Bendera Kontroversial Pasca-Penembakan di Gereja Charleston

Reporter

Selasa, 23 Juni 2015 12:29 WIB

Warga berdoa di luar Gereja AME Emanuel, tempat kejadian perkara penembakan yang menewaskan sembilan orang di Charleston, Carolina Selatan, Amerika Serikat 19 Juni 2015. Serangan yang terjadi pada tanggal 17 Juni 2015 ini diduga bermotif kebencian terhadap warga kulit hitam. AP/Stephen B. Morton

Aktivis hak-hak sipil, politikus, dan akademikus mengecam bendera Konfederasi sebagai simbol abadi rasialisme dan kebencian. “Bendera dan perang itu merupakan cerita tentang perbudakan dan kemiskinan,” kata Kevin Alexander Gray, aktivis hak asasi kulit hitam yang tinggal di Columbia. “Namun negara ini melakukan penyangkalan sejarah.”

Roof membawa bendera Konfederasi dalam foto yang diunggahnya di sebuah website. Ia juga mengendarai mobil dengan pelat yang juga menampilkan lambang Konfederasi. Dia ikut berdoa bersama anggota Gereja Emanuel Afrika Methodist Episcopal selama sekitar satu jam sebelum menembak dan menewaskan sembilan orang, termasuk pendeta.

Bendera ini awalnya mewakili pasukan Jenderal Robert E. Lee dari Virginia Utara, yang menjadi kekuatan utama Konfederasi dalam perang sipil yang berlangsung pada 1861-1865. Satu abad setelah perang itu berakhir, bendera tersebut menjadi simbol perlawanan Carolina Selatan dalam era perjuangan hak-hak sipil pada 1940-an dan 1950-an. Pada 1962, bendera seperti huruf “X” berwarna biru dengan 13 bintang putih diletakkan di latar belakang berwarna merah itu dikibarkan di Balai Kota Columbia untuk pertama kalinya.

Pada 2000, protes terhadap bendera ini berujung relokasi di luar gedung. Pekan ini, saat bendera Amerika Serikat dan Carolina Selatan diturunkan setengah tiang untuk menghormati korban pembunuhan di Charleston, bendera Konfederasi justru tetap berkibar penuh. Alasannya, anggota parlemen negara, satu-satunya yang memiliki otoritas mengubah aturan pengibaran bendera, tengah reses hingga Januari.

“Orang-orang terlalu banyak menekankan simbolisme,” kata McElveen. Pria itu mengatakan lahir di Carolina Selatan dan telah tinggal di Eastover selama tiga dekade terakhir. “Bendera ini penting karena merupakan bagian dari sejarah kita. Bendera ini tidak ada hubungannya dengan apa yang terjadi pada minggu terakhir ini.”

Berita terkait

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

7 Februari 2021

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.

Baca Selengkapnya

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

6 Februari 2021

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020

Baca Selengkapnya

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

4 Februari 2021

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.

Baca Selengkapnya

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

3 Februari 2021

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.

Baca Selengkapnya

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

3 Februari 2021

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

30 Januari 2021

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.

Baca Selengkapnya

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

30 Januari 2021

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

29 Januari 2021

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

29 Januari 2021

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19

Baca Selengkapnya

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

27 Januari 2021

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran

Baca Selengkapnya