Ibu Asal Inggris Pimpin Tentara Perempuan ISIS  

Jumat, 17 April 2015 12:56 WIB

Militan Negara Islam (ISIS) membacakan dakwaan terhadap salah satu terduga mencuri saat akan dieksekusi di depan umum di kota Mosul. Sebelum dilakukan eksekusi keempat pria yang diduga melakukan pencurian di wawancara oleh militan ISIS. dailymail.co.uk

TEMPO.CO, London - Sally Jones diduga memimpin anggota Brigade al-Khanssaa, kelompok tentara perempuan yang dibentuk Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Dia adalah ibu dua anak asal Inggris yang bergabung dengan ISIS tahun lalu.

Kepala mata-mata Inggris menduga Sally adalah perempuan pemimpin al-Khanssaa yang muncul di video yang beredar di Internet. Menurut laporan Mirror pada Kamis, 16 April 2015, para ahli telah menganalisis video itu dan membandingkannya dengan foto Sally. Mereka menduga video itu direkam di luar sebuah gereja di Suriah.

Sally, perempuan 45 tahun berambut pirang, tadinya adalah gitaris band musik punk pada 1990-an. Belakangan Sally mengatakan ingin memenggal kepala penganut Kristen dengan pisau. Dia pergi ke Suriah ke 2013 dengan putranya yang baru berusia 10 tahun, Jojo. Putranya berganti nama menjadi Hamza.

Sally kini diburu oleh Inggris karena beberapa serangan teror. Dia berganti nama menjadi Umm Hussain al-Britani atau Sakinah Hussain. Sally menyatakan diri sebagai milisi setelah Inggris dan Amerika Serikat, yang menurut dia negara teroris, menyerang Irak serta membunuh muslim.

Awalnya beredar foto ibu dua anak tersebut dengan burka hitam, mengacungkan senapan AK-47, dan membidik sasaran. Seorang sumber di bidang keamanan Inggris menduga video tersebut adalah video pertama yang menampakkan Sally memimpin puluhan perempuan di Suriah. "Ini bukti pertama dia di level tinggi al-Khanssaa," ujar sumber itu. Seperti video ISIS lainnya, video berdurasi 5 menit itu menggunakan musik latar.

Tampak beberapa perempuan membawa tas di bahu mereka. Meski burka yang mereka kenakan hanya menyisakan bagian mata, banyak di antara mereka terlihat berkulit putih. Perempuan yang diduga Sally berteriak dalam bahasa Arab sambil mengepalkan tangan ke udara dan diikuti para perempuan lain. "Kita tidak bisa meremehkan ancaman mereka pada keamanan kita," kata sumber itu lagi.

Sally menikahi hacker Junaid Hussain, 20 tahun, yang sebelumnya dipenjara karena mencuri data pribadi mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair. Tahun lalu Hussain diketahui bekerja membajak komputer untuk ISIS. Pasangan Sally-Hussain diyakini tinggal di Raqqa, tempat pemenggalan dan penyaliban biasa dilakukan di hadapan publik.

Keluarga Sally terguncang mengetahui perubahan pada diri Sally. Kakak Sally, Patrick,52 tahun, tidak mau berkomentar.

Menurut International Center for the Study of Radicalisation, setidaknya ada 30 perempuan Inggris berangkat ke utara Suriah. Sally diduga tinggal dengan Khadijah Dare, perempuan asal London dan Asqa Mahmood asal Glasgow. Mereka menjadi perekrut gadis Inggris yang hendak bepergian ke Suriah.

MIRROR | ATMI PERTIWI

Berita terkait

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

6 hari lalu

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

Presiden terpilih Prabowo Subianto menerima telepon dari Menhan AS. Berikut jenjang karier dan profil Lloyd Austin.

Baca Selengkapnya

Tajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran

25 hari lalu

Tajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran

Tajikistan membantah tuduhan Rusia bahwa kedubes Ukraina di ibu kotanya merekrut warga untuk berperang melawan Rusia

Baca Selengkapnya

Iran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri

26 hari lalu

Iran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri

Polisi Iran telah menangkap beberapa anggota ISIS yang diduga merencanakan aksi bunuh diri menjelang Idul fitri.

Baca Selengkapnya

Rusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow

35 hari lalu

Rusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow

Rusia mengatakan menemukan bukti bahwa pelaku yang membunuh lebih dari 140 orang di gedung konser dekat Moskow terkait dengan "nasionalis Ukraina."

Baca Selengkapnya

Rusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow

36 hari lalu

Rusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow

Rusia menaruh kecurigaan bahwa Ukraina, bersama Amerika Serikat dan Inggris, terlibat dalam penembakan di Moskow.

Baca Selengkapnya

2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan

37 hari lalu

2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan

Warga negara Tajikistan, Rachabalizoda Saidakrami dan Shamsidin Fariduni dapat melakukan perjalanan dengan bebas antara Rusia dan Turki

Baca Selengkapnya

Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

37 hari lalu

Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui bahwa sejauh ini belum ada tanda-tanda keterlibatan Ukraina dalam penembakan di gedung konser Moskow

Baca Selengkapnya

Serangan Moskow Terjadi, Apakah Pengganti KGB telah Kehilangan Tajinya?

38 hari lalu

Serangan Moskow Terjadi, Apakah Pengganti KGB telah Kehilangan Tajinya?

Serangan Moskow menimbulkan pertanyaan tentang ketajaman FSB, pengganti KGB, badan intelijen yang kerap dianggap momok bagi Barat.

Baca Selengkapnya

Macron Sebut Intelijen Prancis Konfirmasi ISIS di Balik Serangan Konser Rusia

38 hari lalu

Macron Sebut Intelijen Prancis Konfirmasi ISIS di Balik Serangan Konser Rusia

Prancis bergabung dengan AS dengan mengatakan bahwa intelijennya mengindikasikan bahwa ISIS bertanggung jawab atas serangan di konser Rusia

Baca Selengkapnya

Rusia Pertanyakan Klaim ISIS sebagai Dalang Serangan: Ini Upaya AS Lindungi Ukraina!

38 hari lalu

Rusia Pertanyakan Klaim ISIS sebagai Dalang Serangan: Ini Upaya AS Lindungi Ukraina!

Rusia menantang pernyataan Amerika Serikat bahwa ISIS menjadi dalang penembakan di sebuah gedung konser di luar Moskow yang menewaskan 137 orang

Baca Selengkapnya