TEMPO.CO, London - Perdana Menteri Inggris David Cameron mendesak orang untuk memanggil teroris Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dengan sebutan 'Daesh'.
Selama pidato tentang Suriah pada Rabu, 2 Desember 2015, Cameron berulang kali menyebut ISIS sebagai Daesh, sebuah istilah yang sangat dibenci ISIS.
Cameron mengatakan banyak orang yang mungkin jarang atau tidak pernah mendengar istilah Daesh sebelumnya. Daesh adalah singkatan untuk frase bahasa Arab al-Dawla al-Islamiyah al-Irak al-Sham (Negara Islam Irak dan Levant).
Pada dasarnya, itu kata lain untuk ISIS-tapi ISIS tidak mengakuinya.
Mengapa? Karena kata itu dianggap mirip dengan dua kata Arab lain, 'Daes'--orang yang meremukkan sesuatu di bawah kaki--dan 'Dahes'--orang yang menabur perselisihan.
Pada Januari tahun ini, mantan Perdana Menteri Australia Tony Abbott, yang juga mengumumkan bahwa ia akan mulai menyebut ISIS dengan panggilan itu. Ia mengatakan, "Daesh benci disebut dengan istilah ini, dan apa yang mereka tidak suka membuat saya tertarik."
Laman Mirror, 2 Desember 2015, menyebutkan para pemimpin dunia lain banyak yang telah mengikuti, di antaranya Presiden Prancis Francois Hollande dan Sekretaris Negara Amerika Serikat John Kerry.
Menurut NBC, ISIS telah mengeluarkan ancaman akan memotong lidah siapa pun yang mereka dengar mengucapkan kata itu.
Evan Kohlmann, analis keamanan nasional, mengatakan kepada NBC, "Ini adalah istilah yang menghina dan bukan sesuatu yang harus digunakan bahkan jika Anda tidak menyukai mereka (ISIS)."
MECHOS DE LAROCHA | MIRRO.CO.UK
Berita terkait
Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin
8 hari lalu
Presiden terpilih Prabowo Subianto menerima telepon dari Menhan AS. Berikut jenjang karier dan profil Lloyd Austin.
Baca SelengkapnyaTajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran
27 hari lalu
Tajikistan membantah tuduhan Rusia bahwa kedubes Ukraina di ibu kotanya merekrut warga untuk berperang melawan Rusia
Baca SelengkapnyaIran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri
28 hari lalu
Polisi Iran telah menangkap beberapa anggota ISIS yang diduga merencanakan aksi bunuh diri menjelang Idul fitri.
Baca SelengkapnyaRusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow
36 hari lalu
Rusia mengatakan menemukan bukti bahwa pelaku yang membunuh lebih dari 140 orang di gedung konser dekat Moskow terkait dengan "nasionalis Ukraina."
Baca SelengkapnyaRusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow
37 hari lalu
Rusia menaruh kecurigaan bahwa Ukraina, bersama Amerika Serikat dan Inggris, terlibat dalam penembakan di Moskow.
Baca Selengkapnya2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan
39 hari lalu
Warga negara Tajikistan, Rachabalizoda Saidakrami dan Shamsidin Fariduni dapat melakukan perjalanan dengan bebas antara Rusia dan Turki
Baca SelengkapnyaPutin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow
39 hari lalu
Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui bahwa sejauh ini belum ada tanda-tanda keterlibatan Ukraina dalam penembakan di gedung konser Moskow
Baca SelengkapnyaSerangan Moskow Terjadi, Apakah Pengganti KGB telah Kehilangan Tajinya?
39 hari lalu
Serangan Moskow menimbulkan pertanyaan tentang ketajaman FSB, pengganti KGB, badan intelijen yang kerap dianggap momok bagi Barat.
Baca SelengkapnyaMacron Sebut Intelijen Prancis Konfirmasi ISIS di Balik Serangan Konser Rusia
40 hari lalu
Prancis bergabung dengan AS dengan mengatakan bahwa intelijennya mengindikasikan bahwa ISIS bertanggung jawab atas serangan di konser Rusia
Baca SelengkapnyaRusia Pertanyakan Klaim ISIS sebagai Dalang Serangan: Ini Upaya AS Lindungi Ukraina!
40 hari lalu
Rusia menantang pernyataan Amerika Serikat bahwa ISIS menjadi dalang penembakan di sebuah gedung konser di luar Moskow yang menewaskan 137 orang
Baca Selengkapnya