Di Palmyra, ISIS Tembak Mati 20 Laki-laki

Reporter

Kamis, 28 Mei 2015 16:13 WIB

Kota Palmyra, Suriah. JOSEPH EID/AFP/Getty Images

TEMPO.CO, Palmyra - Kelompok bersenjata Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) menembak mati sedikitnya 20 pria di Kota Palmyra di Suriah. Menurut sejumlah aktivis pemerhati hak asasi manusia, para korban itu dibunuh karena berperang membela pemerintah.

"ISIS mengeksekusi 20 pria. Mereka dikumpulkan bersama di depan bekas bangunan teater Romawi Palmyra, selanjutnya ditembak mati. Para korban pembunuhan itu dituduh berkolaborasi dengan pemerintah," kata Rami Abdel Rahman dari Syrian Observatory for Human Rights kepada kantor berita AFP.

Rahman mengatakan, "Militan ISIS mengumpulkan banyak orang di depan bekas bangunan teater Romawi kuno dengan tujuan memamerkan kekuatan pasukan mereka di darat."

ISIS telah melakukan berbagai kekejaman, termasuk menunjukkan rekaman video pemenggalan kepala dan pembunuhan massa, pemerkosaan, dan perbudakan di kawasan yang mereka kuasai di Suriah dan Irak.

"Pembunuhan, jika hal tersebut benar, dapat dikategorikan awal sebuah sinyal dimulainya barbarisme kelompok bersenjata ini dan kebiadapan terhadap monumen peninggalan sejarah kuno di Palmyra," ujar direktur benda-benda kuno Suriah, Mamoun Abdulkarim, kepada AFP.

"Penggunaan teater Romawi untuk mengeksekusi para korban membuktikan bahwa mereka benar-benar tidak manusiawi," tuturnya.

ISIS menguasai Palmyra, atau dikenal dengan Tadmur dalam bahasa Arab. Kota kuno itu dimasukkan sebagai warisan dunia oleh UNESCO, badan pendidikan dan kebudayaan PBB, pada 21 Mei 2015 setelah melakukan serangan berdarah selama sembilan hari.

Sejak itu, ujar lembaga hak asasi yang berbasis di London tersebut, mereka mengeksekusi setidaknya 217 orang, berikut 67 warga sipil, di dalam dan sekitar Palmyra.

Kepala Kebijaksanaan Luar Negeri Uni Eropa Federica Moherini pada Kamis pekan lalu memperingatkan bahwa di kawasan Palmyra berpotensi terjadi kejahatan perang. Ribuan orang, ujar Moghrini, bakal menjadi korban kekerasan dan hancurnya situs budaya di sana.

"ISIS melakukan pembunuhan massa dan menghancurkan warisan dunia, arkeologi, dan budaya di Suriah serta Irak. Hak tersebut menurut Statuta Roma Pengadilan Kejahatan Internasional dikategorikan sebagai sebuah kejahatan perang."

AL JAZEERA | CHOIRUL AMINUDDIN

Berita terkait

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

1 hari lalu

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

Presiden terpilih Prabowo Subianto menerima telepon dari Menhan AS. Berikut jenjang karier dan profil Lloyd Austin.

Baca Selengkapnya

Tajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran

20 hari lalu

Tajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran

Tajikistan membantah tuduhan Rusia bahwa kedubes Ukraina di ibu kotanya merekrut warga untuk berperang melawan Rusia

Baca Selengkapnya

Iran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri

21 hari lalu

Iran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri

Polisi Iran telah menangkap beberapa anggota ISIS yang diduga merencanakan aksi bunuh diri menjelang Idul fitri.

Baca Selengkapnya

Rusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow

29 hari lalu

Rusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow

Rusia mengatakan menemukan bukti bahwa pelaku yang membunuh lebih dari 140 orang di gedung konser dekat Moskow terkait dengan "nasionalis Ukraina."

Baca Selengkapnya

Rusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow

30 hari lalu

Rusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow

Rusia menaruh kecurigaan bahwa Ukraina, bersama Amerika Serikat dan Inggris, terlibat dalam penembakan di Moskow.

Baca Selengkapnya

2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan

32 hari lalu

2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan

Warga negara Tajikistan, Rachabalizoda Saidakrami dan Shamsidin Fariduni dapat melakukan perjalanan dengan bebas antara Rusia dan Turki

Baca Selengkapnya

Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

32 hari lalu

Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui bahwa sejauh ini belum ada tanda-tanda keterlibatan Ukraina dalam penembakan di gedung konser Moskow

Baca Selengkapnya

Serangan Moskow Terjadi, Apakah Pengganti KGB telah Kehilangan Tajinya?

32 hari lalu

Serangan Moskow Terjadi, Apakah Pengganti KGB telah Kehilangan Tajinya?

Serangan Moskow menimbulkan pertanyaan tentang ketajaman FSB, pengganti KGB, badan intelijen yang kerap dianggap momok bagi Barat.

Baca Selengkapnya

Macron Sebut Intelijen Prancis Konfirmasi ISIS di Balik Serangan Konser Rusia

33 hari lalu

Macron Sebut Intelijen Prancis Konfirmasi ISIS di Balik Serangan Konser Rusia

Prancis bergabung dengan AS dengan mengatakan bahwa intelijennya mengindikasikan bahwa ISIS bertanggung jawab atas serangan di konser Rusia

Baca Selengkapnya

Rusia Pertanyakan Klaim ISIS sebagai Dalang Serangan: Ini Upaya AS Lindungi Ukraina!

33 hari lalu

Rusia Pertanyakan Klaim ISIS sebagai Dalang Serangan: Ini Upaya AS Lindungi Ukraina!

Rusia menantang pernyataan Amerika Serikat bahwa ISIS menjadi dalang penembakan di sebuah gedung konser di luar Moskow yang menewaskan 137 orang

Baca Selengkapnya