REPORTASE TEMPO: Paris Pulih, meski dengan Penjagaan

Reporter

Minggu, 15 November 2015 23:52 WIB

Suasana kota Paris, Prancis usai terjadi serangan, 15 November 2015. TEMPO/Purwani Diah Prabandari


TEMPO.CO, Paris - Suasana Paris mulai pulih pada Minggu, 15 November 2015, setelah serangan teror melanda Ibu Kota Prancis yang menewaskan lebih dari 129 orang. Warga mulai keluar menikmati hari libur, di sejumlah kawasan, meski masih banyak toko tutup. Banyak polisi dan tentara berjaga dengan senapan di sejumlah kawasan, salah satunya di pintu masuk stasiun metro Gare de L'est. "Masih banyak toko tutup setelah peristiwa Jumat," kata seorang penjaga toko aksesori telepon seluler di stasiun metro kepada Tempo. "Biasanya hari minggu sudah ramai."

Meski tak semua buka, hampir semua fasilitas transportasi publik tetap berjalan normal. Di stasiun
kereta api Gare du Nord, Paris, yang menghubungkan Kota Paris dengan London, dan EuroStar, kereta tetap berjalan normal. Meskipun, seperti dilansir kantor berita Antara, ada beberapa penundaan perjalanan dari dan menuju Paris.

Situasi normal juga terlihat dari stasiun Gar
e du Nord hingga menyusuri jalan daerah Montmartre, obyek wisata Basilika Sacre Coeur dengan distrik klub malam yaitu Moulin Rouge. Sepanjang jalan itu terlihat kehidupan berjalan lancar meskipun ada beberapa toko tutup.

Pemerintah Paris hanya menutup dua ikon kota: Menara Eiffel dan Musiem Louvre hingga waktu yang tak terbatas. Bahkan pada malam hari, lampu Eiffel yang biasa menerangi hingga tepi Sungai Seine itu dimatikan sama sekali.

Kedutaan Besar Republik Indonesia di Paris meminta warga negara Indonesia (WNI) yang menetap atau sedang berada di Prancis, khususnya di Paris dan sekitarnya, untuk meningkatkan kewaspadaan dan berhati-hati saat berada di tempat umum dan keramaian.

Hingga saat ini di Prancis terdapat sekitar 1.700 warga negara Indonesia. Dari jumlah tersebut sekitar seribuan tinggal di Prancis, 300-an di antaranya mahasiswa. Ada sekitar 500 warga negara Indonesia yang menikah dengan warga setempat.

Meski tidak ada korban, K
edutaan Besar Republik Indonesia(KBRI) Paris mengeluarkan surat edaran mengimbau WNI untuk selalu waspada dan menghindari keramaian. Selain KBRI Paris, sejumlah KBRI di Eropa, seperti KBRI Berlin; KBRI Den Haag, Belanda; dan KBRI Praha, Ceko, juga mengeluarkan imbauan serupa.

PURWANI DIAH PRABANDARI (PARIS)







TEMPO.CO, PARIS - Suasana Kota Paris mulai pulih pada Minggu, 15 November 2015, setelah serangan teror melanda Ibu Kota Prancis yang menewaskan lebih dari 129 orang. Warga mulai keluar menikmati hari libur, di sejumlah kawasan, meski masih banyak toko tutup. Banyak polisi dan tentara berjaga di sejumlah kawasan, dengan senapan, salah satunya di pintu masuk stasiun metro Gare de L'est. "Masih banyak toko tutup setelah peristiwa Jumat," kata seorang penjaga toko aksesori telepon seluler di stasiun metro kepada Tempo. "Biasanya hari minggu sudah ramai,"

Meski tak semua buka, hampir semua fasilitas transportasi publik tetap berjalan normal. Di stasiun
kereta api Gare du Nord, Paris, yang menghubungkan Kota Paris dengan London, dan EuroStar, kereta tetap berjalan normal. Meskipun, seperti dilansir kantor berita Antara, ada beberapa penundaan perjalanan dan menuju Paris.

Situasi normal juga terlihat dari stasiun Gar
e du Nord hingga menyusuri jalan daerah Montmartre, obyek wisata Basilika Sacre Coeur dengan distrik klub malam yaitu Moulin Rouge. Sepanjang jalan itu terlihat kehidupan berjalan lancar meskipun ada beberapa toko tutup.

Pemerintah Paris hanya menutup dua ikon kota: Menara Eiffel dan Musiem Louvre hingga waktu yang tak terbatas. Bahkan pada malam hari, lampu Eiffel yang biasa menerangi hingga tepi Sungai Seine itu dimatikan sama sekali.

Kedutaan Besar Republik Indonesia di Paris meminta warga negara Indonesia (WNI) yang menetap atau sedang berada di Prancis, khususnya di Paris dan sekitarnya, untuk meningkatkan kewaspadaan dan berhati-hati saat berada di tempat umum dan keramaian.

