TEMPO.CO , Islamabad: Pimpinan militan yang kepalanya dihargai US$ 10 juta memenangkan petisi larangan pemutaran film berjudul Phantom di Pakistan. Hafiz Mohammad Saeed, warga Pakistan yang diduga salah satu dari dalang pengepungan Mumbai pada 2008, itu sebelumnya menuntut larangan pemutaran film Bollywood yang menampilkan dirinya dibunuh kepada pengadilan.
Saeed juga berdalih film tersebut merupakan propaganda India untuk menjelekkan citra Pakistan dan mengancam keselamatan dirinya. Pengacara A.K Dogar, yang mewakili Saeed mengatakan pengadilan memutuskan pelarangan pemutaran film 'Phantom', Kamis, 20 Agustus 2015. Film ”Phantom” diadaptasi dari novel ”Mumbai Avengers” karya S. Hussain Zaidi.
Novel itu sendiri mengisahkan sepak terjang agen rahasia India yang ingin membalas dendam terhadap orang-orang di belakang pengepungan Mumbai selama tiga hari. Pengepungan Mumbai merupangan penyerangan terhadap dua hotel mewah, pusat Yahudi, dan stasiun kereta di pusat perekonomian India.
Tidak seperti di novel yang menggunakan nama samaran bagi mereka yang dituduh merencanakan serangan, 'Phantom' menggunakan nama Saeed dan warga Amerika Serikat David Coleman Headley sebagai karakter. Headley sendiri kini dijatuhi hukuman 35 tahun di penjara AS atas perannya sebagai perencana pengepungan Mumbai.
Film kisah mata-mata India itu menampilkan amarah India terhadap pengepungan Mumbai yang menewaskan 166 orang. Film itu menampilkan ketegangan Pakistan-India, dua negara yang bersaing dalam teknologi nuklir. Pemerintah Amerika dan India menyalahkan kelompok militan Lashkar e-Taiba yang diduga mpenyamaran agensi intelijen Pakistan untuk melaksanakan serangan Mumbai.
Saeed, yang mendirikan Lashkar-e-Taiba, kini menjalankan badan amal Jamaat-ud-Dawa. Menurut pemerintah India, Jamaat merupakan baris pertama Lashkar. Saeed membantah memiliki hubungan dengan militan. Saeed kini hidup bebas di Pakistan dan bebas mengumpulkan massa untuk memimpin protes anti-India. Pemerintah Pakistan pernah menahan Saeed. Namun belakangan Saeed dibebaskan.
Sutradara Kabir Khan sebelumnya mengungkapkan keterkejutannya terhadap petisi itu. "Saya terkejut dan heran, bahwa teroris yang sedang dicari bisa mengajukan petisi," kata Khan seperti dikutip Denver Post, Selasa, 18 Agustus 2015. "Dia orang yang menyebarkan kebencian dan dia menentang film ini, tanpa tahu film ini tentang apa," kata Khan. Phantom tayang perdana pada 28 Agustus di bioskop India.
AP | DENVER POST | PRESS TRUST OF INDIA | AMANDRA MUSTIKA
Baca
EKSKLUSIF: Rizal Ramli Blak-blakan Soal JK dan Jokowi
Diterima di UGM, Calon Dokter Usia 14 Tahun Minta Kado Aneh