakukan kekerasan kepada orang lain,” tukas Marilou. “Saya seorang ibu dan nenek dan hati saya sakit untuk semua orang yang kehilangan orang tersayangnya,” tukasnya.
Marilou Danley meyakinkan keluarganya bahwa dia tidak terlibat. Kakak laki-laki Marilou, Reynaldo Bustos mengatakan Marilou telah meyakinkan keluarganya bahwa dia memiliki hati nurani yang normal dan tidak terlibat dengan penembakan. “Saya segera menghubunginya dan dia bilang, ‘Tenang, kita tidak perlu khawatir soal ini. Aku akan menyelesaikannya. Jangan panik. Aku punya hati nurani yang bersih. Aku tidak ada hubungannya dengan ini,” kata Bustos saat diwawancarai ABC News di rumahnya di Manila.
Kewarganegaraan Marilou Danley. Marilou Danley terlahir di Filipina dan keluarganya sebagian besar di Filipina. Saa datang ke Amerika dia menggunakan paspor Austalia. Berdasarkan keterangan petugas imigrasi Filipina, Marilou mendapatkan paspor Australia setelah ia menikah dengan Les Darcey yang meninggal pada akhir tahun 1990-an. Ia menambahkan Stephen Paddock sempat mengunjungi Filipina bersama Marilou Danley pada tahun 2013 dan 2014 dan tinggal selama 5 – 6 hari. Tanpa disangka, Paddock terlibat aksi penembakan massal dikemudian hari.
THE TELEGRAPH | ABC NEWS | FOX NEWS | THE WASHINGTON POST | DWI NUR SANTI