Hingga saat ini di Prancis terdapat sekitar 1.700 warga negara Indonesia. Dari jumlah tersebut sekitar seribuan tinggal di Prancis, 300-an di antaranya mahasiswa. Ada sekitar 500 warga negara Indonesia yang menikah dengan warga setempat.

Meski tidak ada korban, K
edutaan Besar Republik Indonesia(KBRI) Paris mengeluarkan surat edaran mengimbau WNI untuk selalu waspada dan menghindari keramaian. Selain KBRI Paris, sejumlah KBRI di Eropa, seperti KBRI Berlin; KBRI Den Haag, Belanda; dan KBRI Praha, Ceko, juga mengeluarkan imbauan serupa.

PURWANI DIAH PRABANDARI (PARIS)


Berita terkait

Universitas Sciences Po Prancis Tolak Tuntutan Mahasiswa untuk Putus Hubungan dengan Israel

3 jam lalu

Universitas Sciences Po Prancis Tolak Tuntutan Mahasiswa untuk Putus Hubungan dengan Israel

Universitas Sciences Po di Paris menolak tuntutan mahasiswa untuk memutus hubungan dengan universitas-universitas Israel.

Baca Selengkapnya

Champs-Elysees di Paris Bakal Disulap jadi Tempat Piknik Raksasa, Diikuti 4.000 Orang

23 jam lalu

Champs-Elysees di Paris Bakal Disulap jadi Tempat Piknik Raksasa, Diikuti 4.000 Orang

Setiap peserta akan diberikan keranjang piknik gratis yang dikemas sampai penuh oleh sejumlah pemilik restoran ikonik di jalanan Kota Paris itu.

Baca Selengkapnya

Polisi Prancis Bubarkan Unjuk Rasa Pro-Palestina di Universitas Sciences Po

7 hari lalu

Polisi Prancis Bubarkan Unjuk Rasa Pro-Palestina di Universitas Sciences Po

Polisi Prancis membubarkan unjuk rasa pro-Palestina di Paris ketika protes-protes serupa sedang marak di Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Israel Panggil Duta Besar Negara-negara Pendukung Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

11 hari lalu

Israel Panggil Duta Besar Negara-negara Pendukung Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

Israel akan memanggil duta besar negara-negara yang memilih keanggotaan penuh Palestina di PBB "untuk melakukan protes"

Baca Selengkapnya

Dunia Desak Tahan Diri, Panglima Militer Israel Berkukuh akan Balas Iran

17 hari lalu

Dunia Desak Tahan Diri, Panglima Militer Israel Berkukuh akan Balas Iran

Beberapa sekutu memperingatkan eskalasi setelah serangan Iran terhadap Israel meningkatkan kekhawatiran akan perang regional yang lebih luas.

Baca Selengkapnya

Rwanda Peringati 30 Tahun Genosida terhadap Ratusan Ribu Warga Suku Tutsi

24 hari lalu

Rwanda Peringati 30 Tahun Genosida terhadap Ratusan Ribu Warga Suku Tutsi

Rwanda pada Minggu memulai peringatan selama satu pekan untuk memperingati 30 tahun genosida terhadap ratusan ribu warga etnis Tutsi pada 1994.

Baca Selengkapnya

Hilang saat Menyusuri Bukit Sipiso-piso, Turis Asal Prancis Ditemukan Luka-luka

25 hari lalu

Hilang saat Menyusuri Bukit Sipiso-piso, Turis Asal Prancis Ditemukan Luka-luka

Basarnas Medan bersama tim SAR gabungan menemukan Adrea Zoe, 52 tahun, perempuan asal Prancis yang hilang di Bukit Sipiso-piso, Kabupaten Karo

Baca Selengkapnya

Sekutu Pertimbangkan Hentikan Penjualan Senjata ke Israel Setelah Kematian Relawan Asing di Gaza

25 hari lalu

Sekutu Pertimbangkan Hentikan Penjualan Senjata ke Israel Setelah Kematian Relawan Asing di Gaza

Beberapa negara Eropa sekutu Israel pertimbangkan hentikan penjualan senjata akibat pembunuhan tujuh relawan World Central Kitchen di Gaza

Baca Selengkapnya

Prancis Ajukan Resolusi Dewan Keamanan PBB untuk Pantau Gencatan Senjata di Gaza

30 hari lalu

Prancis Ajukan Resolusi Dewan Keamanan PBB untuk Pantau Gencatan Senjata di Gaza

Prancis mengadakan konsultasi tertutup dengan Dewan Keamanan PBB untuk mengajukan resolusi tentang pemantauan penerapan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Asal Usul 1 April sebagai April Mop, Budaya Ngeprank yang Bermula Sejak 1582

31 hari lalu

Asal Usul 1 April sebagai April Mop, Budaya Ngeprank yang Bermula Sejak 1582

April Mop atau April Fool's Day pada 1 April punya kisah panjang sejak 1582.

Baca Selengkapnya