TEMPO.CO, Brussel - Organisasi Pertahanan Atlantik Utara (NATO) mengutuk Rusia setelah jet tempur negeri itu merangsek masuk ke wilayah udara Turki, Sabtu, 3 Oktober 2015. Menurut NATO, langkah Rusia itu sangat berbahaya dan meminta Moskow segera menghentikan seluruh serangannya terhadap oposisi Suriah dan warga sipil.
NATO memanggil duta besar 28 negara anggota pada Senin, 5 Oktober 2015, untuk mengadakan pertemuan darurat guna merespons apa yang disebut Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg, sebagai pelanggaran yang tidak bisa diterima atas wilayah Turki.
"Kami mengutuk keras pelanggaran hak kedaulatan wilayah udara Turki dan megecam penysupan ke dalam dan pelanggaran wilayah udara NATO. Kami juga mencatat bahwa tindakan Rusia itu tidak bertanggung jawab," demikian pernyataan NATO seusai petemuan darurat.
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry mengatakan negaranya menaruh perhatian besar terhadap pelanggaran wilayah Turki oleh Rusia. "Kami menaruh perhatian besar atas pelanggaran itu dan Turki harus menanggapinya. Aksi penyusupan dapat menimbulkan penembakan oleh Turki," katanya selama berada di Cile.
Turki mencegat jet tempur Rusia pada Sabtu, 3 Oktober 2015, di kawasan Yayladagi, sebelah selatan Provinsi Hatay, Turki, setelah mesin perang Rusia itu diketahui melanggar wilayah udara.
"Pesawat perang Rusia muncul di wilayah udara Turki, selanjutnya masuk ke Suriah, setelah dicegat oleh F-16s Angkatan Udara Turki yang sedang melakukan patroli di daerah tersebut."
Turki dan Rusia sedang berselisih masalah perang saudara di Suriah. Sikap Ankara jelas, yakni meminta Presiden Suriah Bashar al-Assad mengundurkan diri guna mengakhiri kecamuk perang di sana. Sebaliknya, Moskow memberi dukungan sepenuhnya kepada kepemimpinan Assad dan terus melakukan gempuran udara terhadap kelompok bersenjata Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
AL JAZEERA | CNN | CHOIRUL AMINUDDIN