Mayat pelaku penembakan, Seifeddine Rezguion, terbaring di jalanan Sousse, Tunisia, 26 Juni 2015. Berdasarkan investivigasi, PM Tunisia menjelaskan bahwa pelaku berasal dari daerah miskin dan belum pernah berpergian keluar negeri. Jawhara FM via AP
TEMPO.CO, Tunis - Pelajar asal Inggris menyelamatkan korban penembakan brutal yang terjadi di Tunisia pada Jumat, 26 Juni 2015. Pria itu adalah Richard Owen, 16 tahun. Dia melakukan tindakan heroik meskipun dirinya sendiri terluka dan tiga anggota keluarganya tewas.
Bahu Owen terserempet peluru yang membunuh seorang anggota keluarganya yang diyakini adalah pamannya, Andrian Evans. Sedangkan kakaknya, Joel, 19 tahun, dan kakeknya, Patrick Evans, 78 tahun, tewas tergeletak di atas pasir pantai.
Mengherankannya, setelah melarikan diri dari pantai El Kantaouim dekat kota Sousse, Owen bukannya bersembunyi, tapi malah pergi menolong seorang wanita yang terluka di luar hotel.
Fakher Ben Amor, dokter yang merawat Owen, mengaku kagum dengan tindakan heroik Owen. "Saat kami menemukannya, dia sedang bersama seorang wanita. Dia menolong wanita itu karena punggungnya terluka," ujarnya saat sedang merawat sedikitnya 23 pasien Inggris lainnya yang terluka di rumah sakit Cliniques Les Oliviers.
Owen selamat dari pembantaian tersebut. Saat ditemukan oleh tim medis, Owen gemetaran dan menangis. "Aku harus menelepon ibuku," ujar Owen kepada tim medis seperti dilansir di Dailymail, Minggu 28 Juni 2015.
Sousse adalah salah satu tujuan wisata yang populer bagi wisatawan Inggris. Dari penembakan tersebut, sedikitnya 15 warga Inggris tewas.
Penembakan itu terjadi di sebuah pantai pribadi milik Hotel Royal Kenz. Pelaku penembakan itu bernama Seifeddine Yacoubi. Menurut keterangan saksi, Yacoubi mendatangi pantai dengan naik jet ski dan menyembunyikan senjatanya di dalam payung. Menurut laporan, setidaknya 39 orang tewas dalam tragedi tersebut.