TEMPO.CO, Yerusalem - Bentrok warga Palestina dan pasukan keamanan Israel di Masjid Al-Aqsa memasuki hari ketiga. Israel menempatkan penembak jitu di atap tempat suci umat muslim.
Suleiman Ahmad, Presiden Departemen Urusan Yerusalem, yang berada di lokasi, mengatakan, kepada Al Jazeera, serbuan pasukan Israel itu menyebabkan sedikitnya 17 warga sipil Palestina cedera pada bentrok Selasa dinihari, 15 September 2015, waktu setempat. "Mereka menempatkan penembak jitu di atap dan menggunakan peluru karet," ujar Ahmad.
Masjid ini sangat dihormati sebagai tempat suci baik oleh kaum Yahudi maupun muslim. Di lokasi ini kerap terjadi bentrok fisik antarkeduanya.
Al Jazeera dalam laporannya, Selasa, 15 September 2015, menyebutkan, sekelompok warga Palestina yang berada di dalam Masjid Al-Aqsa melemparkan batu dan bom molotov ke arah pasukan Israel. Mereka juga memasang barikade guna mencegah agar polisi keamanan Israel masuk ke dalam masjid.
Sementara itu, para demonstran yang berada di luar masjid juga melemparkan batu kepada polisi Israel yang memasuki kompleks masjid dalam jumlah besar dan membalas lemparan pengunjuk rasa dengan granat. Pasukan Israel berhasil mendekat ke pintu masjid sementara warga Palestina tetap bertahan di dalamnya.
Bentrok pertama terjadi pada Ahad, 13 September 2015, ketika sejumlah saksi mata mengatakan, polisi Israel memasuki masjid dan merusak sajadah. Adapun polisi Israel berdalih bahwa mereka hanya menutup pintu masjid untuk mengunci para perusuh dari luar agar tidak melemarkan batu, petasan, dan benda-benda lainnya.
Dari negara-negara Arab diperoleh kabar bahwa para pemimpin Arab telah bersumpah mereka akan melawan agresi Israel di Al-Aqsa. "Kami akan melawan agresi pendudukan atau agresi Israel di Masjid Al-Aqsa," ujar Menteri Luar Negeri Arab Saudi Adel al-Jubeir.
AL JAZEERA | AL ARABIYA | CHOIRUL AMINUDDIN