TEMPO.CO, Washington DC - Amerika Serikat dan Uni Eropa menyatakan keprihatinan mereka atas hukuman mati terhadap mantan Presiden Mesir Mohammed Mursi oleh pengadilan Mesir.
Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan pada Minggu, 17 Mei 2015, Amerika Serikat, melalui seorang pejabat Kementerian Luar Negeri, menyatakan bahwa mereka prihatin dengan keputusan pengadilan yang melakukan hukuman mati secara masal, termasuk terhadap mantan presiden Mursi.
"Kami sangat prihatin dengan satu lagi hukuman mati oleh pengadilan Mesir terhadap lebih dari seratus terdakwa, termasuk mantan presiden Mursi. Kami secara konsisten menentang pengadilan dan menghukum pelaku secara massal di Mesir," kata pejabat tersebut, seperti dilansir Press TV, Senin, 18 Mei 2015.
Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan pada hari yang sama, Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Federica Mogherini mengatakan hukuman itu tidak sejalan dengan hukum internasional. "Keputusan pengadilan untuk memberikan hukuman mati tidak sejalan dengan kewajiban Mesir yang berada di bawah hukum internasional," ujar Mogherini.
Mogherini menambahkan, hukuman mati itu merupakan sebuah tindakan yang kejam dan tidak manusiawi. Pejabat diplomat tertinggi Uni Eropa tersebut lebih lanjut mencatat bahwa Uni Eropa menentang hukuman mati dalam segala keadaan.
Kelompok hak asasi manusia, Amnesty International, juga mengecam keputusan tersebut dan menggambarkan hukuman itu sebagai taktik kotor pemerintah Mesir untuk menghilangkan musuh politik mereka.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pun menggambarkan hukuman tersebut sebagai tindakan yang mengotori demokrasi. Menurut Erdogan, Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi telah kembali ke era lama Mesir.
Mursi digulingkan militer pada Juli 2013 dan dijatuhi hukuman mati setelah ditemukan bersalah melarikan diri dari penjara dan membunuh anggota keamanan ketika terjadi kebangkitan revolusi rakyat pada 2011.
Selain Mursi, sebanyak 105 anggota Ikhwanul Muslimin juga dijatuhi hukuman mati atas kesalahan yang sama.
PRESS TV | YON DEMA
Berita terkait
Menuju Perbaikan Hubungan, Menlu Mesir dan Turki Bertemu di Kairo
18 Maret 2023
Turki memutuskan hubungan dengan Mesir setelah penggulingan Mohamed Mursi dari Ikhwanul Muslimin yang didukung Ankara.
Baca SelengkapnyaPengadilan Mesir Vonis 12 Tokoh Ikhwanul Muslimin Hukuman Mati
15 Juni 2021
Pengadilan sipil tertinggi Mesir menguatkan vonis hukuman mati untuk 12 tokoh senior Ikhwanul Muslimin atas kerusuhan 2013 lalu
Baca SelengkapnyaMesir Blokir Situs Human Right Watch karena Rilis Penyiksaan Bui
8 September 2017
Mesir memblokir situs Human Rights Watch sehari setelah organisasi tersebut merilis laporan tentang penyiksaan sistematis di penjara negara itu
Baca SelengkapnyaMesir Pulangkan 2 Mahasiswa Indonesia Setelah Ditahan Satu Bulan
31 Agustus 2017
Pada 30 Agustus 2017, Kedutaan Besar RI di Kairo menerima informasi dari kantor pusat Imigrasi Mesir bahwa pemerintah Mesir menyetujui pemulangan.
Baca SelengkapnyaPPMI: Mesir Tahan 2 Mahasiswa Asal Sumatera Barat
10 Agustus 2017
Presiden Persatuan Pelajar dan Mahasiswa Indonesia (PPMI) Mesir Pangeran Arsyad Ihsanul Haq mengatakan 2 mahasiswa Sumatera Barat ditahan polisi Mesir
Baca SelengkapnyaMesir Punya Pangkalan Militer Terbesar di Timur Tengah dan Afrika
24 Juli 2017
Pangkalan militer Mesir terbesar di Timur Tengah dan Afrika berlokasi di kota El Hammam, di sebelah barat Alexandria.
Baca SelengkapnyaBeri Anak Nama Asing, Orang Tua di Mesir Terancam Dibui
15 Juni 2017
Para orang tua di Mesir terancam dipenjara hingga enam bulan lamanya jika memberi nama asing atau Barat kepada bayi mereka.
Gerombolan Bertopeng Tembaki Bus Umat Kristen Koptik, 28 Tewas
27 Mei 2017
Gerombolan pria bersenjata, bertopeng, dan berseragam militer menyerang bus yang mengangkut umat Kristen Koptik Mesir, 23 orang tewas.
Baca SelengkapnyaTuduh Seorang Pendakwah Murtad, Rektor Al Azhar Dipecat
8 Mei 2017
Rektor Universitas Al-Azhar Ahmed Hosni Taha dipecat karena melabeli seorang pendakwah dengan istilah murtad
Baca SelengkapnyaMesir Membebaskan Pemimpin Ikhwanul Muslimin Hassan Malek
6 Mei 2017
Malek yang menjalani tahanan rumah sekjak Oktober 2015.
Baca Selengkapnya