ISIS Kuasai Kawasan Senjata Nuklir Libya

Reporter

Rabu, 4 Maret 2015 04:33 WIB

Kawasan yang dikuasai ISIS menjadi target serangan pesawat tempur Mesir di kota Dema, Libya, 16 Februari 2015. Mesir melakukan serangan setelah ISIS menghukum mati 21 warganya. Jawhar Ali/Anadolu Agency/Getty Images

TEMPO.CO , Kairo:Kabar mencengangkan datang dari saudara sepupu kolonel Muammar Gaddafi, Ahmed Gaddaf al-Dam yang pernah menjabat sebagai kepala badan intelejen Libya. Ahmed mengungkapkan, kelompok milisi negara Islam Irak dan Suriaha atau negara Islam (ISIS/IS) memiliki bahan dasar pembuat senjata nuklir.



Seperti dikutip dari Daily Mail, 2 Maret 2015, Ahmed menjelaskan, militan setia ke ISIS di Libya disinyalir memiliki lebih dari 6.000 barel Uranium yang disimpan di wilayah padang gurun sebelah barat daya kota Sabah, Libya. ISIS telah menguasai kota Sabah.

Sebelumnya wilayah tersebut adalah tempat penyimpanan Uranium milik pemerintah Libya yang dijaga oleh angkatan bersenjata Libya, sebelum akhirnya dikabarkan telah dikuasai oleh milisi setia ISIS di Libya.

Biji Uranium atau yang biasa disebut dengan Yellowcake adalah bahan dasar pembuatan senjata nuklir. Dibutuhkan waktu yang lama dan proses panjang mengolah Yellowcake menjadi senjata nuklir.

Ahmed menjelaskan, pengubahan Uranium menjadi senjata nuklir membutuhkan dana kurang lebih sekitar US $ 400 juta atau setara Rp 5 triliun. Namun, ujarnya, bisa saja Uranium tersebut dijual ke Korea Utara misalnya untuk mendapatkan dana guna melakukan aksi terorisme.

"Mereka (ISIS), telah memiliki Uranium, karena mereka telah menguasai wilayah penyimpanan Uranium Libya, mereka bukan orang yang bodoh. Mereka tahu cara menghasilkan uang. Mereka akan menjualnya." ujar Ahmed.

Keberadaan Uranium tersebut telah menjadi pusat perhatian dunia selama ini. Inspektur dari pengawas Badan Energi Atom Internasional pernah mengunjungi wilayah Sabah pada Desember 2013 untuk memverifikasi ukuran gudang penyimpanan dan kondisi penyimpanan tetapi tidak jelas keberadaannya dan tidak ditemukan.

Walaupun demikian, hal tersebut merupakan peringatan serius dari keluarga mantan pemimpin Libya Kolonel Muammar Qaddafi. Ia tentunya lebih mengetahui secara persis mengenai kondisi negaranya.

DAILYMAIL|YON DEMA

Berita terkait

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

2 hari lalu

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

Presiden terpilih Prabowo Subianto menerima telepon dari Menhan AS. Berikut jenjang karier dan profil Lloyd Austin.

Baca Selengkapnya

Tajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran

21 hari lalu

Tajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran

Tajikistan membantah tuduhan Rusia bahwa kedubes Ukraina di ibu kotanya merekrut warga untuk berperang melawan Rusia

Baca Selengkapnya

Iran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri

22 hari lalu

Iran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri

Polisi Iran telah menangkap beberapa anggota ISIS yang diduga merencanakan aksi bunuh diri menjelang Idul fitri.

Baca Selengkapnya

Rusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow

31 hari lalu

Rusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow

Rusia mengatakan menemukan bukti bahwa pelaku yang membunuh lebih dari 140 orang di gedung konser dekat Moskow terkait dengan "nasionalis Ukraina."

Baca Selengkapnya

Rusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow

32 hari lalu

Rusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow

Rusia menaruh kecurigaan bahwa Ukraina, bersama Amerika Serikat dan Inggris, terlibat dalam penembakan di Moskow.

Baca Selengkapnya

2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan

33 hari lalu

2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan

Warga negara Tajikistan, Rachabalizoda Saidakrami dan Shamsidin Fariduni dapat melakukan perjalanan dengan bebas antara Rusia dan Turki

Baca Selengkapnya

Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

33 hari lalu

Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui bahwa sejauh ini belum ada tanda-tanda keterlibatan Ukraina dalam penembakan di gedung konser Moskow

Baca Selengkapnya

Serangan Moskow Terjadi, Apakah Pengganti KGB telah Kehilangan Tajinya?

34 hari lalu

Serangan Moskow Terjadi, Apakah Pengganti KGB telah Kehilangan Tajinya?

Serangan Moskow menimbulkan pertanyaan tentang ketajaman FSB, pengganti KGB, badan intelijen yang kerap dianggap momok bagi Barat.

Baca Selengkapnya

Macron Sebut Intelijen Prancis Konfirmasi ISIS di Balik Serangan Konser Rusia

34 hari lalu

Macron Sebut Intelijen Prancis Konfirmasi ISIS di Balik Serangan Konser Rusia

Prancis bergabung dengan AS dengan mengatakan bahwa intelijennya mengindikasikan bahwa ISIS bertanggung jawab atas serangan di konser Rusia

Baca Selengkapnya

Rusia Pertanyakan Klaim ISIS sebagai Dalang Serangan: Ini Upaya AS Lindungi Ukraina!

34 hari lalu

Rusia Pertanyakan Klaim ISIS sebagai Dalang Serangan: Ini Upaya AS Lindungi Ukraina!

Rusia menantang pernyataan Amerika Serikat bahwa ISIS menjadi dalang penembakan di sebuah gedung konser di luar Moskow yang menewaskan 137 orang

Baca Selengkapnya