TEMPO.CO, Paris - Jaringan televisi Prancis TV5MONDE mengatakan jika saluran televisi tersebut telah diretas oleh seorang yang mengaku sebagai anggota kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Ia mengaku telah membajak bukan hanya saluran televisi, tapi juga situs dan halaman Facebook stasiun televisi tersebut.
"Kami tidak lagi mampu menyiarkan saluran kami. Situs kami dan situs media sosial tidak lagi di bawah kendali kami dan semua yang akan ditampilkan adalah tanggung jawab ISIS," kata Yves Bigot, Direktur Penyiaran TV5Monde.
Serangan tersebut dimulai pada pukul 10.00 malam waktu setempat, tetapi lembaga penyiar global berbahasa Prancis tersebut tampaknya kembali memiliki kontrol pada halaman Facebook-nya saat tengah malam. Tetapi jaringan stasiun televisi masih berada di bawah kendali peretas.
Dalam serangan dan terornya, para pembajak (hacker) mengunggah dokumen-dokumen pada halaman Facebook TV5MONDE, yang berisikan kartu identitas dan CV dari kerabat tentara-tentara Prancis yang terlibat dalam operasi anti-ISIS.
Posting-an itu juga menuduh Presiden Prancis Francois Hollande telah melakukan kesalahan tak termaafkan dengan terlibat dalam perang yang tidak memiliki tujuan apa pun. Prancis adalah bagian dari koalisi militer pimpinan AS yang melakukan serangan udara terhadap ISIS di Irak dan Suriah.
"Khaliffa Cyber akan terus melakukan upaya 'Jihad Cyber' terhadap musuh-musuh ISIS," bunyi pesan yang di-posting oleh hacker di akun Facebook TV5MONDE.
Kabar tentang hal ini muncul setelah pada Selasa, 7 April 2015, beberapa situs swasta di Israel juga diretas oleh kelompok bernama Anonymous yang mengklaim sebagai peretas pro-Palestina. Sampai saat ini belum diketahui apakah kedua kelompok ini memiliki hubungan atau tidak.
NEWS.COM.AU | MECHOS DE LAROCHA
Berita terkait
Peran 2 Terduga Teroris Anggota JAD yang Ditangkap Densus 88 di Bima
13 hari lalu
Densus 88 Antiteror menangkap laki-laki inisial LHM dan DW di Bima, Nusa Tenggara Barat.
Baca SelengkapnyaWakil Direktur CIA Ungkap Ada Rencana Serangan Teror ISIS di Konser Taylor Swift di Austria
21 hari lalu
Wakil Direktur CIA mengungkap rencana serangan teror di konser Taylor Swift di Austria telah berhasil digagalkan. Terduga pelaku anggota ISIS
Baca SelengkapnyaKanselir Jerman Olaf Scholz Janji Tingkatkan Angka Deportasi setelah Penikaman oleh ISIS
24 hari lalu
Kanselir Jerman Olaf Scholz mengatakan insiden penikaman terbaru di Solingen merupakan "terorisme terhadap semua pihak".
Baca SelengkapnyaKepolisian Jerman Menahan Terduga Pelaku Penikaman
26 hari lalu
Terduga pelaku adalah anggota ISIS dan melakukan penikaman untuk membalas dendam umat Muslim Palestina yang tertindas.
Baca SelengkapnyaAntek ISIS Tikam 4 Sipir Penjara hingga Tewas di Rusia
27 hari lalu
ISIS kembali meneror Rusia dengan menyandera sipir dan narapidana. Mereka berhasil dilumpuhkan oleh Badan Keamanan Rusia.
Baca SelengkapnyaKewarganegaraannya Dicabut Mahkamah Agung Inggris, Ini Sosok Shamima Begum
41 hari lalu
Mahkamah Agung Inggris resmi mencabut status kewarganegaraan Shamima Begum sehingga membuatnya stateless.
Baca SelengkapnyaInggris Cabut Kewarganegaraan Shamima Begum
43 hari lalu
Shamima Begum kehilangan kesempatan terakhirnya untuk mendapatkan kembali status kewarganegaraan Inggris setelah diputus oleh Mahkamah Agung
Baca SelengkapnyaFakta tentang 3 Remaja Tersangka Rencana Pembunuhan di Konser Taylor Swift
43 hari lalu
Tiga remaja terkait ISIS telah ditetapkan menjadi tersangka rencana pembunuhan di konser Taylor Swift di Wina, Austria.
Baca SelengkapnyaKonser Taylor Swift di Wina Dibatalkan karena Ancaman Teror ISIS
43 hari lalu
Tiga konser Taylor Swift di Austria dibatalkan karena ada indikasi teror ISIS.
Baca SelengkapnyaKonser Taylor Swift di Austria Batal Usai Rencana Serangan Teroris Terungkap
43 hari lalu
Taylor Swift seharusnya melanjutkan The Eras Tour di Wina, Austria, pada 8-10 Agustus 2024
Baca Selengkapnya