550 Wanita Barat Gabung dengan ISIS, Ini Alasannya

Reporter

Editor

Indah Pratiwi

Selasa, 10 Maret 2015 06:56 WIB

Sejumlah wanita tengah bekerja membuat hijab untuk balita, pabrik tersebut terletak di Provinsi Nineveh, Irak Utara. Wilayah ini dibawah kontrol ISIS, grup teror itu menerapkan pemerintahan yang keras dan kejam, 11 Februari 2015. Dailymail.co.uk

TEMPO.CO, London - The International Strategic Dialogue merilis sebuah laporan tentang radikalisasi perempuan Barat, yang terutama didasarkan pada pernyataan yang dibuat melalui akun media sosial. Ditemukan bahwa wanita yang bepergian ke wilayah yang dikuasai Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) terutama didorong oleh tiga alasan utama: penindasan yang dirasakan orang-orang muslim, keinginan untuk membuat sebuah negara dengan ideologi murni, dan merasakannya sebagai kewajiban agama.

Erin Saltman, yang memimpin program perempuan dan ekstremisme lembaga ini, mengatakan sekitar 550 wanita dari negara-negara Barat telah melakukan perjalanan ke wilayah yang dikuasai ISIS. Termasuk di dalamnya adalah sekitar 70 orang dari Prancis dan 50 orang dari Inggris.

"Meskipun beberapa wanita muda mungkin akan terkejut pada kondisi di sana, terutama di daerah yang dilanda perang, sebagian besar wanita muda yang telah menjadi radikal tak menyesal meninggalkan keluarga dan rumah mereka," katanya.

Mia Bloom, penulis Bombshell: Women and Terrorism, mengatakan perekrut online akan mempropagandakan manfaat hidup di wilayah ISIS. Ia terutama menyatakan mereka akan menjadi bagian dari persaudaraan sejati dengan banyak teman sehati. "Mereka mencoba untuk menjual ide bahwa itu adalah utopia yang sangat ideal," katanya.

Para perekrut online akan sering mendiskreditkan kekejaman ISIS dengan mengatakan bahwa media bias memberitakannya. "Seperti jaringan pedofil seksual, mereka menciptakan hubungan, membangun kepercayaan, menciptakan lingkungan kerahasiaan, dan 'jangan bilang siapa-siapa'," kata Bloom, yang juga mengajar studi keamanan di University of Massachusetts, Lowell.

Mereka juga dapat memberikan tip tentang cara untuk meninggalkan negara itu, termasuk apa yang harus dikemasi, apa yang dipakai, dan bagaimana untuk menghindari kecurigaan pihak keamanan, serta kadang-kadang menyediakan bantuan keuangan untuk pembelian tiket pesawat. Informasi serupa juga dapat ditemukan di situs web.

ISIS telah menjadi sangat mahir menggunakan media sosial sebagai alat rekrutmen, khususnya bagi kaum muda, demikian kata para ahli. Di Spanyol, empat orang ditangkap setelah diketahui melakukan kampanye di media sosial untuk memikat perempuan bergabung dengan kelompok ekstremis seperti ISIS.

Bloom mengatakan wanita biasanya diberitahu untuk hanya terbang ke negara seperti Turki dan kemudian akan dikontak oleh seseorang yang akan membawanya ke wilayah ISIS. Dia mengatakan perempuan yang direkrut sengaja tidak diberitahu tentang spesifik dari rencana ini sehingga jika mereka tertangkap dalam perjalanan, mereka tidak dapat memberikan informasi rinci terkait rute yang akan mereka ambil untuk masuk ke Suriah.

CBC NEWS | INDAH P.

Berita terkait

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

2 hari lalu

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

Presiden terpilih Prabowo Subianto menerima telepon dari Menhan AS. Berikut jenjang karier dan profil Lloyd Austin.

Baca Selengkapnya

Tajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran

21 hari lalu

Tajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran

Tajikistan membantah tuduhan Rusia bahwa kedubes Ukraina di ibu kotanya merekrut warga untuk berperang melawan Rusia

Baca Selengkapnya

Iran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri

22 hari lalu

Iran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri

Polisi Iran telah menangkap beberapa anggota ISIS yang diduga merencanakan aksi bunuh diri menjelang Idul fitri.

Baca Selengkapnya

Rusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow

31 hari lalu

Rusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow

Rusia mengatakan menemukan bukti bahwa pelaku yang membunuh lebih dari 140 orang di gedung konser dekat Moskow terkait dengan "nasionalis Ukraina."

Baca Selengkapnya

Rusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow

32 hari lalu

Rusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow

Rusia menaruh kecurigaan bahwa Ukraina, bersama Amerika Serikat dan Inggris, terlibat dalam penembakan di Moskow.

Baca Selengkapnya

2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan

33 hari lalu

2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan

Warga negara Tajikistan, Rachabalizoda Saidakrami dan Shamsidin Fariduni dapat melakukan perjalanan dengan bebas antara Rusia dan Turki

Baca Selengkapnya

Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

33 hari lalu

Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui bahwa sejauh ini belum ada tanda-tanda keterlibatan Ukraina dalam penembakan di gedung konser Moskow

Baca Selengkapnya

Serangan Moskow Terjadi, Apakah Pengganti KGB telah Kehilangan Tajinya?

34 hari lalu

Serangan Moskow Terjadi, Apakah Pengganti KGB telah Kehilangan Tajinya?

Serangan Moskow menimbulkan pertanyaan tentang ketajaman FSB, pengganti KGB, badan intelijen yang kerap dianggap momok bagi Barat.

Baca Selengkapnya

Macron Sebut Intelijen Prancis Konfirmasi ISIS di Balik Serangan Konser Rusia

34 hari lalu

Macron Sebut Intelijen Prancis Konfirmasi ISIS di Balik Serangan Konser Rusia

Prancis bergabung dengan AS dengan mengatakan bahwa intelijennya mengindikasikan bahwa ISIS bertanggung jawab atas serangan di konser Rusia

Baca Selengkapnya

Rusia Pertanyakan Klaim ISIS sebagai Dalang Serangan: Ini Upaya AS Lindungi Ukraina!

34 hari lalu

Rusia Pertanyakan Klaim ISIS sebagai Dalang Serangan: Ini Upaya AS Lindungi Ukraina!

Rusia menantang pernyataan Amerika Serikat bahwa ISIS menjadi dalang penembakan di sebuah gedung konser di luar Moskow yang menewaskan 137 orang

Baca Selengkapnya