Cina Peringatkan Filipina Soal Aktivitas di Laut Cina Selatan

Reporter

Jumat, 27 Maret 2015 19:18 WIB

Bangunan yang dibangun oleh Cina di Kepulauan Spratly, Laut Cina Selatan. REUTERS / Erik de Castro

TEMPO.CO, Beijing - Kementerian Luar Negeri Cina menyatakan sangat prihatin setelah Filipina mengatakan akan melanjutkan kerja-kerja perbaikan dan rekonstruksi di pulau-pulau yang disengketakan di Laut Cina Selatan. Kementerian mengatakan Manila telah melanggar kedaulatan Cina, Jumat, 27 Maret 2015.

"Ini bukan hanya pelanggaran terhadap kedaulatan Cina. Tapi juga sekaligus menunjukkan kemunafikan Filipina," katanya, menyeru kepada Filipina agar menarik diri dari pulau-pulau.

Kementerian Luar Negeri Filipina mengatakan aktivitas mereka, termasuk perbaikan landasan, tidak melanggar kode etik informal di Laut Cina Selatan. Sebab mereka tidak akan mengubah status quo di daerah yang disengketakan. Perjanjian tersebut ditandatangani Cina dan sepuluh negara Asia Tenggara di Phnom Penh.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina, Hua Chunying, mengatakan pihaknya sangat prihatin mendengar pernyataan Menteri Luar Negeri Filipina Albert del Rosario.

"Di satu sisi Filipina membuat kritik yang tidak masuk akal tentang kegiatan pembangunan yang normal dilakukan Cina di pulau sendiri, sementara di sisi lain mengumumkan akan melanjutkan perbaikan pada bandara, landasan pacu, dan konstruksi ilegal lain di Kepulauan Spratly Cina yang mereka tempati secara ilegal," kata Hua.

Filipina sempat menghentikan kegiatan tersebut tahun lalu atas kekhawatiran terhadap dampak negatif yang ditimbulkan di pengadilan arbitrase internasional yang mereka ajukan terhadap China.

Oktober tahun lalu, Manila meminta semua negara menghentikan pekerjaan konstruksi di pulau-pulau kecil dan terumbu karang di Laut Cina Selatan yang sebagian besar diklaim Cina.

Cina sendiri sedang melakukan pekerjaan reklamasi besar-besaran di daerah tersebut. Adapun Taiwan, Malaysia, dan Vietnam sedang membangun dan meningkatkan fasilitas mereka di daerah yang sama.

Pada 2013, Manila mengajukan kasus arbitrase di Den Haag untuk mempertanyakan batas laut yang diklaim Beijing. Del Rosario mengatakan Manila berharap ada keputusan pada Februari tahun depan.

Cina telah mengklaim hampir seluruh Laut Cinta Selatan, yang diyakini memiliki simpanan besar minyak dan gas. Brunei, Malaysia, Filipina, Vietnam, dan Taiwan juga mengklaim daerah tersebut, tempat sekitar $ 5 triliun kekayaan alam diangkut setiap tahun.

REUTERS | MECHOS DE LAROCHA

Berita terkait

Deretan Negara yang Bersengketa di Laut China Selatan, Indonesia Masuk!

9 Februari 2023

Deretan Negara yang Bersengketa di Laut China Selatan, Indonesia Masuk!

Ada banyak negara yang bersengketa di Laut China Selatan, diantaranya Cina, Filipina, Vietnam, Malaysia, Brunei Darussalam dan Indonesia

Baca Selengkapnya

Prabowo Subianto Temui PM Singapura Bahas Konflik di Laut Cina Selatan

13 Juni 2022

Prabowo Subianto Temui PM Singapura Bahas Konflik di Laut Cina Selatan

Prabowo Subianto membahas konflik di Laut Cina Selatan dengan Perdana Menteri Singapura.

Baca Selengkapnya

Dilarang Tangkap Ikan, Filipina Ajukan Protes Diplomatik ke China

31 Mei 2022

Dilarang Tangkap Ikan, Filipina Ajukan Protes Diplomatik ke China

Kemlu Filipina mengecam pemberlakuan moratorium penangkapan ikan oleh China yang disebut bertujuan untuk meregenerasi cadangan ikan

Baca Selengkapnya

Filipina Hentikan Pemutaran Film Uncharted, Gara-Gara Peta Laut Cina Selatan

27 April 2022

Filipina Hentikan Pemutaran Film Uncharted, Gara-Gara Peta Laut Cina Selatan

Pemerintah Filipina menghentikan semua pemutaran film Hollywood "Uncharted" karena ada peta Laut Cina Selatan dengan klaim Cina yang disengketakan

Baca Selengkapnya

Bakamla Gagalkan Kejahatan Laut yang Berpotensi Rugikan Negara Rp4 T pada 2021

7 Maret 2022

Bakamla Gagalkan Kejahatan Laut yang Berpotensi Rugikan Negara Rp4 T pada 2021

Ada sejumlah isu global yang menjadi perhatian Bakamla, diantaranya konflik Rusia dan Ukraina, Pandemi Covid-19, perubahan iklim, Laut Cina Selatan.

Baca Selengkapnya

Malaysia Sebut Cina Mitra Utama, Meski Ada Saling Klaim atas Laut Cina Selatan

12 Oktober 2021

Malaysia Sebut Cina Mitra Utama, Meski Ada Saling Klaim atas Laut Cina Selatan

Pada Januari-Agustus 2021, nilai perdagangan kedua pihak telah meningkat 35,2 persen, tapi soal wilayah Malaysia tidak akan kompromi.

Baca Selengkapnya

Filipina Dukung Langkah Australia Buat Kapal Selam Nuklir untuk Tangkal Cina

21 September 2021

Filipina Dukung Langkah Australia Buat Kapal Selam Nuklir untuk Tangkal Cina

Pemerintah Filipina memberikan dukungan kepada Australia perihal pengadaan kapal selam nuklir via kesepakatan dengan Amerika dan Inggris.

Baca Selengkapnya

Wapres AS Kamala Harris Kunjungi Singapura dan Vietnam, Tangkal Pengaruh Cina

31 Juli 2021

Wapres AS Kamala Harris Kunjungi Singapura dan Vietnam, Tangkal Pengaruh Cina

Kamala Harris lanjut dengan rencananya mengunjungi Vietnam dan Singapura pada Agustus nanti. Khusus Vietnam, akan menjadi kunjungan bersejarah.

Baca Selengkapnya

Manny Pacquiao Kritik Presiden Filipina Karena Lembek ke Cina

10 Juni 2021

Manny Pacquiao Kritik Presiden Filipina Karena Lembek ke Cina

Senator dan petinju Filipina, Manny Pacquiao, menilai sikap Presiden Rodrigo Duterte kurang tegas pada Cina terkait konflik di Laut Cina Selatan

Baca Selengkapnya

Ajudan Duterte Ingatkan 220 Kapal Cina di Laut Cina Selatan Bisa Picu Permusuhan

5 April 2021

Ajudan Duterte Ingatkan 220 Kapal Cina di Laut Cina Selatan Bisa Picu Permusuhan

Ajudan Presiden Rodrigo Duterte mengatakan ratusan kapal Cina yang menerobos wilayah Laut Cina Selatan bisa menyebabkan permusuhan Cina dan Filipina

Baca Selengkapnya