Begini Kisah Penderitaan Mantan Napi Korea Utara  

Reporter

Kamis, 17 September 2015 04:54 WIB

Ilustrasi. mid-day.com

TEMPO.CO, Depok - Pekan Hak Asasi Manusia (HAM) yang digelar di Universitas Indonesia, Depok, pada 15-20 September 2015 menghadirkan korban pelanggaran HAM asal Korea Utara. Salah satunya Kim Hyeok, 32 tahun, yang pernah ditahan di Jeongeori, Korea Utara.

Dia menuturkan lahir di Kota Chungjin, Provinsi Hamkyeong Utara, Korea Utara. Sewaktu berumur 4 tahun, Hyeok telah ditinggal mati ibunya. Pada umur 14 tahun, giliran ayahnya yang meninggal. "Ibu saya meninggal karena sakit, tapi ayah saya meninggal karena kelaparan atau kekurangan gizi," ujarnya.

Hyeok mengungkapkan sejak umur 7 tahun menjadi pengemis di jalanan. Dia bisa bertahan sampai saat ini karena mengambil makanan sisa di jalanan. Pada 1995, dia masuk ke panti asuhan. Panti asuhan yang ada bukan untuk menampung anak-anak yang tidak memiliki orang tua, melainkan buat menampung pengemis-pengemis jalanan.

Sewaktu di panti asuhan, Hyeok bersama rekan-rekannya dilarang keluar dari panti. Di panti itu, dia juga masih mengalami kekurangan gizi. Bahkan beberapa penghuni panti meninggal karena kelaparan. "Kami diberi makanan, tapi bukan makanan untuk orang umum. Makanan itu berupa sagu, kulit, dan bubur," katanya.

Karena kondisi tak membaik, Hyeok memilih keluar dari panti asuhan dan mencoba masuk ke Cina untuk mencari makanan. Makanan pertama yang ia ambil adalah sejumlah beras dan umbi-umbian yang dibakar di jalanan. Pada waktu itu, ia tertangkap polisi perbatasan Korea Utara. "Saya dihukum selama 3 tahun dengan alasan penyelundupan dan menyeberang perbatasan tanpa izin," ujarnya.

Saat di penjara, Hyeok bersama 23 rekannya. Namun, saat keluar dari penjara, hanya tiga orang, sisanya mati kelaparan di penjara. Saat keluar dari penjara, berat badan Hyeok hanya 35 kilogram.

Setelah bebas, Hyeok mencari cara untuk masuk ke Korea Selatan. Untuk menuju Korea Selatan dari Cina, ia harus melewati gurun pasir Mongolia dengan berjalan kaki selama 18 jam. Pada 13 September 2001, dia berhasil masuk Korea Selatan. "Saat itu, segala penderitaan selama dua bulan tidak dapat digambarkan lagi dengan kata apa pun."

Di Korea Selatan, Hyeok, yang dulu menjadi pengemis, bisa menempuh kandidat PhD di perguruan tinggi di Seoul. "Bagi saya, untuk menceritakan pengalaman ini tidaklah cukup sehari-dua hari, sejam-dua jam."

ARKHELAUS WISNU

Berita terkait

Laporan Investigasi: Indonesia Impor Spyware dari Perusahaan Israel

2 hari lalu

Laporan Investigasi: Indonesia Impor Spyware dari Perusahaan Israel

Indonesia dikabarkan tengah mengimpor Indonesia tengah mengimpor sejumlah produk spyware dan pengawasan yang sangat invasif dari Israel.

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

2 hari lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

2 hari lalu

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

Gedung Putih menyarankan agar Rusia dijatuhi lagi sanksi karena diduga telah secara diam-diam mengirim minyak olahan ke Korea Utara

Baca Selengkapnya

Korea Selatan Tingkatkan Peringatan Terorisme di Kantor Diplomatiknya di Lima Negara

3 hari lalu

Korea Selatan Tingkatkan Peringatan Terorisme di Kantor Diplomatiknya di Lima Negara

Kementerian Luar Negeri Korea Selatan meningkatkan level kewaspadaan terorisme di kantor diplomatiknya di lima negara.

Baca Selengkapnya

Pemantau PBB Laporkan Rudal Korea Utara Hantam Kharkiv Ukraina

5 hari lalu

Pemantau PBB Laporkan Rudal Korea Utara Hantam Kharkiv Ukraina

Badan ahli tersebut mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB bahwa penemuan rudal menunjukkan pelanggaran sanksi internasional oleh Korea Utara.

Baca Selengkapnya

AS Tetapkan 5 Unit Keamanan Israel Lakukan Pelanggaran HAM sebelum Perang Gaza

5 hari lalu

AS Tetapkan 5 Unit Keamanan Israel Lakukan Pelanggaran HAM sebelum Perang Gaza

Deplu Amerika Serikat telah menetapkan 5 unit keamanan Israel melakukan pelanggaran berat HAM sebelum pecah perang di Gaza

Baca Selengkapnya

Apa Kata Media Asing soal Penetapan Prabowo-Gibran sebagai Presiden dan Wakil Presiden?

10 hari lalu

Apa Kata Media Asing soal Penetapan Prabowo-Gibran sebagai Presiden dan Wakil Presiden?

Prabowo-Gibran resmi ditetapkan menjadi presiden dan wakil presiden terpilih oleh KPU. Berikut pemberitaan media asing soal penetapan itu.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Spyware Israel, Kerja Sama Rusia-RI, Korea Utara-Iran

10 hari lalu

Top 3 Dunia: Spyware Israel, Kerja Sama Rusia-RI, Korea Utara-Iran

Top 3 Dunia dibuka dengan berita dari Spanyol tentang spyware Israel yang memata-matai PM Pedro Sanchez.

Baca Selengkapnya

Korea Utara Kirim Utusan ke Iran, Apa yang Dibahas?

11 hari lalu

Korea Utara Kirim Utusan ke Iran, Apa yang Dibahas?

Korea Utara mengirim delegasi ke Iran utnuk pertama kalinya sejak 2019. Selain ekonomi, keduanya diperkirakan akan menjalin kerja sama militer.

Baca Selengkapnya

Adik Kim Jong Un Umumkan Korea Utara sedang Bangun Militer Besar-besaran

11 hari lalu

Adik Kim Jong Un Umumkan Korea Utara sedang Bangun Militer Besar-besaran

Adik Kim Jong Un memastikan negaranya akan terus membangun kekuatan militer besar-besaran dan terkuat untuk melindungi kedaulatan dan perdamaian

Baca Selengkapnya