Kemenlu Bantah Ada 18 WNI Tertangkap di Suriah

Kamis, 5 November 2015 23:30 WIB

Personil tentara Suriah menembakkan senjata mesinnya saat melakukan penyerangan di provinsi Latakia, dekat dari perbatasan dengan Turki di Suriah, 10 Oktober 2015. Didukung oleh serangan udara Rusia, tentara Suriah telah melancarkan serangan di wilayah tengah dan barat laut.(Alexander Kots/Komsomolskaya Pravda via AP)

TEMPO.CO, Jakarta - Juru bicara Kementerian Luar Negeri Arrmanatha C Nasir membantah kabar ada penangkapan atas 18 warga negara Indonesia oleh otoritas keamanan Turki di perbatasan Suriah-Turki. "Kami sudah tanya ke KBRI Ankara dan pihak otoritas Turki, dan (mereka mengatakan--) sekelompok 18 orang itu tidak ada, tidak bisa dikonfirmasi otoritas Turki," kata Arrmanatha di Kantor Kementerian Luar Negeri, di Jakarta 5 November 2015.

Berdasarkan data Kementerian Luar Negeri, sampai Oktober tahun ini telah ada 119 WNI yang dideportasi dari Turki. Menurut Arrmanatha, memang sempat ada 9 orang yang tertangkap dan dideportasi, disusul kemudian 7 orang lagi.

"Tetapi soal isu bakal ada sekelompok orang masuk dan ditangkap sekaligus, itu tidak ada," katanya. "Mungkin saja 18 itu masuk bagian dari 119 ini," kata Arrmanatha lagi.

Dia mengatakan bahwa bahwa Indonesia dan Turki memiliki hubungan bebas visa. Hal ini, kata dia, membuat banyak WNI dengan mudah datang ke Turki dan menyelundupkan diri ke Suriah. "Selama ini, WNI tidak melapor ke kemlu sehingga KBRI di sana pun sulit mengetahui persisnya jumlah WNI yang ke sana," kata dia.

Arrmanatha juga mengatakan bahwa Turki secara langsung berbatasan dengan Suriah. Perbatasan Turki-Suriah, kata dia, ditutup untuk semua warga negara asing. "Untuk WNI, mereka ditangkap otoritas keamanan karena mau ke Suriah," katanya.

Kenapa Kementerian Luar Negeri tidak menyampaikan dan terkesan menutup ini ke media? Tata mengatakan bahwa secara sederhana, berkaca pada penangkapan 16 WNI di perbatasan Suriah-Turki pada Februari lalu, pemberitaan membuat WNI ini tidak diterima masyarakat setelah dikembalikan.

"Saat itu, diblowup sedemikian rupa oleh media, ketika mereka dikembalikan ke masyarakat, masyarakat sendiri yang tidak bisa menerima," kata dia.

"Jangan sampai setelah diperiksa, dab dinyatakan clear, ternyata masyarakat sendiri yang tidak bisa menerima," katanya.

Ia menjelaskan bahwa pelanggaran yang terjadi di Turki adalah murni pelanggaran imigrasi. "Perbatasan di sana memang ditutup," katanya.

ARKHELAUS WISNU

Berita terkait

Menlu Retno Undang Gambia ke Indonesia-Africa Forum di Bali

1 hari lalu

Menlu Retno Undang Gambia ke Indonesia-Africa Forum di Bali

Indonesia-Africa Forum kedua akan diselenggarakan di Bali pada 3 - 4 September 2024. Menlu Retno mengundang perwakilan dari Gambia.

Baca Selengkapnya

Kementerian Luar Negeri Rusia Kesal Volodymyr Zelensky Bawa-bawa Tuhan dalam Perang Ukraina

1 hari lalu

Kementerian Luar Negeri Rusia Kesal Volodymyr Zelensky Bawa-bawa Tuhan dalam Perang Ukraina

Volodymyr Zelensky disebut Kementerian Luar Negeri Rusia sedang hilang akal karena membawa-bawa Tuhan dalam konflik dengan Moskow.

Baca Selengkapnya

Retno Marsudi Bahas Langkah Perlindungan WNI di Tengah Krisis Timur Tengah

4 hari lalu

Retno Marsudi Bahas Langkah Perlindungan WNI di Tengah Krisis Timur Tengah

Retno Marsudi menilai situasi Timur Tengah telah mendesak Indonesia untuk mempersiapkan diri jika situasi semakin memburuk, termasuk pelindungan WNI

Baca Selengkapnya

Kementerian Luar Negeri Benarkan Ada WNI Terlibat Pembunuhan di Korea Selatan

7 hari lalu

Kementerian Luar Negeri Benarkan Ada WNI Terlibat Pembunuhan di Korea Selatan

Kementerian Luar Negeri RI membenarkan telah terjadi perkelahian sesama kelompok WNI di Korea Selatan persisnya pada 28 April 2024

Baca Selengkapnya

Otoritas di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Tak Percaya Israel Gunakan Senjata dengan Benar

9 hari lalu

Otoritas di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Tak Percaya Israel Gunakan Senjata dengan Benar

Biro-biro di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat tidak percaya Israel gunakan senjata dari Washington tanpa melanggar hukum internasional

Baca Selengkapnya

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

9 hari lalu

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

Kementerian Luar Negeri Rusia mengancam negara-negara Barat akan mendapat balasan tegas jika aset-aset Rusia yang dibekukan, disita

Baca Selengkapnya

WNI Selamat dalam Gempa Taiwan

10 hari lalu

WNI Selamat dalam Gempa Taiwan

Taiwan kembali diguncang gempa bumi sampai dua kali pada Sabtu, 26 April 2024. Tidak ada WNI yang menjadi korban dalam musibah ini

Baca Selengkapnya

IOM Dapat Penghargaan Hasan Wirajuda Pelindungan WNI

10 hari lalu

IOM Dapat Penghargaan Hasan Wirajuda Pelindungan WNI

IOM merupakan organisasi internasional pertama yang menerima Penghargaan Hasan Wirajuda Pelindungan WNI

Baca Selengkapnya

23 Individu Dapat Penghargaan Hassan Wirajuda Pelindungan WNI Award

10 hari lalu

23 Individu Dapat Penghargaan Hassan Wirajuda Pelindungan WNI Award

Sebanyak 23 individu mendapat Hassan Wirajuda Pelindungan WNI Award karena telah berjasa dalam upaya pelindungan WNI

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Gunakan Hak Veto Gagalkan Keanggotaan Penuh Palestina di PBB, Begini Sikap Indonesia

17 hari lalu

Amerika Serikat Gunakan Hak Veto Gagalkan Keanggotaan Penuh Palestina di PBB, Begini Sikap Indonesia

Mengapa Amerika Serikat tolak keanggotaan penuh Palestina di PBB dengan hak veto yang dimilikinya? Bagaimana sikap Indonesia?

Baca Selengkapnya